Perpeloncoan di ITN Sudah Jadi Tradisi

Written By Unknown on Sabtu, 14 Desember 2013 | 10.30

TEMPO.CO, Malang--Kegiatan pelonco di kampus Institut Teknologi Nasional, Malang, diduga rutin dilakukan tiap tahun. Namun, baru di tahun ini pelonco ITN berakibat buruk dengan tewasnya Fikri Dolasmantya Surya.

Mahasiswa asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, itu tewas saat mengikuti Kemah Bakti Desa di obyek wisata Pantai Gua Cina, RT 49/RW 09, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 12 Oktober 2013. (Selengkapnya di #Pelonco Maut ITN)

Dugaan itu diketahui dari keterangan empat warga setempat kepada Tempo pada Jumat, 12 Desember 2013. Mulyati, salah seorang pemilik warung, mengaku sempat bertanya kepada seorang panitia kenapa mahasiswa yunior dibentak-bentak karena lama di dalam kamar mandi saat kencing. "Tidak apa-apa, Bu. Dulu saya juga begitu waktu ikut kegiatan seperti ini," kata perempuan berumur 56 tahun, menirukan jawaban sang panitia.

Mulyati sempat menangis di dapur setelah melihat Fikri duduk selonjoran di teras warung kosong di sebelah warungnya dalam kondisi sangat lemas dan pucat pasi.

Sutiyani, 28 tahun, juga mendapat jawaban senada dari panitia lain saat menanyakan larangan bagi warga untuk memberi makan dan minum kepada peserta KBD. "Katanya aturannya sudah begitu dari dulu. Si orang panitia itu pun dulu dibegitukan," kata Sutiyani.

Banyak mahasiswa yang memang terpaksa menolak karena takut ketahuan. Hukuman berat pasti didapat mahasiswa yunior yang ketahuan menerima pertolongan dari warga itu. Tapi, ada segelintir mahasiswa yang nekat memakan dan meminum pemberian warga secara diam-diam.

Setahu ibu dua anak itu, jumlah mahasiswa yang nekat itu lima orang dan semuanya perempuan. "Mereka curi-curi kesempatan, tak tahu bagaimana caranya mereka makan dan minum dalam kondisi begitu," kata dia, sambil menyusui anak keduanya.

Kesaksian serupa diberikan Nurul Hadi, penjaga Masjid Nurul Jabar Nur. Masjid ini persis di belakang warung Mulyati. Hadi sangat kecewa dan kesal melihat perlakuan kasar yang dialami peserta KBD. Jengkelnya makin ke ubun-ubun saat mendapati kamar mandinya kian jorok dan berbau pesing.

"Mahasiswa-mahasiswa yunior itu tidak boleh mandi dan ganti baju. Jadi pas salat, ya kotor-kotor begitu, kayak orang habis dari sawah. Belubutan gak keruan. Mukena yang dipakai perempuan pun kotor. Cowoknya ada yang pakai kaus sobek. Waktu saya tanya ke seorang panitia yang berjanggut, dijawab itu sudah sesuai aturan kegiatan dan si panitia itu pun mengalaminya di tempat lain," kata Hadi.

Maryono, Ketua Paguyuban Mitra Kelola Wanawisata Pantai Gua Cina, juga menguatkan keterangan ketiga tetangganya. Ia sempat menegur panitia dan melarang pemberian hukuman di dekat bangunan kayu lima toilet miliknya. Di dekat toilet inilah pada Kamis, 10 Oktober, sekitar pukul 8 pagi sehabis senam, Fikri dibanting dan ditendang di bagian rusuk kiri-kanan saat tak bisa lagi bangkit dan berdiri sehingga harus merayap. Fikri dihukum begitu hanya gara-gara membuang nasi.

"Ada panitia yang bilang, tapi saya lupa namanya, hukuman seperti itu sudah biasa. Tapi bagi kami itu tetap saja brutal, tidak berperikemanusiaan," kata bekas preman dan pernah jadi wartawan tabloid Visual di Jakarta itu. Ia dan beberapa kawannya insyaf dan bermukim di Sitiarjo.

Karena dilarang Maryono, alhasil panitia menggeser kegiatan di warung-warung lain atau di tempat lain yang tak sepenuhnya bisa diamati Maryono dan kawan-kawan.

ABDI PURMONO

Terkait:
Begini Brutalnya Pelonco ITN Versi Warga Sitiarjo
Pengelola Gua Cina Sempat Tolak Perpeloncoan ITN
Saksi Pelonco Maut: Fikri Dibanting dan Ditendang
Kontras Temukan Bukti Kekerasan Perpeloncoan ITN


Anda sedang membaca artikel tentang

Perpeloncoan di ITN Sudah Jadi Tradisi

Dengan url

http://nasionalitas.blogspot.com/2013/12/perpeloncoan-di-itn-sudah-jadi-tradisi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Perpeloncoan di ITN Sudah Jadi Tradisi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Perpeloncoan di ITN Sudah Jadi Tradisi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger