Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres  

Written By Unknown on Senin, 18 Maret 2013 | 10.31

Senin, 18 Maret 2013 | 08:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Unggulnya nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam bursa pencalonan wakil presiden versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) disebabkan masyarakat membutuhkan figur pemimpin alternatif. Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan, Jokowi sebagai media darling atau tokoh yang disukai media, berhasil menjawab keinginan masyarakat dan menjadi suatu fenomena.

"Gaya Jokowi sangat otentik dan gerak-geriknya selalu menjadi magnet bagi masyarakat," kata Ari saat dihubungi, Ahad, 17 Maret 2013. Dia mengatakan, kepemimpinan Jokowi merupakan suatu antitesis.

Figur itulah yang menarik perhatian calon presiden 2014 untuk menggandengnya sebagai pendamping. Namun, menurut dia, Jokowi yang telanjur populer sebagai suatu figur justru belum tentu menjamin tingkat keterpilihan kandidat yang menggandengnya.

"Jokowi belum tentu serta-merta memberikan dukungan bagi calon presidennya," kata Ari. Namun, ia mengatakan, akan lain jika Jokowi mencalonkan diri sebagai calon presiden. Akan tetapi, Jokowi pun sulit diprediksi maju sebagai calon presiden. (Baca: Kecil Kemungkinan Jokowi Nyapres Lewat PDIP)

Ari mengatakan, Jokowi pun masih unggul ketimbang tokoh lainnya yang selama ini digadang-gadang sebagai kandidat presiden 2014, seperti Megawati, Aburizal Bakrie, dan Prabowo Subianto. "Masyarakat sudah bosan dengan orang-orang lama," ujar dia. Namun demikian, dia menegaskan, jika Jokowi maju sebagai calon presiden pada 2014, bisa jadi masyarakat akan mempertanyakan komitmennya dalam memimpin Ibu Kota.

Variasi tokoh yang tidak mengalami perubahan dalam survei, menurut Ari, dipengaruhi oleh faktor oligarki pada partai masing-masing tokoh. "Pengendali partai atau ketua umumnya tidak bisa melepaskan diri dari pencalonan presiden 2014."

Di samping itu, faktor lainnya adalah calon alternatif yang masih malu-malu mengekspos diri. "Istilahnya masih tiarap. Kalau masih begitu, bagaimana mau terekspos oleh lembaga survei," kata Ari.

Padahal, menurut dia, ketertarikan masyarakat yang sudah menurun terhadap tokoh lama bisa digunakan sebagai kesempatan bagi tokoh alternatif. "Peluang sudah tersedia, tinggal bagaimana keberanian para penantang," ujarnya.

Dalam survei pada 1-8 Maret 2013, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai calon wakil presiden mencapai 35,2 persen. Lingkaran melakukan survei pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen. Ia berhasil mengungguli Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Ketiganya hanya memperoleh suara masing-masing sebesar 21,2 persen, 17,1 persen, dan 15,1 persen. (Baca: Survei Cawapres, Jokowi Ungguli Kalla dan Hatta)

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Lainnya:
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet
Kericuhan Warnai Kongres Luar Biasa PSSI
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Ini Dia Formula Renault Andalan Alexandra


Anda sedang membaca artikel tentang

Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres  

Dengan url

http://nasionalitas.blogspot.com/2013/03/kenapa-jokowi-unggul-di-bursa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres  

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres  

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger