Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Dewan Pertimbangan Golkar Tak Ikut Tentukan Caleg  

Written By Unknown on Rabu, 31 Oktober 2012 | 10.30

Rabu, 31 Oktober 2012 | 09:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Pimpinan Nasional Partai Golongan Karya, melalui Rapat Paripurna VIII, memutuskan Dewan Pertimbangan tidak dilibatkan dalam kriteria penentuan calon legislator. Penentuan keputusan berlangsung alot karena munculnya sejumlah pro dan kontra.

"Dalam tim seleksi, Dewan Pertimbangan harus dilibatkan untuk menambah bobot kriteria caleg," kata Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Akbar Tandjung, di Jakarta, Selasa malam, 30 Oktober 2012. Namun, usulan itu disambut teriakan tanda tidak setuju dari sejumlah anggota rapat.

Ia berharap Dewan Pertimbangan kembali ke fungsinya sebagai pihak yang memberi rekomendasi kepada partai. "Kami sudah menyampaikan saran untuk calon presiden secara demokratis dan terbuka. Berikan kesempatan kepada kami untuk memberikan saran dan pertimbangan," kata Akbar.

Pernyataannya tersebut kemudian dilanjutkan oleh anggota Dewan Pertimbangan lainnya, Abdul Ghofur. "Apakah Dewan Pertimbangan hanya dianggap sebagai angin lalu? Saya setuju kalau dewan pertimbangan masuk ke dalam tim seleksi," ujar politikus senior Partai Golkar itu. Namun, mayoritas forum tidak setuju dengan usulannya itu.

Di tengah teriakan pro dan kontra, kader Golkar lainnya, Nurdin Khalid, menyampaikan usulan. "Dewan Pertimbangan tak perlu turun langsung dalam tim seleksi. Itu justru akan menjatuhkan martabatnya," kata mantan Ketua Umum PSSI itu. Usulannya disambut oleh teriakan "setuju" oleh sebagian besar peserta rapat.

Pemimpin rapat, Ahmad Noor Supit, menyatakan Golkar memberi pertimbangan dan menghargai apa yang diamanatkan oleh Dewan Pertimbangan partai. Setelah menempuh perdebatan selama kurang lebih satu jam, akhirnya sekitar pukul 19.00 rapat memutuskan Dewan Pertimbangan tidak masuk dalam tim seleksi caleg.

Ditemui seusai rapat, Akbar Tandjung menyatakan tetap memberikan arahan dan pertimbangan terhadap tim seleksi, walaupun tidak secara teknis. "Dalam hasil rapat, Dewan Pertimbangan tetap dilibatkan," katanya. Ia menolak anggapan adanya pemangkasan peran Dewan Pertimbangan dalam partai. "Keputusan nantinya tetap diserahkan kepada DPP."

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Terpopuler:
Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras''
Anggota DPR ''Palak'' BUMN, Apa Kata Aria Bima
SMS DPR Pemeras Disebar? Dahlan Menjawab


10.30 | 0 komentar | Read More

Kronologi Hilangnya Mahasiswa Brawijaya di Semeru

Rabu, 31 Oktober 2012 | 10:16 WIB

TEMPO.CO, Lumajang - Mochamad Siraz Awaludin Iqbal, mahasiswa semester tiga Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, dikabarkan hilang saat turun dari puncak Mahameru, kemarin. Belum diperoleh kabar mengenai kondisi mahasiswa asal Dusun Demangjaya, RT IV/RW I Desa Krebet, Kabupaten Malang tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo melalui pesawat handy talkie di Posko SAR Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lumajang, diperoleh keterangan bahwa Siraz merupakan salah satu dari tujuh pendaki dalam satu rombongan yang mendaki ke puncak Mahameru.

Kepala Kepolisian Sektor Senduro Polres Lumajang, Ajun Komisaris Junaidi, saat memberikan informasi ihwal perkembangan situasi melalui HT menyatakan, dari tujuh orang yang naik ke puncak Mahameru, tiga orang memilih untuk turun lebih dulu, yakni Heri, Wildan, dan Siraz.

"Kronolgisnya tiga ini orang ini turun menuju Kalimati untuk mempersiapkan logistik. Rupanya Siraz ini kebablasan tidak belok. Sedangkan yang dua belok menuju Kalimati," kata Junaidi.

Kemudian, empat kawannya yang lain yang berada di puncak, belakangan kemudian ikut turun dari puncak sesuai jadwal, sekitar pukul 10.00 WIB. Sesampai di basecamp di Kalimati, ternyata Siraz tidak berada di Kalimati. "Dan setelah dicari tidak ketemu," katanya.

Selanjutnya, dua orang pendaki kemudian turun ke Malang untuk memberitahukan kepada orang tua Siraz, tiga orang tetap di Ranupane dan yang dua orang naik ke atas bersama Tim SAR dari Cagar Alam dan beberapa pendaki untuk mencari korban.

Komandan SAR Kabupaten Lumajang, Nugroho Dwi Atmoko, mengatakan pihaknya memperoleh informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, Selasa malam sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka mengatakan bahwa seorang mahasiswa hilang dalam pendakian di Gunung Semeru.

"Ada rombongan mahasiswa Universitas Brawijaya yang berjumlah 20 orang mendaki ke Gunung Semeru. Seorang dari rombongan itu hilang," kata Nugroho kepada Tempo, Selasa malam. Siraz, kata Nugroho, terpisah dari rombongan di seputaran Cemoro Tunggal, sebelah atas Arcapada. Peristiwa itu, kata Nugroho, terjadi pada siang kemarin, 30 Oktober 2012.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita Terpopuler:
Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras''
Anggota DPR ''Palak'' BUMN, Apa Kata Aria Bima
SMS DPR Pemeras Disebar? Dahlan Menjawab


10.30 | 0 komentar | Read More

Dua Tahanan Kabur Polsek Medan Timur Dibekuk

Written By Unknown on Selasa, 30 Oktober 2012 | 10.30

Selasa, 30 Oktober 2012 | 10:16 WIB

TEMPO.CO, Medan - Dua orang dari 12 tahanan Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Timur yang kabur dari sel tahanannya, Senin malam, 29 Oktober 2012, sekitar pukul 21.30 WIB, ditangkap di Jalan Mahameru Krakatau, Medan Timur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Medan, Komisaris Yoris Marzuki, menjelaskan bahwa dua tahanan yang dibekuk tersebut adalah M. Rifki dan Irwan Saputra. Kedua warga Setia Jadi Gang Mesjid itu adalah tersangka kasus pencurian. "Yang lain masih dikejar. Saya masih di Belawan," katanya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 30 Oktober 2012.

Adapun 10 tahanan yang hingga kini masih terus diburu adalah Ary Binsar Nainggolan, Chandra Herlambang, Yusuf Bawazir, Al Farillo, M. Zuhri Ramadhan, Ginda Siregar, Parulian Panjaitan, Daniel Santoso Silalahi, Jhoni Hamonangan Nainggolan, dan Rahmadsyah.

Para tahanan tersebut kabur Senin malam, 29 Oktober 2012. Mereka meloloskan diri dengan cara membengkokkan terali besi sel dan memanjat tembok. Kemudian lari ke arah Stasiun Kereta Api Medan yang letaknya di belakang Polsek Medan Timur.

Kepala Polsek Medan Timur, Komisaris Polisi Patar Silalahi, belum bersedia menjelaskan ihwal kaburnya para tahanan tersebut." Nanti saja dijelaskan di Polresta Medan," ujarnya.

Pekan lalu sebanyak 13 tahanan Polsek Medan Area juga kabur setelah memotong terali besi. Akibat kasus tersebut Kepala Polsek Medan Area, Komisaris Sony Siregar, dimutasi.

SAHAT SIMATUPANG


10.30 | 0 komentar | Read More

Tulalit Pengiklan 'TKI on Sale'  

Selasa, 30 Oktober 2012 | 10:25 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Dua nomor telepon itu mendadak tulalit sepanjang hari, Senin, 29 Oktober 2012. Nomor telepon ketiga ada yang mengangkat, tapi orang yang mengangkatnya pun "tulalit".

"Banyak orang menelepon tanya tentang pembantu," kata pria beraksen Malaysia-India di seberang telepon. "Saya tak tahu apa-apa karena saya bukan agen pembantu." Dia mengaku terganggu oleh telepon tersebut. "Saya masih punya pekerjaan," katanya sembari menutup telepon.

Itulah sepenggal penelusuran Tempo terhadap selebaran iklan "Indonesian Maids Now on Sale" di Malaysia. Iklan beredar di antaranya di kawasan Chowkit Road, Kuala Lumpur.

Pada selebaran yang disertai tiga nomor telepon dan alamat agen itu disebutkan bahwa harga TKI 7.500 ringgit Malaysia atau diskon 40 persen dari tarif semula. Jika tertarik, peminat bisa menyetor deposit 3.500 RM.

"Sekitar sebulan lalu, brosur ini memang saya lihat tertempel di daerah Chowkit," kata seorang warga Indonesia yang bekerja di sebuah restoran, tapi menolak namanya dikutip. Kini, menurut dia, selebaran itu sudah raib.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, juga mengaku melihat iklan itu ketika berada di Malaysia pada akhir pekan lalu. Saat itu juga dia menghubungi nomor telepon yang ada di iklan tersebut dan ia memang ditawari jasa TKI. "Pihak agen sangat aktif. Mestinya kami bertemu pagi ini," kata dia kemarin.

Tempo juga mendatangi alamat agen penyalur yang ada di iklan itu, yang bernama Smart Labour Service Sdn. Bhd. Mengaku berkantor di Jalan Rengas Nomor 70, Southern Park, Klang, kantor itu ternyata kedai potong rambut Southern Guy''s. "Tak ada agen pembantu rumah di sini," kata pegawai kedai.

Pemerintah Malaysia mengecam iklan tersebut dan mempersilakan masalah ini dibahas Joint Task Force yang dibentuk untuk menangani semua masalah yang muncul terkait TKI. "Iklan seolah-olah menggambarkan pembantu rumah tangga asal Indonesia bisa diperjualbelikan seperti barang dagangan," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Malaysia.

ISMA SAVITRI | ARYANI KRISTANTI SUNDARI | MASRUR (Kuala Lumpur)

Baca juga:
EDISI KHUSUS SUMPAH PEMUDA
Percakapan Anis dengan Pengiklan TKI on Sale
Ada Iklan ''TKI on Sale'' di Malaysia
Migrant Care: TKI Not for Sale
Migrant Care: Iklan TKI di Malaysia Melecehkan
Muhaimin Kecam Iklan Obral TKI di Malaysia


10.30 | 0 komentar | Read More

Museum Budaya Gunung Segera Dibangun di Merapi

Written By Unknown on Senin, 29 Oktober 2012 | 10.30

Senin, 29 Oktober 2012 | 09:46 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah akan membangun Museum Budaya Gunung di kawasan Gunung Merapi. Lokasi museum itu satu kompleks dengan Museum Vulkanologi Merapi di kawasan Kaliurang, Yogyakarta.

"Negara kita berada di kawasan cincin api. Artinya budaya masyarakat gunung punya kontribusi besar pada bangsa ini. Jadi harus ada museumnya," ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti di sela acara persiapan "World Cultural for Development Forum (WCF) 2013" di Yogyakarta pada Sabtu, 27 Oktober 2012.

Menurut Wiendu, rencana itu semakin menguat setelah berbagai komunitas secara intensif menggelar berbagai forum kebudayaan gunung, seperti Festival Lima Gunung atau Srawung Seni Segara Gunung.

Bagi dia, rencana ini akan membuat kawasan Merapi mempunyai tempat pengenalan peradaban gunung api paling lengkap di Indonesia. "Ada Museum Vulkanologi untuk aspek sains dan Museum Budaya Gunung dari segi tradisinya," kata Wiendu.

Wiendu mengatakan museum ini tak akan dibangun seperti museum lain yang hanya mementingkan aspek dokumentasi. Museum itu, ujarnya, harus menjadi penggerak tumbuhnya komunitas budaya gunung yang kuat.

"Nanti kita mau bentuk koloni seniman di museum itu sehingga bisa sekaligus menjadi pusat bertemunya komunitas kebudayaan berbagai gunung," kata Wiendu.

Kini rencana itu sedang dimatangkan tim dari jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Ika Putra, anggota tim itu, mengatakan konsep bangunan museum akan dibuat sesuai dengan kontur geografis dan berada di bagian bawah permukaan tanah sehingga mirip bunger yang tak mudah rusak ketika ada erupsi.

Guru besar arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM, Timbul Haryono, menyarankan agar konsep museum ini nanti menjadi penyampai cerita mengenai perjalanan kebudayaan masyarakat gunung. 

Rahayu Supanggah, Rektor Institut Seni Indonesia, Surakarta, berharap museum itu bisa menjadi media untuk mempelajari berbagai kesenian dan tradisi masyarakat gunung. Menurut dia, berbagai catatan sejarah membuktikan bahwa banyak tradisi di Keraton Jawa terinspirasi oleh budaya gunung. 

"Banyak tradisi yang dilahirkan dari gunung dan baru meluas setelah dibawa masuk keraton serta mengalami berbagai modifikasi."

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita lain:
Soekarno: Bahasa Jawa Jangan Jadi Bahasa Nasional 
Tokoh Nasionalis ini, Kakek dari Dian Sastro 
Gugatan Polri ke KPK Dinilai Aneh 
Rahasia Kisah Asmara W.R. Soepratman 
Lagu Indonesia Raya dan Kontroversinya  


10.30 | 0 komentar | Read More

Pemuda PKS Usulkan Bibit Waluyo Calon Gubernur  

Senin, 29 Oktober 2012 | 09:52 WIB

TEMPO.CO, Semarang - Kalangan pemuda Partai Keadilan Sejahtera Jawa Tengah mengusulkan tiga nama calon Gubernur Jawa Tengah kepada pimpinan PKS Jawa Tengah. Tiga nama itu merupakan hasil pertemuan Kongres Pemuda PKS yang diikuti perwakilan pemuda PKS dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah di Semarang pada Sabtu, 27 Oktober 2012.

Ketua Bidang Generasi Muda Profesi PKS Jawa Tengah, Fris Dwi Yulianto, menyatakan tiga nama yang layak menjadi Gubernur Jawa Tengah adalah Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah 2008-2013), Hadi Prabowo (Sekretaris Daerah Jawa Tengah), serta Kukrit Suryo Wicaksono (Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Tengah). "Pemuda PKS ingin calon yang akan didukung oleh PKS adalah benar-benar calon yang kredibel dan memiliki kapasitas," kata Fris Dwi di Semarang, Ahad, 28 Oktober 2012.

Pemuda PKS sengaja menggelar acara kongres untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam kongres itu dilakukan jejak pendapat. Hasilnya adalah tiga nama yang layak menjadi Gubernur Jawa Tengah di mata para pemuda PKS.

Fris menyebutkan bahwa tiga nama itu memiliki keunggulan masing-masing. Pemuda PKS menilai Bibit Waluyo memiliki sikap lugas, tegas, serta apa adanya sehingga disukai para pemuda. Sedangkan Hadi Prabowo dinilai sebagai sosok pemrakarsa kegiatan yang menantang, seperti off-road. Adapun Kukrit, yang juga pemilik koran harian Suara Merdeka, dinilai sebagai seorang entrepreneur muda yang inspiratif.

Fris menyatakan bahwa Gubernur Jawa Tengah ke depan harus memiliki jiwa muda dan revolusioner. "Pemuda PKS ingin Gubernur mendatang lebih progresif dalam membangun Jawa Tengah, memajukan sektor pertanian, mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan," katanya.

Dari tiga nama yang diusulkan Pemuda PKS, baru Bibit Waluyo yang secara terang-terangan akan kembali maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah. Selama ini, Hadi Prabowo masih enggan menjawab ihwal pencalonannya dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah.

Selain membahas Pemilihan Gubernur 2013, Pemuda PKS membahas Pemilihan Umum 2014. Pemuda PKS meminta "jatah" kepada pimpinan PKS ihwal calon legislatif untuk generasi muda.

Ketua PKS Jawa Tengah Fikri Fakih menyatakan, hingga kini, partainya belum menentukan calon gubernur yang akan diusung. PKS masih melakukan survei eksternal dan internal untuk mengetahui berbagai problem di Jawa Tengah. "Survei juga untuk mengetahui seperti apa sosok yang diinginkan warga PKS dan warga Jawa Tengah," kata dia.

Di Purbalingga, Bibit Waluyo menyatakan belum menentukan siapa yang bakal mendampinginya maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah. "Saya mengalir sajalah, tidak pakai rekayasa apa-apa," katanya setelah memimpin upacara Hari Sumpah Pemuda di Purbalingga, Ahad, 28 Oktober 2012.

Bibit menyatakan siap untuk mengikuti pemilihan gubernur yang akan dihelat pada tahun depan itu. Jika masyarakat masih menghendaki, dia siap menjadi gubernur kembali. Namun, jika rakyat Jawa Tengah tak menghendakinya, dia siap mundur. Bibit tak menampik bahwa dia akan diusung oleh koalisi Partai Persatuan Pembangunan dengan Partai Amanat Nasional. "Ya, kira-kira begitu, tunggu saja," katanya.

ROFIUDDIN | ARIS ANDRIANTO

Berita lain:
Soekarno: Bahasa Jawa Jangan Jadi Bahasa Nasional 
Tokoh Nasionalis ini, Kakek dari Dian Sastro 
Gugatan Polri ke KPK Dinilai Aneh 
Rahasia Kisah Asmara W.R. Soepratman 
Lagu Indonesia Raya dan Kontroversinya  


10.30 | 0 komentar | Read More

Soegondo: Politikus, Birokrat, dan Wartawan

Written By Unknown on Minggu, 28 Oktober 2012 | 10.30

Minggu, 28 Oktober 2012 | 10:08 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Soegondo Djojopoespito (1905-1978), Ketua Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia dan Ketua Kongres Pemuda II, menempuh beragam profesi sepanjang hidupnya.

Catatannya sebagai politisi tentu tak perlu diragukan lagi. Sejak remaja, ia sudah menunjukkan minatnya di bidang politik. Soegondo sering menimba ilmu dan berdiskusi politik dengan Haji Agus Salim (1884-1954), pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.

Tak heran, kalau dia sudah mencapai kedudukan teratas sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia. Saat itu usianya baru 23 tahun. Bahkan dia didapuk menjadi Ketua Panitia Kongres Pemuda II di Batavia, sekarang Jakarta, pada 27-28 Oktober 1928.

Di bidang politik, selain menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia yang didirikannya pada 1926, pada 1933 Soegondo masuk ke Partai Pendidikan Nasional Indonesia, pecahan Partai Nasional Indonesia (PNI). Meskipun sebelumnya, ia adalah simpatisan PNI.

Lalu, di jalur birokrasi, pada masa penjajahan Dai Nippon (Jepang) 1943-1945, dia bekerja sebagai pegawai Shihabu (Departemen Kehakiman) bagian urusan penjara.

Pada masa revolusi fisik 1945-1950, ia aktif dalam Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) yang beranggotakan 28 orang saja. Puncak karirnya, pada masa Republik Indonesia Serikat, dalam Negara Republik Indonesia, Soegondo diangkat sebagai Menteri Pembangunan Masyarakat dalam Kabinet Halim oleh Acting Presiden Mr Assaat.

Majalah Tempo Edisi 36/37 tertanggal 2 November 2008 lewat tulisan yang berjudul 'Peran Soegondo: Sang Pemimpin yang Redup' Bersama Sutan Sjahrir, menuliskan Soegondo adalah satu dari delapan pendiri Partai Sosialis Indonesia pada 1948. Ia adalah anggota Politbiro Partai Sosialis Indonesia, merangkap Ketua Partai Sosialis Indonesia di Jawa Tengah/Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah 1950, entah mengapa ia memilih pensiun dari panggung politik.

Namun, di antara perannya sebagai politisi dan birokrat itu, ada dua profesi lainnya yang juga disandang Soegondo adalah menjadi guru dan wartawan.

Menurut Sunarindrati, putri kedua Soegondo, yang ketika ditemui Majalah Tempo pada 2008 berusia 71 tahun, pada 1941 ayahnya menjabat sebagai Direktur Kantor Berita Antara dengan Adam Malik sebagai redaktur.

"Ia menjadi wartawan politik dan mendapat saham dari LKBN Antara sebagai bonus," kata Sunarindrati. Menurut dia, ayahnya tidak pernah mau bekerja pada Belanda dan ia juga meminta Suwarsih, ibunya, melakukan hal yang sama.

Pada 1932, pindah ke Bandung menjadi Kepala Sekolah Taman Siswa di Bandung. Pada tahun itu, ia menikahi Suwarsih di Cibadak, Bogor. Bersama istrinya, Soegondo mendirikan Loka Siswa di Bogor. Namun, karena muridnya sedikit, sekolah ditutup.

Pada 1936 Soegondo pindah ke Semarang dan mengajar di sekolah Taman Siswa. Sedangkan isterinya bekerja di sekolah pimpinan Drs Sigit. Pada 1938, Soegondo diterima menjadi guru di Handels Cologium Ksatria Institur (Sekolah Dagang Ksatria) pimpinan Dr Douwes Dekker (1879-1950), tokoh pergerakan Indonesia.

Ketika wafat di Yogyakarta pada 1978, Soegondo dimakamkan di Pemakaman Keluarga Besar Taman Siswa, Taman Wijayabrata, di Celeban, Umbulharjo, DI Yogyakarta.

WIKIPEDIA | TEMPO | GRACE S GANDHI

Baca juga:
Edisis Khusus Tempo.co Sumpah Pemuda
Karang Lagu, Jepang Daftar Hitamkan Alfred Simanjuntak
Naskah Sumpah Pemuda Tak Orisinal?
Alasan Alfred Simanjuntak Dahulukan Pemudi
Wawancara A. Simanjuntak, Pengarang Bangun Pemudi Pemuda


10.30 | 0 komentar | Read More

Soegondo Pernah Satu Kost dengan Soekarno

Minggu, 28 Oktober 2012 | 10:24 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Soegondo Djojopoespito (1905-1978), Ketua Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia dan Ketua Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928, ternyata pernah satu kost-kostan dengan pemuda Soekarno (1901-1970).

Soekarno, bersama Mohammad Hatta (1902-1980) kelak menjadi orang-orang yang berhasil memerdekakan Indonesia dari masa penjajahan Belanda yang berlangsung selama 3,5 abad atau 350 tahun. Soekarno dan Hatta kemudian menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagaimana ceritanya sampai Soegondo bisa satu kost-kostan dengan Soekarno? Setelah menempuh pendidikan HIS atau sekolah dasar 7 tahun Soegondo di kota kelahirannya di Tuban, Jawa Timur pada 1911-1918, pada 1919 ia pindah ke Surabaya untuk meneruskan sekolahnya ke MULO (sekolah lanjutan pertama 3 tahun) 1919-1921.

Selama di Surabaya inilah, Soegondo mondok bareng Soekarno di rumah HOS Cokroaminoto (1882-1934), Ketua Sarekat Islam Indonesia. Barangkali dari tempat kost-kost inilah, ketertarikan Soegondo terhadap politik itu dimulai.

Setelah lulus MULO, pada 1922 ia melanjutkan sekolah ke AMS afdeling B (sekolah menengah atas bagian B 3 tahun) di Yogyakarta pada 1922-1924. Di sini, Soegondo mondok di rumah Ki Hadjar Dewantoro (1889-1959) di Jalan Wirogunan, sekarang Jalan Tamansiswa.

Ki Hadjar juga dikenal sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia dan merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, lembaga pendidikan yang member kepada para pribumi, terutama yang miskin, bisa memperoleh pendidikan yang sama seperti halnya kaum priyayi maupun orang Belanda.

WIKIPEDIA | TEMPO | GRACE S GANDHI

Baca juga:
Edisis Khusus Tempo.co Sumpah Pemuda
Karang Lagu, Jepang Daftar Hitamkan Alfred Simanjuntak
Naskah Sumpah Pemuda Tak Orisinal?
Alasan Alfred Simanjuntak Dahulukan Pemudi
Wawancara A. Simanjuntak, Pengarang Bangun Pemudi Pemuda


10.30 | 0 komentar | Read More

Alfred Simajuntak: Lagu itu Mengobarkan Semangat

Written By Unknown on Sabtu, 27 Oktober 2012 | 10.30

Sabtu, 27 Oktober 2012 | 10:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menciptakan lagu yang memicu patriotisme anak muda pada 1940-an, tidak semudah seperti sekarang. Tahun 1943, ketika Alfred Simajuntak menciptakan lagu ''Bangun Pemudi Pemuda'', Indonesia sedang dijajah oleh Jepang.

Alfred ingat, saat itu dirinya merasa terancam. Dia mengatakan dia sempat masuk daftar orang yang dicari oleh Kempetai, polisi rahasia Jepang. "Saya ingat waktu itu dikejar polisi Jepang, karena dinilai terlalu memberi semangat untuk anak muda," kata Alfred di kediamannya, di Bintaro, Tangerang, dua pekan lalu.

Menurut Alfred lagu yang diciptakan sangat patriotis di kuping Jepang. Pemerintah Jepang saat itu khawatir timbul pemberontakan dari kalangan pemuda setelah mendengar lagu ciptaan Alfred itu. "Saya sempat bersembunyi waktu dikejar, tapi saya lupa dimana. Saya enggak ingat juga berapa lama melarikan diri," katanya mengenang. "Jepang itu sangat jelek, orang mengarang lagu kok dikejar, mau dibunuh," kata pria kelahiran Tapanuli Utara, 20 September 1920.

Alfred menceritakan bagaimana kejamnya Jepang ketika menjajah Indonesia. Pria yang telah menciptakan sekitar 42 lagu ini menjelaskan banyak orang yang hilang karena dibunuh oleh polisi Jepang. "Kalau ada orang dianggap salah, lalu dijemput Jepang, maka dia tidak akan kembali. Entah dibunuh, ditembak atau dibuang ke jurang,"tutur Alfred.

"Dulu semua guru juga harus bisa berbahasa Jepang, tidak boleh tidak," ucapnya.

Setelah pensiun menjadi guru, Alfred banyak menghabiskan waktu dengan melakukan pelayanan di yayasan musik gereja setiap hari Senin hingga Kamis. Alfred sampai sekarang juga masih menciptakan lagu untuk gereja. Kepada Tempo, dia menunjukkan satu buku tebal yang berisi lagu serta not balok hasil ciptaanya.

"Saya tidak pernah belajar musik, anak saya sekolah musik di Amerika. Tuhan yang memberikan (bakat), bapak saya memang guru jemaat tapi tidak terlalu hebat nyanyinya. Saya diberkati Tuhan kemampuan musik, membuat lagu-lagu,"kata Alfred.

Soal komponis favorit, Alfred mengagumi Cornel Simajuntak yang menciptakan lagu Maju Tak Gentar. Dia mengenalnya begitu dekat sejak masih duduk di bangku sekolah

"Dia pintar, lagu-lagunya luar biasa. Dia sekolah di Muntilan, saya di Solo. Kalau ujian, kami bertemu di Muntilan. Saya juga mengagumi Binsar Sitompul dan Liberti Manik, itu tiga komponis hebat," kata Alfred.

ALIA FATHIYAH

Berita Terpopuler:
Keponakan Miranda Goeltom Gedor Penjara KPK  
Cicak vs Buaya Memanas Lagi, Kini Polri Gugat KPK 
Dirut RNI siap Ungkap Anggota DPR Peminta Upeti
Dua Hakim Agung Berseteru, Ada Pengusaha Terlibat? 
Berapa Jokowi Kurban? Riya, Tak Perlu Disebut


10.30 | 0 komentar | Read More

Suara Alfred Simajuntak Masih Lantang dan Empuk

Partitur lagu ''Bangun Pemudi Pemuda'' yang diciptakan Alfred Simanjuntak pada tahun 1943, yang ilhamnya datang saat ia sedang berada di kamar mandi. Waktu itu, menurut Alfred, Indonesia memerlukan lagu kebangsaan yang mampu mengobarkan semangat kemerdekaan. TEMPO/Praga Utama

Sabtu, 27 Oktober 2012 | 10:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -  Ketika membuat janji wawancara dua pekan lalu, Tempo tidak menyadari jika di ujung telpon adalah Alfred Simanjuntak. Suara pria pengarang lagu ini amat  empuk, dan terdengar masih segar dan merdu.

Selain ahli menciptakan lagu, Alfred juga memiliki vokal yang baik. Pria 92 tahun ini menyajikan keahlian memencet piano sambil bernyanyi di sela-sela wawancara di kediamannya, di Bintaro, Tangerang. Suaranya tinggi, nafasnya masih kuat dan artikulasinya masih jelas.

Alfred selalu disiplin dan menjaga kualitas vokalnya dengan tidak merokok. "Jangan merokok, jangan makan pedas dan jangan makan gorengan. Itu semua bisa merusak pita suara. Saya enggak pernah merokok, karena bikin kanker, kantong kering," Alfred tertawa.

Lalu Alfred mengajak Tempo untuk melatih vocal dan mengambil nada mengikuti arahannya. "Do re mi fa sol la si doooooo…." Nafas pencipta 42 lagu ini terlihat masih kuat untuk mengambil nada tinggi, sedangkan Tempo kepayahan mengikutinya.

Di rumah yang terlihat rapi dan bersih banyak terpampang foto dirinya dengan sang istri, Alida serta bersama anak-anak dan cucu. Di atas almari juga terlihat beberapa penghargaan yang didapatnya selama berkarir menjadi guru dan musisi.

"Saya banyak dapat penghargaan, tapi dari sekolah, Universitas, gereja. Tapi tidak ada dari pemerintah, belum pernah ada pemerintah datang ke sini. Saya juga tidak pernah mendapat undangan menghadiri HUT RI di istana, dan tak dianggap veteran," tutur Alfred sambil menunjuk beberapa penghargaan miliknya.

"Mungkin pemerintah tidak kenal siapa Alfred Simajuntak itu, batak-batak siapa ini," katanya terbahak.

ALIA FATHIYAH

Berita Terpopuler:
Keponakan Miranda Goeltom Gedor Penjara KPK  
Cicak vs Buaya Memanas Lagi, Kini Polri Gugat KPK 
Dirut RNI siap Ungkap Anggota DPR Peminta Upeti
Dua Hakim Agung Berseteru, Ada Pengusaha Terlibat? 
Berapa Jokowi Kurban? Riya, Tak Perlu Disebut


10.30 | 0 komentar | Read More

Dipanggil DPR, Dahlan Mau Ditanyai Soal PLN  

Written By Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 10.30

Kamis, 25 Oktober 2012 | 09:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sedianya diminta menjelaskan temuan Badan Pemeriksa Keuangan tentang inefisiensi di PT PLN (Persero) kepada Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat.

Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Effendi Simbolon, mengatakan Dahlan semestinya menghadiri rapat kerja tersebut. "Tidak baik kami menebak-nebak penyebab inefisiensi itu," katanya di kompleks parlemen, Senayan, kemarin. Rapat akhirnya dibatalkan karena Dahlan tak hadir.

Menurut Effendi, DPR meminta penjelasan Dahlan ihwal temuan inefisiensi di tubuh PLN sebesar Rp 37,6 triliun sepanjang 2009-2010. Sebelum menjabat Menteri BUMN, Dahlan adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009 hingga 19 Oktober 2011.

Dalam hasil auditnya, BPK menyatakan inefisiensi terjadi karena tidak tersedianya bahan bakar primer untuk menyalakan pembangkit listrik. Menurut Ketua BPK Hadi Poernomo, berdasarkan hasil audit terhadap hulu listrik pada 2010, kerugian yang dialami PT PLN (Persero) disebabkan tidak adanya pasokan gas.

Inefisiensi disulut berbagai sebab. BPK menilai PLN telat memenuhi kebutuhan gas, sedangkan pemasok gas serta batu bara gagal memenuhi kontrak. Hal lainnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta BP Migas tak berupaya memenuhi kebutuhan gas serta batu bara PLN. PT Pertamina Geothermal Energy ikut menyumbang ketidakefisienan karena terlambat mengoperasikan lapangan uap. 

Direktur Manajemen Bisnis dan Risiko PT PLN (Persero), Murtaqi Syamsudin, mengakui PLN tak bisa mengontrol pasokan gas. Sebabnya, suplai gas dipengaruhi tata niaga, ketersediaan, kebijakan pemerintah, infrastruktur, dan regulasi lainnya. "Bila pemborosan hanya dialamatkan pada kami, itu tidak proporsional," katanya.

PLN, menurut Murtaqi, tidak bisa memberikan sanksi terhadap kontraktor yang tak mampu memenuhi pasokan gas sesuai dengan kontrak. Sebab, dalam kontrak dicantumkan bahwa gas dipasok sesuai dengan kemampuan kontraktor. Jumlahnya pun tidak tetap. "Sifat gas alamiah, tergantung eksploitasi dan eksplorasi."

Murtaqi heran karena Dewan baru mempermasalahkan hasil audit saat ini. Padahal laporan BPK sudah disampaikan sejak September 2011. Ia menyatakan masalah ini sudah dijelaskan berkali-kali kepada DPR. Penjelasan dilakukan sejak Dahlan masih menjabat direktur utama di sana.

Menteri Dahlan menolak menanggapi temuan BPK. Ia mengaku sedang terburu-buru menghadiri acara. "Waktu saya sangat mepet," katanya saat ditemui di Bandara Sultan Taha, Jambi, semalam.

SYAIFUL BAKHORI | BERNADETTE CHRISTINA | ANGGA SUKMA | GUSTIDHA BUDIARTIE | DEWI RINA

Terpopuler:
Panas-Dingin Dahlan Iskan versus DPR
BPK Jamin Audit Hambalang Akan Muat Semua Temuan
Wa Ode Tahu Ada Transfer Duit Suap ke Rekeningnya 
Penipuan Haji Diduga Libatkan Pegawai Kementerian
PDIP Tawari Keluarga Keraton Caleg Pemilu 2014


10.30 | 0 komentar | Read More

Masa Sidang I DPR 2012-2013 Ditutup Hari Ini  

Suasana sidang paripurna terkait laporan kinerja 2011-2012 dan ulang tahun ke-67 DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). ANTARA/Puspa Perwitasari

Kamis, 25 Oktober 2012 | 09:53 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat akan mengakhiri masa persidangan pertama tahun sidang 2012-2013, Kamis, 23 Oktober 2012. Setelah ini Dewan akan menjalani masa reses ke daerah pemilihan masing-masing.

Ada sejumlah agenda yang akan diputuskan dalam sidang paripurna ini. Pertama, pembicaraan tingkat II/pengambilan keputusan RUU tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru.

Kedua, pembicaraan Tingkat II pengambilan keputusan tentang Lembaga Keuangan Mikro. Ketiga, Pidato penutupan masa sidang I. Sidang ini akan dipimpin oleh Ketua DPR Marzuki Alie.

Sebelumnya, pembentukan daerah otonomi baru sudah disepakati di Komisi Pemerintahan DPR. Ada satu provinsi dan empat kabupaten baru yang disepakati untuk dimekarkan. Provinsi baru yang akan diputusakan pada sidang paripurna ini adalah Provinsi Kalimantan Utara.

Di lain pihak, empat kabupaten baru adalah Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Sedangkan keputusan apakah revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2012 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dikeluarkan atau dibiarkan dalam Program Legislasi Nasional, tidak ada dalam agenda. 

WAYAN AGUS PURNOMO

Terpopuler:
BPK Isyaratkan Nama Menteri Andi Masuk 
Nasib GKI Yasmin Masih Tak Menentu 
Panas-Dingin Dahlan Iskan versus DPR
Pemilih Aburizal Sedikit, Golkar Jadikan Evaluasi 
Wartawan Lokal Tak Bisa Liput SBY di Balikpapan


10.30 | 0 komentar | Read More

Kawasan Rawan Bencana Merapi Boleh Ditinggali

Written By Unknown on Rabu, 24 Oktober 2012 | 10.30

Rabu, 24 Oktober 2012 | 09:28 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan tak mempermasalahkan keberadaan permukiman di kawasan rawan bencana I, di sekitar lereng Merapi, saat ini. Sebelumnya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan batas waktu pada 15 September lalu bagi 500 warga di wilayah Sleman untuk relokasi.

Menurut Syamsul, keberadaan warga di kawasan rawan bencana ini tak bermasalah karena mereka menyatakan sendiri siap siaga menghadapi bencana. Pernyataan ini, kata dia, menunjukkan warga menyadari apa yang harus dilakukan untuk menyiapkan segala risiko saat letusan terjadi. "Mereka bilang siap, jadi kita perbolehkan saja," ujar dia seusai pembukaan "Konferensi Tingkat Menteri Asia untuk Mereduksi Risiko Bencana" di Jogja Expo Center, Selasa, 23 Oktober 2012.

Syamsul mengatakan, keberadaan warga yang menetap di kawasan bahaya seperti itu hanya butuh pendampingan berupa program yang mendukung living in harmony dengan kawasan rawan bencana. "Kata BPPTK, tujuh hari sebelum Merapi meletus, sudah bisa dideteksi. Dalam waktu selama itu, saya bisa cepat mengungsikan mereka," ujar Syamsul.

Dia mengatakan, sikap ini diambil BNPB karena strategi pengurangan risiko bencana memang tak selalu harus relokasi dari kawasan rawan bencana. Menurut Syamsul, ada empat strategi, yakni menjauhkan warga dari lokasi bencana, menjauhkan bencana dari warga, mendukung living in harmony, dan memanfaatkan kearifan lokal.

Saat ini, kata Syamsul, BNPB terus menambah infrastruktur yang bisa mendukung kemudahan bagi pengungsi saat letusan terjadi. Contohnya, di lereng Merapi yang ada di kawasan Balerante, Klaten, Jawa Tengah, sudah dibangun tiga lokasi pengungsian dengan kapasitas 1.000 hingga 1.500 orang.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, di sela konferensi, menjelaskan bahwa semua kawasan rawan bencana tidak bisa ditempati. Pemerintah daerah harus membuat konsep tata ruang yang benar-benar berdasarkan mitigasi bencana. "Sayang, living in harmony di gunung berapi tak semudah dikatakan, semua risiko harus segera dipetakan," kata dia.

Surono memperkirakan, sebesar apa pun letusan Merapi di masa mendatang, efeknya tak akan terlalu besar jika sistem peringatan dini semakin canggih dan sempurna. Dia mengatakan, erupsi 2010 berdampak besar karena sistem peringatan dini masih lemah dan warga menghiraukan peringatan dari pemerintah.

Agralno, Sekretaris Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, menuturkan, selama ini dalam pengurangan risiko bencana, pemerintah terus terpaku pada persoalan relokasi, sementara persoalan lain diabaikan. "Bagi kami, (relokasi) bukan prioritas utama untuk mengatasi bencana," kata Agralno kepada Tempo.

Dia mengatakan, hingga kini di desanya masih ada 400 keluarga korban erupsi yang menolak relokasi. Mereka tersebar di tiga dusun: Srunen, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul. Sehari-hari, para warga itu masih beternak sapi dan bertani.

Menurut dia, warga selama ini menanti peran pemerintah memulihkan ekonomi. Relokasi dinilai tak relevan. "Sekarang siapa yang bisa hidup dengan lahan relokasi seluas 100 meter persegi, sementara warga bisanya hanya beternak dan bertani," kata dia. Sebelum erupsi, rata-rata warga punya lahan minimal seperempat hektare.

Adapun juru kunci Merapi, Mas Lurah Suraksihono, mengatakan, saat ini dia dan warga Kinah Rejo yang telah direlokasi tetap memilih tinggal di lokasi baru di Karang Kendal, Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman. "Saat ini kami belum berpikir kembali ke atas, meski ada program living in harmony itu," kata dia kepada Tempo.

Putra almarhum juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, itu mengakui, setelah direlokasi, banyak warga yang masih kembali ke atas untuk menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum erupsi, yakni bertani. Prinsip yang dianut warga yang sudah mendapat hunian tetap saat ini seragam. "Tinggal di bawah, kerja di atas," ujarnya terkekeh.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM | PRIBADI WICAKSONO


10.30 | 0 komentar | Read More

BPK Isyaratkan Nama Menteri Andi Masuk  

Rabu, 24 Oktober 2012 | 09:57 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan membuka peluang masuknya nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ke dalam laporan audit investigasi pembangunan pusat pendidikan olahraga di Bukit Hambalang, Sentul. Tim auditor BPK tengah menyelidiki dugaan keterlibatan Andi.

"Pak Andi itu masih diproses," kata Wakil Ketua BPK Hasan Bisri kepada Tempo. Hari ini, rencananya tim pemeriksa BPK mempresentasikan hasil audit dalam sidang badan BPK. "Nanti kami bahas apakah laporan itu sudah memenuhi standar atau belum," kata dia. Hasan menegaskan, dalam rapat itu, mereka akan berusaha mencari mufakat. "Tidak usah voting."

Hasan mengungkapkan, peran Andi ditelusuri berdasarkan hasil investigasi dan pemeriksaan sebelumnya. Senin sore lalu, lima auditor BPK memeriksa Andi di kantor Kementerian Olahraga dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran proyek senilai Rp 2,5 triliun itu.

Ia menuturkan, tak adanya nama Andi dalam laporan sementara per 1 Oktober 2012 tidak dapat dijadikan acuan. Alasannya, proses investigasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Apalagi, sejak 1 Oktober, auditor sudah maju signifikan.

Hasil audit akan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat jika telah mendapat persetujuan dari anggota BPK terkait. Menurut Hasan, dua anggota BPK yang akan menandatangani laporan tersebut adalah anggota II, Taufiequrachman Ruki, dan anggota III, Agung Firman Sampurna.

Agung Firman menjelaskan, hasil audit Hambalang masih dalam proses pendalaman dan penyempurnaan. "Tim pemeriksa ditugaskan menggali keterangan yang lebih lengkap dari Pak AM," katanya.

Anggota Panitia Kerja Hambalang Dewan Perwakilan Rakyat RI, Dedy Gumilar, juga mendesak BPK mencantumkan semua pihak yang terlibat tanpa pandang bulu. "Ada banyak nama yang seharusnya dimasukkan, tapi tak ada di laporan sementara," kata Miing--sapaan Dedy--kemarin.

Selain tak menyebutkan nama Andi, laporan sementara itu tak mencantumkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, yang disebut berperan memuluskan proses sertifikasi tanah Hambalang. "Proses sertifikasi ini sangat janggal. Masih bermasalah, tapi sudah terbit sertifikatnya," tutur Miing.

Dalam persidangan, anggota Komisi Pertanahan DPR dari Fraksi Demokrat, Ignatius Mulyono, mengaku diminta Anas menanyakan perihal sertifikat Hambalang yang macet kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto. Sebulan kemudian, sertifikat selesai dan diserahkan Mulyono kepada Anas.

Anas, dalam banyak kesempatan, membantah tudingan terlibat dalam korupsi proyek Hambalang. Ketua Fraksi Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf, ketika dimintai konfirmasi, mengaku belum membaca hasil audit BPK. "Nanti, kalau sudah ada hasil audit, akan saya tanyakan ke mereka (Ignatius dan Anas)," kata Nurhayati, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengurus Pusat Demokrat.

MARTHA THERTINA | IRA GUSLINA | ANGGA SUKMA | EFRI R

Berita Terkait:
Staf Anas Diperiksa Soal Aliran Dana Hambalang
DPR: Aneh Jika Menteri Andi Tidak Terlibat
Ruki Diminta Buka Mulut Soal Intervensi Hambalang
Marzuki Alie: Urusan Hambalang Konsekuensi Pribadi
KPK Cecar Tiga Petinggi Penggarap Proyek Hambalang


10.30 | 0 komentar | Read More

SBY Buka Konferensi Pengurangan Risiko Bencana  

Written By Unknown on Selasa, 23 Oktober 2012 | 10.30

Selasa, 23 Oktober 2012 | 09:52 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi ini akan membuka Konferensi Tingkat Kementerian Asia tentang Pengurangan Risiko Bencana. Berdasarkan jadwal dari Protokol Kepresidenan, Presiden akan membuka penyelenggaraan kelima ini pukul 10.00 di Jogja Expo Center.

Dalam acara yang menjadi tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR) ini, juga akan ada kompetisi 47 film dari Malaysia, India, Bangladesh, Vietnam, Sri Lanka, Korea, Cina, dan Indonesia.

Masih di JEC, sekitar pukul 12.45, Presiden Yudhoyono akan menerima delegasi CEO Posco (Pohang Iron and Steel Company). Sebelumnya, dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini berencana menambah investasi hingga US$ 11 miliar atau sekitar Rp 100 triliun di Indonesia.

Selain di industri baja keahliannya, Posco juga berniat investasi di bidang batu bara, energi, dan teknologi informasi. Menemui para pengusaha ini, Presiden akan didamping Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; Sekretaris Kabinet Dipo Alam; Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan; Wakil Menteri Keuangan Anny Rahmawati; Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah; Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Firmanzah; dan juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha.

Pada pukul 14.15, Presiden Yudhoyono akan mengakhiri kunjungan kerjanya di Yogyakarta. Presiden akan bertolak ke Balikpapan, Kalimantan Timur, melalui Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto. Jika sesuai jadwal, pukul 17.10 Wita, Presiden dan rombongan akan tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan.

Sampai di Sepinggan, Presiden Yudhoyono akan mendapat pemaparan mengenai perkembangan pengembangan Bandar Udara Sepinggan oleh Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo. Dari Sepinggan, Presiden akan menuju Hotel Gran Senyiur, Balikpapan. Presiden akan menutup malam ini dengan santap malam bersama forum komunikasi pimpinan daerah.

ARYANI KRISTANTI

Terpopuler:
Jokowi Dapat ''Lampu Hijau'' Bangun Kampung Susun
Rekayasa Kasus Novel Kian Jelas
Anak Indonesia Bikin Kagum Alex Ferguson
Jack Brown, Anak Indonesia Terhebat di Akademi MU
Jokowi: Obligasi Apa Sih? Wong Duit Banyak


10.30 | 0 komentar | Read More

Nasabah Antaboga Ancam Pailitkan Bank Mutiara

Selasa, 23 Oktober 2012 | 09:57 WIB

TEMPO.CO, Surakarta - Koordinator nasabah Antaboga Solo, Sutrisno, mengancam akan memailitkan PT Bank Mutiara Tbk jika Lembaga Penjamin Simpanan tidak segera memenuhi kewajibannya dalam membayar ganti rugi kepada nasabah. "Jika mereka memang berupaya menghindar atau membangkang putusan MA, kami terpaksa akan memailitkan," kata Sutrisno, Senin, 22 Oktober 2012.

Dia menuding Bank Mutiara belum memiliki itikad untuk membayar kerugian nasabah sesuai putusan Mahkamah Agung. Dia juga menilai  Bank Mutiara mencoba membelokkan masalah. "LPS telah memutuskan untuk mengambil alih Bank Century yang selanjutnya diberi nama Bank Mutiara," kata Sutrisno. 

Menurut dia, semua kewajiban yang harus ditanggung LPS merupakan konsekuensi dari pengambilalihan Bank Century. "Adanya putusan MA itu juga sudah menjadi risiko bagi LPS," kata Sutrisno. Dia berharap LPS segera menjalani kewajibannya dalam membayar kerugian nasabah Antaboga di Solo senilai Rp 47 Miliar. Menurut dia, melalui putusan itu, LPS berkomitmen menanggung semua hak dan kewajiban, termasuk mengembalikan kerugian nasabahnya yang ada di Solo.

Sebaliknya, PT Bank Mutiara Tbk menyatakan kemungkinan melakukan upaya hukum atas kekalahannya dalam menghadapi gugatan dari sejumlah nasabah Reksadana Antaboga itu. "Putusan itu belum memenuhi rasa keadilan lantaran kerugian itu harus ditanggung dengan uang masyarakat yang terhimpun dalam Lembaga Penjamin Simpanan," kata kuasa hukum Bank Mutiara, Mahendradatta saat ditemui di Surakarta, kemarin. Menurut dia, pihaknya juga masih memiliki hak untuk melakukan upaya hukum lain.

Gugatan dari 27 nasabah Bank diajukan ke Pengadilan Negeri Surakarta tiga tahun lalu. Mereka merasa tertipu lantaran telah membeli Reksadana Antaboga yang diperdagangkan. Mahkamah Agung memenangkan gugatan tersebut dan memerintahkan Bank Mutiara untu mengganti kerugian nasabah.

Mahendradatta mengatakan, Reksadana Antaboga diperdagangkan secara ilegal oleh sejumlah pejabat di Bank Century. "Sejumlah pejabat bank sengaja memasarkan produk itu meski telah dilarang oleh Bank Indonesia sejak 2005 lalu," katanya.

AHMAD RAFIQ


10.30 | 0 komentar | Read More

Rumah Pimpinan Partai Aceh Dilempari Granat  

Written By Unknown on Senin, 22 Oktober 2012 | 10.30

Senin, 22 Oktober 2012 | 09:41 WIB

TEMPO.CO, Banda Aceh - Rumah Kamaruddin atau Abu Razak, Wakil Ketua Partai Aceh, dilempari granat oleh orang tak dikenal, Senin, 22 Oktober 2012, sekitar pukul 03.10 dinihari. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Rumah Kamaruddin terletak di sekitar kampus STIE Amba, Lamgugob, Banda Aceh. Sampai Senin pagi, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pelemparan granat ini mengakibatkan pintu depan rumah rusak dan teras beserta satu set meja dan kursi hancur. Satu unit mobil sedan Lancer juga rusak terkena serpihan granat.

Kamaruddin mengatakan kepada Tempo, saat kejadian, dirinya dan keluarga berada di rumah. Beberapa anggota Partai Aceh juga menginap di sana. "Kami selamat semua, tidak ada masalah. Hanya kursi dan meja depan yang rusak," ujarnya.

Pada saat ledakan, anggota Partai Aceh bernama Syukri dan dua rekannya yang tidur di kamar bawah terkejut mendengar ledakan. Mereka kemudian membangunkan Kamaruddin dan keluarga untuk ke luar rumah lewat pintu samping. Mereka lalu menghubungi polisi.

Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh, Kombes Polisi Moffan Mudji Kafanti, mengatakan masih melakukan olah TKP guna penyelidikan kasus tersebut. "Sekarang kami sedang rapat membahas kasus itu," ujarnya.

ADI WARSIDI

Berita terpopuler lainnya:
''Pengajian'', Bahasa Sandi Koruptor
Busyro: Melempar Jumrah Bisa di Indonesia
Busyro Mengaku Kalah Saleh Dibandingkan dengan Novel
Basuki: Kami Tidak Keteteran Hadiri Acara
Pengamat Sarankan Jokowi Delegasikan Wewenangnya
Kunci Hidup Sukses ala Dahlan Iskan
Tiga Jam Menanti Jokowi
Anak Bungsu Ghadafi Terbunuh?


10.30 | 0 komentar | Read More

Angkot di Medan Mogok, Ribuan Penumpang Terlantar

Ratusan mobil angkutan kota (angkot) trayek 23 jurusan Ciroyom – Cikudapateuh melakukan aksi mogok jalan di Balaikota, Bandung, Jawa Barat. Kamis (11/11). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Senin, 22 Oktober 2012 | 10:28 WIB

TEMPO.COMedan - Ribuan angkutan kota (angkot) berbagai jurusan dalam Kota Medan berhenti beroperasi pada Senin 22 Oktober 2012. Akibatnya, sebagian warga kota ini menjadi terlantar. Padahal hari ini, adalah pekan permulaaan dimana aktifitas pelajar,mahasiswa dan pekerja dimulai.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan Mont Gomery Munthe menjelaskan alasan mogok supir dan pemilik angkot. Yakni maraknya kendaraan plat hitam dijadikan angkutan umum dalam kota dan antar kota, serta terminal liar yang tidak kunjung ditertibkan. "Organda juga menolak rencana busway Trans Medan," kata Munthe.

Kepala Satuan Lalulintas Polisi Resor Kota Medan Komisaris Risya Mustario memastikan polisi akan membantu agar mogok tidak merugikan masyarakat." Calon penumpang yang tidak kebagian angkutan akan kami bantu. Saat ini sedang rapat dengan Organda dan Pemerintah Kota Medan membahas aksi mogok pagi ini," kata Risya kepada Tempo.

Pantauan Tempo di beberapa ruas jalan seperti di Jalan Sisingamangaraja, Perintis Kemerdekaan, Jalan Pemuda, Jalan Jamin Ginting, serta sejumlah ruas jalan lainnya terlihat pelajar, mahasiswa maupun pekerja berdiri di pinggir jalan menunggu angkot.

Sebagian kecil angkot yang beroperasi seperti angkot Medan Bus 21 jurusan Helvetia-Sambu, Rahayu 53 jurusan Amplas-Belawan serta angkot lainnya tidak mampu mengangkut banyaknya masyarakat yang akan melaksanakan aktifitasnya.

Untuk mencegah penumpukan calon penumpang, puluhan personil Polresta Medan mengambil inisiatif mengangkut penumpang memakai mobil patroli milik polisi, Satuan Polisi Pamong Praja dan mobil Brigade Mobil.

SAHAT SIMATUPANG

Berita Lainnya:
Teror Bom Poso, Strategi Mengalihkan Perhatian?
Osvaldo Persembahkan Gol buat Ibunda  
Jokowi Dapat ''Lampu Hijau'' Bangun Kampung Susun  
Ledakan di Pos Polisi Poso Terjadi 2 Kali  
Bom Meledak di Poso, Tiga Orang Terluka  


10.30 | 0 komentar | Read More

7 Ruas Jalan Dilarang Pasang Reklame Pilkada

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2012 | 10.30

Minggu, 21 Oktober 2012 | 09:01 WIB

TEMPO.CO, Makassar -- Pasca penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Makassar melarang pemasangan reklame Pilkada di tujuh ruas jalan.

Pelarangan itu diatur dalam peraturan wali kota nomor 10 tahun 2007 tentang pengaturan dan pemasangan reklame dan atribut pemilihan umum dan kepala daerah dalam Kota Makassar.

Tujuh ruas jalan itu adalah Jalan Jenderal Sudirman, Ahmad Yani, Penghibur, Haji Bau, Pasar Ikan, Ujung Pandang dan Riburane. Selain itu, ada tujuh tempat lainnya yang tak bisa dipasang reklame yakni kantor pemerintah, tempat ibadah, halaman sekolah, tempat yang menghalangi rambu-rambu lalu lintas, trotoar, taman kota, serta tiang listrik atau trafik light.

Pantuan Tempo, sejumlah titik ruas jalan di Makassar masih terdapat baliho dan reklame calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan. Misalnya di Jalan Aroepala, Jl Hertasning, Perintis Kemerdekaan, Riburane, Jenderal Sudirman, AP Pettarani, Sultan Alauddin hingga perbatasan Makassar-Maros dan Makassar-Gowa.

ARDIANSYAH RAZAK BAKRI

Berita Lainnya:
PKS Bidik Posisi Wapres untuk 2014  
Cara Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar
Keponakan Sebut Kim Jong-Un Diktator
Bagaimana Pemanasan Sehat Bagi Pelari Lansia?
Rambu-rambu Bagi Pelari di Atas 30 Tahun


10.30 | 1 komentar | Read More

Belasan Tahanan Polsek Medan Kabur

Minggu, 21 Oktober 2012 | 10:33 WIB

TEMPO.CO, Medan - Belasan tersangka kabur dari ruang sel tahanan markas Kepolisian Sektor Kota Medan Area, Sabtu malam, 20 Oktober 2012. Tahanan yang kabur 13 orang.

Diduga para tersangka yang ditahan dalam berbagai kasus tindak pidana itu kabur usai membobol jeruji sel tahanan. Pengejaran terhadap para tahanan hingga Minggu pagi 21 Oktober 2012 hari ini terus dilakukan personel kepolisian.

Dari 13 tahanan yang kabur, seorang tahanan bernama Wendi berhasil diringkus tidak jauh dari lokasi markas Polsek Medan Area.

Wakil Kepala Polda Sumatera Utara, Brigjen Cornelis Hutagaol menyatakan, telah membentuk tim gabungan Polda Sumatera Utara dan Polresta Medan guna mengejar dan menangkap tersangka yang kabur.

Menurut Cornelis, para tahanan kabur dengan cara memotong jeruji besi. "Mereka menggergaji ventilasi sel," kata Cornelis usai meninjau sel tahanan markas Polsek Medan Area berada di lokasi pemukiman pusat Kota Medan, Jalan Merbabu.

Para tahanan yang kabur, dijerat berbagai pasal tindak kejahatan. Seperti, perampokan, penggelapan, pencurian dan narkoba.

SOETANA MONANG HASIBUAN

Berita Lainnya:
Korsleting, Penyebab Kebakaran Sekolah YPUI
SMP dan SMK YPUI Kebayoran Terbakar
7 Ruas Jalan Dilarang Pasang Reklame Pilkada
Kaus Kaki Anti Bolong  
Hujan Bakal Mengguyur Jakarta
Tragedi Memey 4: Saya Dijual Setelah Didandani
Tiga Kandidat Baru untuk Capres 2014 


10.30 | 0 komentar | Read More

Kisah Memey 4: Saya Dijual Setelah Didandani  

Written By Unknown on Sabtu, 20 Oktober 2012 | 10.30

Sabtu, 20 Oktober 2012 | 10:14 WIB

TEMPO.CO, Wina -- Memey baru sadar menjadi korban perdagangan manusia setelah berada di Kuching, Malaysia. Perempuan-perempuan muda asal Indonesia dipekerjakan sebagai pekerja seks yang harus melayani tamu.

Sesampai di Kuching, Malaysia, pada pertengahan Maret 2006, Memey bersama dua rekannya ditempatkan di penampungan. "Mirip barak. Cuma ruang besar dengan banyak tempat tidur bertingkat yang berbaris," kata Memey di kantor PBB Wina, Austria, Rabu lalu, 17 Oktober 2012. Baca: TKI Korban Trafficking Bersaksi di PBB.

Hari berikutnya, bersama lebih dari 10 perempuan lainnya, Memey dibawa ke mal untuk berbelanja kebutuhan. "Saya beli empat pasang baju, dua sepatu, juga lipstik dan bedak," kata Memey. Setelah dari mal, mereka semua dibawa ke salon untuk didandani.

Seusai berdandan, para perempuan korban perdagangan manusia itu diajak makan malam bersama. "Ternyata di situ kami dipamerkan ke pelanggan-pelanggan," kata dia. Memey kemudian dibawa oleh salah seorang tamu ke sebuah hotel. "Saya belum sadar," ujarnya.

Setelah berada di dalam kamar, Memey baru sadar bahwa dia harus menyerahkan tubuhnya kepada pelanggan tersebut. "Dia bilang sudah beli saya dan berhak atas tubuh saya malam itu," ujarnya. Tangis Memey tak membuat si pria hidung belang mengurungkan niatnya. "Saya pasrah saja. Tak bisa melawan."

Keesokan paginya, bodyguard rumah penampungan sudah menjemput Memey di hotel. Kembali ke penampungan, Memey mendapati temannya, Yayuk, histeris dan menangis terus. "Dia akhirnya disiksa bodyguard," kata Memey. "Bahkan dia juga diperkosa ramai-ramai."

Menjadi pekerja seks dan melayani tamu dilakoni Memey setiap hari. "Bahkan pernah dua kali dalam satu malam," kata dia. Memey hanya libur ketika mendapat haid. "Tamu terus ada setiap malam," kata Memey.

Memey tidak tahu penampungan itu berada di sebelah mana Kota Kuching. Pasalnya, perempuan-perempuan korban trafficking tidak bisa melihat dunia luar, kecuali sedang dibawa tamu. Para bodyguard juga menjaga mereka dengan ketat.

Bagaimana kisah Memey di penampungan? Ikuti di "Polisi dan Pelanggan Memey yang Baik Hati".

TITO SIANIPAR (Wina)

Sebelumnya:
Kisah Memey 1: Korban Trafficking Tampil di PBB
Kisah Memey 2: Dari Pasar Secang Hingga Singapura
Kisah Memey 3: Tawaran Kilat nan Menggiurkan

Selanjutnya:

Kisah Memey 5: Polisi dan Pelanggan Baik Hati
Kisah Memey 6: Telepon Seluler yang Membebaskan
Kisah Memey 7: Hidup Baru dengan HIV


10.30 | 0 komentar | Read More

Kisah Memey 5: Polisi dan Pelanggan Baik Hati  

Sabtu, 20 Oktober 2012 | 10:29 WIB

TEMPO.CO, Wina--Rumah penampungan para perempuan korban trafficking pernah digeruduk polisi Malaysia dan para penghuninya ditangkap. Belakangan dilepas lagi dan kembali beroperasi.

Menurut Memey, penggerebekan berawal dari kaburnya seorang penghuni yang kemudian melapor ke polisi. "Saya tidak ditangkap polisi karena kebetulan sedang ada pelanggan," kata Memey di Kantor PBB Wina, Austria, Rabu 17 Oktober 2012 lalu. (Klik beritanya TKI Korban Trafficking Bersaksi di PBB).

Memey mengaku tidak ingat nama rekannya yang berhasil kabur itu. Usahanya berbuah hasil; seluruh isi penampungan kosong. Oleh komplotan, Memey kemudian ditransfer ke tempat penampungan lainnya. "Ternyata mereka punya beberapa tempat penampungan," kata Memey.

Rekan-rekan Memey yang ditangkap baru dilepas sekitar 2 hingga 3 pekan kemudian. "Bos besar turun tangan mengurus," kata Memey tanpa memerinci siapa bos besar yang dimaksud. Menurut dia, jenjang di dunia mafia perdagangan manusia tersusun rapi. Yang sehari-hari menjaga mereka hanya lapisan terbawah.

Memey sendiri mengakui tak pernah berusaha kabur karena punya strategi berbeda. "Strategi saya adalah menangis depan pelanggan dan memohon untuk membebaskan saya," kata dia.

Akhirnya cara itu berbuah hasil. Salah seorang pelanggan Memey iba dan kemudian kerap mem-booking atau membawa Memey keluar dari penampungan. Sesampainya di hotel si pelanggan meminta Memey beristirahat. "Dia tak menyentuh saya. Bahkan saya dilayani dan dibelikan makanan," kata Memey.

Hingga pada suatu waktu, si pelanggan yang baik hati ini memberikan sebuah telepon seluler kepada Memey. "Siapa tau nanti berguna untuk hubungi keluarga atau siapapun," kata Memey menirukan ucapan si pelanggan.

Selain si teman yang berusaha kabur dan melapor polisi, ada beberapa cerita  lainnya seputar usaha kabur para korban trafficking ini. Ikuti di ''Telepon Seluler yang Membebaskan''.

TITO SIANIPAR (Wina)

Sebelumnya:
Kisah Memey 1: Korban Trafficking Tampil di PBB
Kisah Memey 2: Dari Pasar Secang Hingga Singapura
Kisah Memey 3: Tawaran Kilat nan Menggiurkan
Kisah Memey 4: Saya Dijual Setelah Didandani

Selanjutnya:

Kisah Memey 6: Telepon Seluler yang Membebaskan
Kisah Memey 7: Hidup Baru dengan HIV


10.30 | 0 komentar | Read More

Penyelidikan Ijazah Palsu Paku Alam IX Dihentikan  

Written By Unknown on Jumat, 19 Oktober 2012 | 10.30

Jum''at, 19 Oktober 2012 | 08:42 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Proses pemeriksaan kasus dugaan penggunaan ijazah palsu SMA milik Sri Paduka Paku Alam IX akan dihentikan oleh Kepolisian Daerah DIY. Sebab, berdasarkan hasil penyelidikan, penyidik Polda tak menemukan indikasi adanya ijazah yang dipalsukan.

"Kami tidak menemukan indikasi pemalsuan sedikit pun dari ijazah itu. Jadi, kasusnya akan kami hentikan setelah sebelumnya dilakukan gelar perkara," kata Direktur Kriminal Umum Polda DIY, Komisaris Besar Polisi Kris Erlangga, kepada Tempo di markas Polda DIY, Kamis, 18 Oktober 2012.

Pernyataan Kris didasarkan pada hasil pemeriksaan terhadap beberapa saksi, antara lain Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta tempat PA IX dulu bersekolah; ketua panitia ujian, Poerwoko; juga teman seangkatan PA IX. Selain itu, nama PA IX, yang punya nama kecil Ambarkusumo, juga tercantum dalam buku besar sekolah. "Betul itu murid saya," kata Kris menirukan Poerwoko.

Selain itu, tanda tangan Poerwoko ataupun kata "Yogyakarta" yang menggunakan huruf "Y", bukan "J", pada masa itu, berdasarkan hasil penyelidikan, juga terdapat pada ijazah milik teman seangkatan PA IX. Ada dua orang teman seangkatan PA IX yang menjadi saksi. Tapi, Kris tak menyebutkan nama mereka.

Sebelumnya, Arifin Wardiyanto melaporkan dugaan penggunaan ijazah palsu oleh PA IX ke Markas Besar Polri di Jakarta. Menurut dia, ijazah SMA PA IX itu diduga kuat palsu karena ijazah yang dikeluarkan pada 1959 tersebut sudah memakai Ejaan yang Disempurnakan, yang baru berlaku pada 1972, bukan ejaan lama. Ejaan baru itu dilihat pada kata "Yogyakarta" menggunakan huruf "Y", bukan "J". Selain itu, tak ada nama terang di bawah penanda tangan ijazah. Tanda tangan ketua panitia ujian, Poerwoko, pada ijazah SMA yang sama atas nama Ambarkusumo berbeda dengan tanda tangan pada ijazah Anglingkusumo, saudara tiri Ambarkusumo.

Namun, kata Kris, data pembanding yang diajukan pelapor tidak tepat karena selisih waktu kelulusan antara PA dan Anglingkusumo empat tahun. "Sedangkan ijazah milik teman seangkatan PA sama," ujarnya.

Data dokumen berupa fotokopi ijazah yang diajukan Arifin, menurut Kris, tak perlu diajukan ke laboratorium forensik Polda Jawa Tengah di Semarang. "Karena hasil penyelidikan tidak terbukti ijazah itu palsu," kata Kris.

Arifin kecewa atas rencana penghentian kasus ini. "Tidak terbukti bagaimana? Saya akan laporkan ke Profesi Pengamanan Mabes Polri," kata Arifin kepada Tempo. Menurut dia, jika ijazah itu dinyatakan tak terbukti palsu, mestinya ada hasil dari laboratorium forensik Mabes Polri yang menyatakan ijazah itu tidak palsu. "Saya akan mengajukan sendiri berkas-berkas itu ke Labfor Mabes Polri untuk diperiksa. Penyelidikan di Polda DIY lamban," kata Arifin.

PITO AGUSTIN RUDIANA


10.30 | 0 komentar | Read More

Kasus Anand Krishna Dibahas Mahkamah Internasional  

Jum''at, 19 Oktober 2012 | 09:03 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga Anand Krishna akan mendatangi Mahkamah Internasional di Belanda, pekan depan, untuk menyerahkan berkas laporan mengenai putusan kasasi Mahkamah Agung. Prashant Gangtani, putra Anand, mengatakan akan mewakili keluarga untuk memberikan berkas dan kesaksian pertama di depan majelis hakim Mahkamah Internasional tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam proses persidangan kasasi kasus Anand di Mahkamah Agung.

"Kasus ini dilaporkan ke Mahkamah Internasional sejak satu setengah bulan lalu," katanya. Ia menyampaikan ini seusai gelar eksaminasi publik atas kasus Anand di gedung University Center, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis, 18 Oktober 2012.

Dua lembaga swadaya masyarakat internasional melaporkan ihwal ini ke Mahkamah Internasional. Menurut Prashant, laporan itu berfokus pada dugaan pelanggaran konstitusi Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945, khususnya ayat 28 D, mengenai hak warga negara menerima perlakuan yang sama di depan hukum. Dia mengatakan, selama ini pihak Anand kecewa dengan putusan Mahkamah Agung yang membatalkan pembebasan tokoh spiritual lintas agama itu dari tuduhan pelecehan seksual kepada mantan muridnya, Tara Pradipta Laksmi. "Padahal, di persidangan, putusan bebas sudah jelas punya dasar kuat," ujarnya.

Dia mencontohkan, salah satu indikasi kasus ini direkayasa untuk menyudutkan Anand adalah ketika mayoritas saksi memberikan keterangan berbeda-beda pada beberapa kesempatan. Bahkan ada saksi yang memberikan keterangan setebal 12 halaman di berita acara pemeriksaan. Tapi, saat di persidangan, dia lebih sering mengaku lupa saat menjawab pertanyaan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang diketuai hakim Albertina Ho. "Kami yakin, banyak yang membidik Pak Anand kerena dia pegiat pluralisme. Banyak saksi yang menyebutkan Pak Anand jadi target pembunuhan kelompok radikal," ujarnya.

Prashant meyakini laporan ke Mahkamah Internasional akan membuahkan hasil, mengingat di antara anggota majelis hakim Mahkamah Agung yang memutuskan kasasi kasus Anand merupakan hakim bermasalah. Misalnya, kata dia, hakim yang mengadili kasus Prita Mulyasari dan nenek Rasminah, yang dituduh mencuri piring. "Pekan lalu, kami sudah mengirimkan laporan juga ke Komisi Yudisial, tapi belum ada tanggapan," ucapnya.

Eksaminasi publik kasus Anand yang melibatkan dua pakar hukum dari Universitas Diponegoro dan UGM menyimpulkan bahwa putusan kasasi kasus Anand bermasalah dan memunculkan dugaan ada upaya sistematis penyudutan tokoh spiritual itu. Nyoman Serikat Putra, pakar hukum dari Universitas Diponegoro, mengatakan, salah satu indikasinya ialah di berkas putusan itu ditulis bahwa dasarnya adalah putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat atas kasus yang tak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Anand. "Seperti salah copy-paste. Jadi, MA tak profesional," ujarnya.

Eddie Hariej, pakar hukum UGM, mengatakan, dalam berkas putusan MA, ada penjelasan yang seolah-olah bisa membuktikan kebenaran dugaan dalam suatu kasus dari satu saksi saja. "Memori kasasi dari penasihat hukum terdakwa juga tak diperhatikan sama sekali," ujarnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita Terpopuler
Begini Proyek Monorel Joko Widodo
Kronologi Penganiayaan Versi Nikita Mirzani
Pengusaha Minta Jokowi Berantas Pungutan Liar
Mahasiswa Serang Polisi, Pamulang Mencekam
Nikita Mirzani Berusaha Menghubungi Olivia
Mahasiswa Universitas Pamulang Hadang Wakapolri


10.30 | 0 komentar | Read More

Presiden SBY Datangi Acara Seabad Gereja Maggarai

Written By Unknown on Kamis, 18 Oktober 2012 | 10.31

Kamis, 18 Oktober 2012 | 10:15 WIB

TEMPO.CO, Kupang - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan tiba di Ruteng, Mangarai, Kamis, 18 Oktober 2012 sekitar pukul 16.00 WIT guna menghadiri puncak acara Yubilum satu abad gereja Katolik Manggarai.

Veri Guru, staf humas NTT mengatakan sebelum ke Manggarai, pesawat yang ditumpangi Presiden akan melakukan transit di Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya (SBD), dan melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat. "Diperkirakan Presiden akan tiba di Labuan Bajo sekitar pukul 13.00 Wita," katanya.

Presiden akan melanjutkan perjalanan darat ke Ruteng, dan nginap semalam di rumah jabatan Bupati Manggarai, sebelum menghadiri acara puncak pada Jumat, 19 Oktober 2012 di Lapangan Motangrua. "Misa perayaan puncak akan digelar di lapangan Motangrua," katanya.

Kedatangan Presiden ke Nusa Tenggara Timur ini merupakan yang ketiga kalinya, sebelumnya Presiden menghadiri acara Hari Pers Nasional, dan kunjungan kerja ke Sumba Timur.

YOHANES SEO


10.31 | 0 komentar | Read More

Pelaku Pembunuh Dua Polisi di Poso Masih Buram

Kamis, 18 Oktober 2012 | 10:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Dua hari sejak tewasnya dua anggota Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, Brigadir Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa, belum ada titik terang mengenai siapa pelakunya. "Doakan saja, kami masih melakukan pendalaman," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, ketika dihubungi, Kamis, 18 Oktober 2012.

Mengenai hasil autopsi, menurutnya, belum bisa dijadikan informasi untuk mengetahui pola dan modus yang dilakukan pelaku. "Autopsi hanya memberikan informasi bahwa para korban mengalami luka di leher," ujar Boy.

Dugaan kuat pelaku tetap tertuju kepada kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). "Penyidikan memang mengarah kepada kelompok tersebut," kata dia.

Polisi belum memastikan adanya dugaan terhadap kelompok lain yang terlibat. "Kami masih menghimpun keterangan dari lapangan," Boy melanjutkan. Ia menambahkan, hingga kini belum ada saksi yang dimintai keterangan.

Brigadir Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa ditemukan tewas, Selasa, 16 Oktober 2012. Keduanya menghilang sejak 8 Oktober 2012. Sebelum hilang, mereka berencana memburu teroris di Desa Tamanjeka, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Keduanya ditemukan terkubur dalam satu lubang. Terdapat luka di bagian leher para korban akibat senjata tajam.

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Terpopuler
Al Chaidar: Kelompok Mujahidin Tantang Densus
Seratusan Wartawan Protes Kekerasan oleh TNI
Hakim Puji Juga Terjerat Kasus Perempuan
Dewan Pembina Sedih Demokrat Terpuruk
Curhat Hidayat Nur Wahid Soal Survei Partai Islam
KPK Periksa Dendy Prasetya Hari Ini


10.31 | 0 komentar | Read More

TNI AU: Pemukul Wartawan Bukan Penerbang

Written By Unknown on Rabu, 17 Oktober 2012 | 10.31

Seorang oknum TNI menindih dan mencekik wartawan foto Didik Herawanto dari media Riau Pos saat setelah pesawat HAWK 200 jatuh di pemukiman warga Pasir Putih kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa, (16/10). ANTARA/HO/Fachrozi Amri

Rabu, 17 Oktober 2012 | 06:58 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsekal Pertama Azman Yusuf memastikan pelaku pemukulan terhadap beberapa jurnalis di Pekanbaru, Riau, bukanlah penerbang. "Bisa dilihat dari seragamnya, dipastikan anggota TNI AU tetapi bukan penerbang," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 16 Oktober 2012.

Azman memastikan hal itu berdasarkan keterangan yang dihimpun dari foto pemukulan terhadap wartawan yang beredar. Menurut Azman, penerbang menggunakan seragam jenis overall, sedangkan dalam foto tersebut pelaku menggunakan seragam kemeja biru muda dan celana panjang berwarna gelap. "Lagi pula foto itu diambil dari jauh, sehingga tidak jelas," kata Azman.

Ia pun meminta maaf atas kejadian itu. "Bisa jadi si pelaku stress karena saat itu keadaannya sedang darurat, jadi spontan memukul," kata Azman. Pihaknya pun kini fokus kepada pencarian pelaku pemukulan.

Azman juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai sumber yang menyebutkan bahwa pelaku pemukulan adalah Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Pekanbaru Kolonel Penerbang Bowo Budiarto. "Kabar itu tidak jelas datangnya dari mana," katanya.

Sejumlah jurnalis dipukul tentara ketika meliput jatuhnya pesawat milik TNI AU. Wartawan yang dipukul merupakan jurnalis TVOne, fotografer harian Riau Pos dan Kantor Berita Antara. Dua mahasiswa Universitas Islam Riau juga mengalami kekerasan ketika hendak memotret kejadian dengan telepon genggam.

Pesawat jenis Hawk 200 jatuh sekitar jam 11.45 tadi di perumahan Pandau, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pesawat yang dipiloti oleh Letnan Dua Reza Yori Prasetyo ini jatuh hanya sekitar tiga kilometer dari Landasan Udara TNI di Pekanbaru. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu karena pilot sempat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.

SATWIKA MOVEMENTI

Berita lain:
Setelah Jokowi Dilantik, Foke Terbang ke Jerman
Keliling Jakarta, Jokowi Wajib Kunjungi Lokasi Ini
DPR: Dipo Alam Offside
Begini Langkah Jokowi-Basuki ke Balai Kota DKI
Apa Kata Hatta Soal Pelantikan Jokowi-Ahok


10.31 | 0 komentar | Read More

Novel Diincar Kepolisian Lewat Yuri?

Rabu, 17 Oktober 2012 | 07:25 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Kuasa hukum penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan, Haris Azhar, mengatakan kepolisian belum berhenti melakukan upaya kriminalisasi terhadap kliennya. "Caranya dengan menetapkan penyidik KPK, Yuri Leonard Siahaan, sebagai tersangka penembakan pencuri sarang burung walet di Bengkulu tahun 2004," ujar Haris, Selasa 16 Oktober 2012.

Kepolisian Daerah Bengkulu menetapkan Yuri sebagai tersangka dalam kasus yang sama dengan Novel. Keduanya dituduh menganiaya pencuri sarang burung walet saat berdinas di Polres Kota Bengkulu.

Haris mengatakan Yuri, Novel, dan tiga polisi lainnya sedang dalam perjalanan saat penembakan terjadi. "Mereka (kolega Novel) dijadikan tersangka supaya tak bisa menjadi saksi alibi untuk Novel," katanya.

Tak hanya itu, dalam kasus ini, kepolisian juga sengaja memasang seorang anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bengkulu sebagai penyidik. Pada waktu kejadian, petugas tersebut sedang piket.

Adapun Polda Bengkulu menyatakan belum menambah jumlah tersangka karena penyidikan kasus ini ditunda atas perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Namun, kedua anak buah Novel, yaitu Ajun Komisaris Polisi Yuri Siahaan dan Ajun Komisaris Polisi Arif Sembiring, tetap akan diperiksa," ucap juru bicara Polda Bengkulu, Ajun Komisaris Besar Hery Wiyanto.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menyebutkan bahwa penyidikan terhadap Novel dan Yuri boleh diteruskan. "Mengusut saja tidak apa-apa, mencari informasi. Tapi konsentrasi KPK menangani kasus simulator harus menjadi prioritas," kata Djoko.
 
FEBRIYAN | ARYANI KRISTANTI | EFRI R

Berita Terpopuler
Novi Akan Tuntut Penyebar Foto Syur 
Nazar: Anas dan Andi Seharusnya Sudah Tersangka
23 Jenderal Polisi Naik Pangkat
Panglima TNI Bela Anak Buahnya yang Pukul Wartawan 
Kapolri Beri Kesempatan Novel Tuntaskan Tugasnya
Dua Polisi yang Hilang di Poso Ditemukan Tewas  


10.30 | 0 komentar | Read More

Musala Bersejarah Ini Hendak Dijadikan Parkiran

Written By Unknown on Selasa, 16 Oktober 2012 | 10.31

Sebuah masjid dikelilingi kabut tipis. Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)

Selasa, 16 Oktober 2012 | 10:09 WIB

TEMPO.CO, Semarang - Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang memprotes upaya relokasi musala  kuno yang berada di Jalan Petempen Selatan Kelurahan Kembangsari Kota Semarang. Mereka menilai musala tersebut merupakan bangunan bersejarah tinggalan ulama tua di masa penyebaran agama Islam zaman dulu.

"Meski kecil, musala yang diberi nama Nurul Iklas ini bukti sejarah Syeh Burhanudin asal Purwodadi," ujar Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang, Syaichu Amrin, saat mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang , Senin 15 Oktober 2012.

Ia menilai rencana relokasi tempat salah satu ibadah yang dilakukan oleh pemerintah ini melanggar undang-undang cagar budaya. Apalagi, kata dia, kepentingannya hanya untuk area parkir sebuah apartemen yang dibangung di Jalan Gajahmada.

Syaichu meminta agar pemerintah Kota Semarang lebih jeli dan bijak dalam merencanakan pembangunan Kota Semarang. Di antaranya harus peduli terhadap kepentingan masyarakat dan nilai sejarah sebuah bangunan. "Seharusnya justru merevitalisasi, bukan menggusur," katanya.

Protes yang dilakukan oleh salah satu ormas di bawah payung Nahdlatul Ulama ini tak mendapat tanggapan dari anggota dewan. Termasuk anggota Komisi D yang sedang rapat.

Ketua Komisi Pembangunan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang Rukiyanto menyatakan belum bisa berpendapat terkait protes ini. Ia menyatakan segera mengkaji untuk menentukan sikap. "Saya belum tahu persoalanya, namun segera kami kaji untuk cari solusi," kata Rukiyanto.

Meksi begitu ia menyarankan agar protes ini disertai dengan data kuat mengenai sejarah dan nilai arsitektur bangunan yang layak diselamatkan. Hal ini dinilai penting karena pemerintah Kota Semarang sering melupakan sejumlah bangunan yang ternyata bernilai sejarah. "Argumennya harus jelas karena ini penyelamatan bangunan kuno," katanya.

EDI FAISOL


10.31 | 0 komentar | Read More

Maju Tak Gentar Sambut Menteri Pertahanan India

Selasa, 16 Oktober 2012 | 10:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan India Shri Sashi Kant Sharma menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Selasa, 16 Oktober 2012. Pertemuan yang digelar hari ini diawali dengan parade pasukan di halaman Kementerian Pertahanan yang dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Tampak marching band memainkan lagu ''Maju Tak Gentar'' usai ditinjau oleh dua menteri tersebut. Pasukan yang terdiri dari provos militer dari tiga matra, laut, darat, dan udara, itu tampak khidmat memberikan penghormatan.

Khusus hari ini, bendera Indonesia dan India dikibarkan berdampingan di Kementerian Pertahanan. Purnomo dan Sashi Kant Sharma bersama-sama memimpin jalannya upacara.

Agenda hari ini akan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral pada pukul 09.00 WIB. Kedua menteri juga akan menggelar konferensi pers di Gedung Urip Sumoharjo di kompleks Kementerian Pertahanan, terkait dengan hasil pertemuan hari ini.

Bulan lalu, Menteri Purnomo juga menerima kunjungan Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith. Ia didampingi dua menteri lainnya, Menteri Urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia Jason Dean Clare, serta Menteri Transportasi Infrastruktur Australia Anthony Albanese.

SUBKHAN JUSUF HAKIM


10.31 | 0 komentar | Read More

Novel Baswedan Sengaja Dikorbankan  

Written By Unknown on Senin, 15 Oktober 2012 | 10.30

Senin, 15 Oktober 2012 | 09:02 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mulyan Johan alias Aan, pencuri walet yang ditangkap polisi Bengkulu 2004 lalu, tak mati ditembak. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, yang kini dituduh polisi menjadi pembunuh tak berada di lokasi penembakan. "Ada upaya menjadikan Novel sebagai pelaku penganiayaan," kata anggota tim kuasa hukum Haris Azhar. Hal ini terungkap dalam investigasi majalah Tempo berjudul "Membidik Sang Penyidik"

Versi polisi, kejadian bermula pada pukul 18.30 ketika Ajun Inspektur Dua Johnny Walker, yang sedang bertugas piket di pos polisi Simpang Lima, tak jauh dari Sinar Makmur, dilapori warga soal pencurian sarang walet di toko Sinar Makmur milik Aliang.

Keenam tersangka lantas dibawa ke markas Polres untuk diinterogasi. Sekitar pukul 22.30, dengan tangan terborgol, mereka diangkut ke Taman Wisata Alam Pantai Panjang. Menurut versi polisi yang dituturkan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Bengkulu, Thein Tabero, Kepala Satuan Reserse Kriminal saat itu, Inspektur Satu Novel Baswedan ikut ke lokasi mengendarai sedan putih bersama Kepala Unit Pidana Umum Inspektur Satu Yuri Leonard Siahaan. Adapun Kepala Urusan Pembinaan Operasional Inspektur Satu Arif Sembiring, bawahan Novel, mengendarai Kijang.

Di pantai, menurut polisi, tiga polisi muda itu masing-masing membawa dua tersangka. Novel menggiring Irwansyah lalu menembak betis kirinya. Proyektil, menurut polisi, bersarang di sana selama delapan tahun dan baru diangkat pada Jumat dua pekan lalu. Ini yang dinilai janggal. Empat tersangka lain juga ditembak di kaki. Setelah "menandai" kaki mereka dengan peluru, polisi membawa mereka kembali ke kantor Polres. Menurut polisi, keesokan harinya Aan tewas.

Versi tim pembela Novel yang diketuai aktivis Haris Azhar, ketika markas Polres dilapori ada pencurian walet, Novel bersama sejumlah penyidik baru selesai melakukan ekspose suatu kasus. Ketika itu, waktu menjelang pukul 21.00. Novel memerintahkan petugas piket mendatangi Sinar Makmur dan meringkus para tersangka.

Dibawa ke kantor Polres, para tersangka dijadikan bulan-bulanan. Mereka kemudian diperiksa penyidik sembari tetap diintimidasi. Malam itu, para petinggi Polres, termasuk Kepala Polres, Ajun Komisaris Besar Mochammad Toha Suharto, merapat ke markas. Irwansyah Siregar, salah satu terdakwa pencurian, mengaku babak-belur karena dihajar polisi, bukan oleh massa. "Bohong kalau ada yang bilang saya dipukuli massa," katanya.

Seusai pemeriksaan, menurut Haris Azhar, para tersangka dibawa ke Pantai Panjang oleh tim reserse dan tim buru sergap. Petinggi Polres yang ikut bersama mereka ketika itu adalah Inspektur Satu Arif Sembiring. Adapun Novel dan Yuri Siahaan serta beberapa polisi lain menyusul kemudian.

Baru membuka pintu mobil, Novel mendengar letusan beberapa kali. "Novel tak tahu siapa yang menembak," kata Haris. Dua tersangka, Irwansyah dan Dedi, juga mengaku tak melihat wajah si penembak. Novel lalu memerintahkan agar mereka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu untuk diobati.

Malam itu, setelah diobati, para tersangka kembali mengalami kekerasan. Menurut Haris Azhar, lantaran terus-menerus dihajar, Mulyan Johan alias Aan sampai roboh di tangga penghubung lantai 1 dan lantai 2 markas Polres. Aan lalu diangkat petugas lantaran tak bisa berdiri lagi. Selanjutnya, ia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Menurut temuan tim pembela Novel, keesokan harinya Aan meninggal di rumah sakit. Pemimpin Polres lalu mengumpulkan semua anggota satuan reserse kriminal. Supaya kasus tak berbuntut, menurut Haris Azhar, polisi lalu merekayasa kisah tewasnya Aan. Kesepakatan para petinggi Polda dan Polres: Aan tak tewas di Pantai Panjang ataupun di markas Polres, tapi di tempat lain. Ketika itu, Aan dipisahkan dari tersangka lain untuk pengungkapan kasus. Dalam suatu kesempatan, menurut skenario ini, Aan mencoba melarikan diri. Polisi lalu mengejar dan menembaknya. Aan terjatuh dengan kepala membentur batu, lalu tewas.

Novel kemudian diminta bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya. Ia menjalani sidang disiplin dan dijatuhi hukuman. "Tidak mungkin bisa mengusut kematian itu. Saya putuskan untuk mengambil tanggung jawab," kata Novel.

ANTON SEPTIAN | PHESI ESTER JULIKAWATI (BENGKULU)

Berita Terpopuler Lainnya
Novel Baswedan Memburu Koruptor hingga ke Dukun
Di Balik Jumat Keramat Ada Komjen Sutarman?
Kuningan 3, Trunojoyo 0
Novi Amilia Pernah Jadi Sampul Seksi di Popular
Begini Cara KPK Melindungi Novel


10.30 | 0 komentar | Read More

Kasus Novel: Pencuri Walet Disetrum Kemaluannya  

Senin, 15 Oktober 2012 | 09:48 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional menerima kesaksian, selain kakinya ditembak, enam pencuri sarang burung walet juga disetrum kemaluannya oleh oknum satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Kota Bengkulu pada 2004.

Kesaksian ini diterima Kompolnas selama proses investigasi di Bengkulu mengenai kasus penganiayaan berat yang melibatkan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisaris Novel Baswedan. "Ini kesaksian langsung dari para korban," kata anggota Kompolnas, Edi Hasibuan, saat dihubungi, Senin, 15 Oktober 2012.

Pada saat pemeriksaan dan penahanan, menurut Edi, enam pencuri ini dianiaya oleh beberapa oknum di Polres Kota Bengkulu. Sebelum ditembak di Pantai Panjang, enam pencuri ini disetrum kemaluannya dan disundut rokok.

"Ini oknum saja. Kami tidak yakin Novel yang adalah Kepala Satuan Reserse Kriminal melakukan tindakan itu langsung," kata Edi.

Kompolnas menilai tim penyidik Polda Bengkulu terlalu jauh bila langsung menuduh dan menangkap Novel dalam kasus ini. Polisi seharusnya menangkap dan memproses hukum oknum-oknum atau anak buah Novel yang langsung menjadi eksekutor.

Korban sendiri, menurut Edi, tidak dapat mengenali pelaku, terutama pada saat penembakan di Pantai Panjang. Penembakan dilakukan pada malam hari dan para korban tidak mengenali semua anggota polisi saat itu.

Berkaitan dengan nama penyidik KPK lain yang ditetapkan tersangka, Edi menyatakan, Kompolnas menemukan nama Yuri Siahaan sebagai anak buah Novel pada saat kejadian. Akan tetapi, ia tidak dapat memastikan jabatan dan pangkat Yuri yang sekarang menjadi penyidik KPK, dengan pangkat kepolisian terakhir adalah komisaris polisi.

"Mungkin Yuri ada pada saat penembakan, tetapi butuh pendalaman yang lebih teliti," kata dia.

Edi juga menyatakan usaha Polri untuk membuka kasus Novel ini berpotensi menimbulkan konflik internal. Beberapa anggota Polri akan merasa sakit hati bila namanya kembali terseret atas kasus yang dibuka kembali untuk menyeret Novel ke pengadilan.

Ia menyatakan Polri lebih baik menyelesaikan lebih tuntas dulu semua pemeriksaan dan penanganan, khususnya kepada polisi yang menjadi anak buah Novel, untuk menjadi bukti dan fakta yang kuat. Tuduhan kepada Novel ini menjadi dasar tim penyidik Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya untuk menangkap Novel pada 5 Oktober 2012 di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi.

Novel sendiri sekarang berstatus sebagai penyidik di KPK. Secara khusus dia adalah ketua tim penyidikan kasus korupsi simulator surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas Markas Besar Polri dengan tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita Terpopuler
Sultan Hapus Kata ''Provinsi'' dari DI Yogyakarta
Basuki Pilih Tinggal di Pluit daripada Rumah Dinas
Novi Amilia Pernah Jadi Sampul Seksi di Popular
Di Balik Jumat Keramat Ada Komjen Sutarman?
Begini Cara KPK Melindungi Novel


10.30 | 0 komentar | Read More

Kuasa Hukum Novel Anggap Pasek Mengada-ada

Written By Unknown on Minggu, 14 Oktober 2012 | 10.30

Minggu, 14 Oktober 2012 | 05:41 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Usulan pemberhentian Novel Baswedan sebagai penyidik kasus korupsi pengadaan alat simulator sim dinilai mengada-ada. Pasalnya, kontribusi Novel begitu besar, apalagi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu merupakan koordinator satgas dari kasus tersebut.

"Siapapun yang mengusulkan Novel harus diberhentikan, berarti ia tidak melihat kontribusi Novel. Peran Novel itu sungguh besar di pengungkapan kasus tersebut," kata Kuasa Hukum Novel Baswedan, Haris Azhar, Sabtu, 13 Oktober 2012.

Desakan agar Novel tak menangani perkara disampaikan Ketua Komisi Hukum DPR, I Gede Pasek Suardika. Pasek meminta komisi antirusuah menghormati proses hukum yang sedang dijalani Novel.

Menurut Haris, tak seharusnya Pasek mengeluarkan pernyataan demikian. Pasalnya, proses hukum yang disebut-sebut Pasek itu tidak jelas, bagaikan ada dan tiada, karena hingga kini status Novel itu belum terang. Surat Penangkapannya pun belum pernah diperlihatkan kepada Novel.

"Sebagai DPR, tak seharusnya Pasek berkata demikian. Presiden pun tidak menyentil Novel. Dari empat hal yang direspon Presiden, yang tidak ia intervensi adalah soal Novel," tutur Haris. "Bukankah presiden sudah bilang, kasus ini ditangani KPK?"

Menurut Haris, akan beda halnya jika Pasek melontarkan pernyataan hasil pertimbangan dari tim independen. "Jadi menarik kalau seperti itu, tapi kenyataannya kan tidak? Justru kami meminta Presiden supaya membentuk tim independen untuk Novel," katanya.

Haris mengingatkan isi pidato presiden, yang menyatakan niat kepolisian mengungkap peristiwa penembakan di Bengkulu pada 2004 sebagai ''tidak tepat dari sisi timing maupun tempat.''

MUHAMAD RIZKI | WAYAN AGUS PURNOMO

Berita Menarik Lainnya
Skuadron F-16 Disiapkan di Pekan Baru
Ruhut Yakin Kasus Novel Akan Dihentikan
Polisi Uji Akurasi Barang Bukti Penjerat Novel 
Polisi Tetapkan Penyidik KPK Lain Jadi Tersangka  


10.30 | 0 komentar | Read More

Sultan Hapus Kata 'Provinsi' dari DI Yogyakarta  

Minggu, 14 Oktober 2012 | 10:02 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menerbitkan surat edaran tentang perubahan nomenklatur, khususnya penghapusan kata "provinsi" untuk penyebutan Daerah Istimewa Yogyakarta. "Ada perubahan nomenklatur yang terletak pada penghapusan kata "provinsi", seperti penyebutan nomenklatur satuan organisasi perangkat daerah (SOPD)," kata Kepala Biro Humas Pemerintah DIY, Kuskariati, Jumat, 12 Oktober 2012.

Surat bernomor 51/SE/IX/2012 dan tertanggal 7 Oktober 2012 itu ditujukan untuk semua dinas, badan, kantor, biro, dan sekretaris DPRD di lingkungan Pemda DIY. "Masyarakat pun diimbau turut menghilangkan kata provinsi itu," ujar Kuskariati.

Keputusan itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Kus, dengan disahkannya undang-undang itu, DIY adalah pemerintah daerah bukan provinsi, tetapi setingkat provinsi. Surat edaran ini akan ditindaklanjuti dengan perubahan peraturan gubernur yang mengatur tata naskah dinas daerah dengan menyesuaikan UU Keistimewaan DIY.

Sebagai contoh, penyebutan "Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi DIY" menjadi 'Biro Hukum Sekretariat Daerah DIY'. Selain itu, "Dinas Kesehatan Provinsi DIY" berubah menjadi "Dinas Kesehatan DIY", sementara "Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DIY" berubah menjadi "Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY".

Penyebutan kata "provinsi" itu terdapat dalam berbagai peraturan. Misalnya, Perda Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DIY, Perda Provinsi DIY Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi DIY, Perda Provinsi DIY Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, serta Perda Provinsi DIY Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY.

PRIBADI WICAKSONO


10.30 | 0 komentar | Read More

Gerindra Mulai Gencar Lobi Elite Amerika  

Written By Unknown on Sabtu, 13 Oktober 2012 | 10.30

Sabtu, 13 Oktober 2012 | 07:07 WIB

TEMPO.CO, Washington DC - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, Suhardi, mengaku sudah menemui sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika Serikat selama lawatannya ke sana, pekan ini.

"Saya tidak bisa sebut semua, tapi mereka semua tokoh penting di sini," kata Suhardi, di sela peresmian The Sumitro Djojohadikusumo Center for Emerging Economics in Southeast Asia (SDCEESEA) di Washington DC, Selasa, 9 Oktober 2012.

Menurutnya, tujuan kedatangannya ke AS memang terkait dengan upaya meluruskan persepsi soal partainya. "Kedatangan kami untuk membuka mata dunia, bahwa tujuan kami itu tidak sejelek yang mereka bayangkan," katanya.

Suhardi mengaku sudah berada di Negeri Abang Sam sejak tiga hari sebelumnya dan agendanya dipenuhi pertemuan dengan tokoh-tokoh teras di Ibu Kota Amerika Serikat itu. "Respons mereka positif, banyak yang ingin datang ke Indonesia dan menemui Pak Prabowo langsung," kata Suhardi.

Isu keterlibatan Prabowo dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM di Indonesia, kata Suhardi, justru sama sekali tidak muncul dalam berbagai pertemuan elite Gerindra dengan tokoh-tokoh AS. "Justru kami yang menyinggung duluan masalah ini," katanya sambil tersenyum.

Kepada mereka, Suhardi menunjukkan hasil polling terbaru di Indonesia yang menyimpulkan bahwa hanya 0,1 persen responden yang mempertanyakan latar belakang Prabowo soal pelanggaran HAM. "Kami tegaskan kalau hanya melihat masa lampau, kapan kita melihat ke depan?" kata Suhardi.

VICTORIA SIDJABAT (WASHINGTON DC)

Berita Terpopuler:
Setengah Polos, Model Tabrak 7 Orang
Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro
Saat Diperiksa, Model Penabrak 7 Orang Malah Joget
Alamat Model yang Tabrak Tujuh Korban Ternyata Palsu
Mourinho Kritik Sikap Casillas terhadap Barca


10.30 | 0 komentar | Read More

Saat Korban Bom Marriot Sambangi Pelaku Bom Bali 1  

Sabtu, 13 Oktober 2012 | 10:05 WIB

TEMPO.CO, Denpasar - Ini kisah sisi lain peringatan Satu Dekade Bom Bali I, Jumat, 12 Oktober 2012, tentang seorang korban terluka bom JW Marriot yang mencoba memaafkan musibah yang menimpanya dengan menemui sejumlah pelaku Bom Bali I.

Memaafkan adalah kuncinya. Bila masih banyak keluarga korban maupun korban itu sendiri terlampau sulit untuk memberi maaf pada pelaku teroris, berbeda dengan Tony Soemarno. Dia begitu mudahnya mengampuni pihak-pihak yang telah membuatnya cacat seumur hidup.

"Kalau masih dendam, luka itu akan terasa dua kali lebih besar. Luka secara fisik dan hati," tuturnya kepada Tempo, Jumat, 12 Oktober 2012. Namun, sekarang perasaannya sudah plong, tidak ada beban. Sama sekali tidak ada dendam dalam hatinya.

Metode yang terbilang tidak umum ini cukup ampuh. Meski tidak bisa menghilangkan seluruhnya, keadaan Tony saat ini sudah jauh lebih baik ketimbang ketika beberapa saat dia terkena ledakan yang terjadi pada 5 Agustus 2003 itu.

Ternyata, cara penyembuhan ini sudah dilakukannya sejak 2004 lalu. Saat itu, hanya beberapa bulan setelah dia keluar dari rumah sakit dan kembali bekerja. Perusahaannya berada di gedung Menara Rajawali, tepat di sebelah Hotel JW Marriot.

"Saat itu saya di lantai 20. Saat melihat ke luar dari jendela, saya tiba-tiba melihat ke bawah," ujarnya. Tepat saat itu, polisi sedang melakukan rekonstruksi peledakan.

Entah mengapa, Tony langsung turun. Dalang pengeboman, Masrizal alias Tohir ada di situ.

Tanpa komando, Tony kontan mengajaknya berbicara. Kaget juga dengan aksi Tony, polisi yang berjaga saat itu menahannya. "Kata polisi, saya lebih baik ke kantor saja kalau mau mengobrol-ngobrol. Saya juga heran, mengapa polisi bisa mengajak begitu," ucapnya.

Saat itu juga, Tony yang kelahiran Malang, Jawa Timur ini berangkat ke Mabes Polri. Rencananya hanya bertemu 10 menit, namun pada kenyataannya Tony bercakap-cakap hingga 2 jam.

"Sampai saya sempat salat bareng dengan dia (Tohir)," kata Tony, sambil kembali mengisap cerutunya di restoran salah satu hotel di bilangan Kuta, Bali.

Namun, sebelum salat itu, Tony mampu memasukkan doktrinnya kepada Tohir. Menurut pengakuan Tony, Tohir seketika sadar dan meminta maaf atas perbuatannya.

Tony cukup percaya dengan Tohir saat itu. "Kepuasannya luar biasa, kalau bisa membuat orang sedikit kembali ke jalan yang semestinya," ucapnya dengan tatapan menerawang.

Sayang, bukan itu kebanggaan terbesarnya, melainkan pada Ali Imron. Terpidana hukuman mati kasus Bom Bali I ini sangat sulit didekati. Dia begitu dingin saat diajak bicara.

"Awalnya hanya satu arah. Hanya saya saja yang tanya. Saya tanyakan keluarga, hobinya apa, dan lain-lain. Pokoknya asal nyambung saja," ia menambahkan. Komunikasi satu arah ini berlangsung hingga beberapa pertemuan setelahnya.

Baru pada sekitar pertemuan ketujuh, benteng pertahanan Ali mulai runtuh. Dia mulai meminta Tony untuk membawakannya makanan ringan sejenis keripik.

Tony yang hingga kini menjadi pengurus Yayasan Asosiasi Korban Bom Indonesia (ASKOBI) ini menjalin hubungan yang cukup dekat dengan Ali. Paling tidak, Tony berkunjung satu kali dalam dua bulan untuk menemui pelaku pengeboman.

Selain Tohir, Tony juga kerap menemui kawan-kawan Toni dalam aksi yang sama. Total, dia sudah bertemu tujuh orang yang berbeda.

Kini, Tony berada di Bali khusus untuk turut memeringati 10 tahun Bom Bali I. "Saya pengennya juga mengunjungi pelaku bom di LP Kerobokan. Mudah-mudahan bisa," ia berharap.

Ini karena, untuk bertemu dengan pelaku itu, ia harus membuat pendekatan dulu dengan aparat setempat.

Tentu sudah banyak kebanggaan yang dikantongi Tony. Sayang lagi sayang, dia masih punya satu angan-angan. "Saya masih pengen ketemu Umar Patek. Pengennya tahun ini," katanya optimistis.

Cara-cara pendekatan persuasif ini memberinya banyak keuntungan dan kepuasan batin. Dia merasa nyaris pulih total.

Namun, ada tiga hal yang masih ditakutinya hingga detik ini. "Pertama, saya masih enggak berani parkir di basement atau tempat gelap. Lebih baik parkir agak jauh daripada harus ke basement. Saya masih ngeri saja," katanya.

Kemudian, hal lain yang membuat jantungnya berdetak sangat kencang adalah suara bantingan pintu.

Terakhir, dia kerap merasa kecewa jika ada orang-orang yang masih memandangnya sebelah mata. "Misalnya, kalau ada orang yang masuk dalam lift, lalu matanya sepintas menoleh tangan saya, ia lalu bergerak menjauh," ujarnya, sambil memeragakan.

Ayah tiga anak ini merasa tidak nyaman dengan perlakuan tersebut. "Biasanya orang Indonesia yang lebih sering memandang jijik seperti itu. Kalau bule, mereka biasanya langsung tanya kenapa tangan saya. Itu lebih saya hargai," ujar dia.

Sepintas, bentuk tangan kanan dan kiri Tony memang sedikit berbeda. Sekat antarjarinya tidak lagi sempurna. Sel-sel koloidnya melebur sehingga membuat gerak jarinya makin sulit.

Meski sudah 99 persen sembuh, ingatannya masih segar. Kala itu, Tony bersama tujuh orang lainnya sedang berada di Coffee Station Syailendra. Dua orang di antaranya merupakan klien Tony. Jarum jam saat itu mengunjukkan pukul 12.55 WIB.

Saat ledakan, Tony melihat langsung api menyambar ke arah wajahnya. Ia bergerak cepat menutupi wajah dengan kedua tangannya. Wajahnya terselamatkan. Sayang, ia harus mengorbankan kedua tangan dan kepala atasnya.

Luka bakar masih terlihat jelas di bagian itu.

KETUT EFRATA

Berita Terpopuler Lainnya:

Saat Diperiksa, Model Penabrak 7 Orang Malah Joget

Alamat Model yang Tabrak Tujuh Korban Ternyata Palsu

Tabrak 7 Orang, Model Berbikini Dengar Bisikan Gaib

Astronom Temukan Planet Berlapis Berlian

Anak Qadhafi Ingin Digantung di Libya


10.30 | 0 komentar | Read More

Babak Belur Dipukul Guru, Siswa Lapor Polisi  

Written By Unknown on Jumat, 12 Oktober 2012 | 10.30

Jum''at, 12 Oktober 2012 | 08:03 WIB

TEMPO.CO, Lampung- Zalqi Welmanja, 16 tahun, siswa Sekolah Menengah Atas Pembangunan Kalianda, Lampung Selatan, melaporkan gurunya, Desi Welianda, 42 tahun, ke polisi terkait penganiayaan. Dengan mata lebam, Zalqi mendatangi kantor Kepolisian Resor Lampung Selatan. "Saya dipukul berulang-ulang di bagian muka," kata Zalqi Welmanja, Jumat, 12 Oktober 2012.

Zalqi menceritakan penganiayaan itu terjadi di ruang kelas pada 7 Oktober 2012. Awalnya, Desi Welianda yang mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan itu melempar dirinya dengan sepatu, tapi tidak berhasil mengenai dia. "Entah kenapa, dia lalu mendekati saya dan langsung menghajar dengan pukulan bertubi-tubi. Saya berusaha melindungi diri dengan kedua tangan," katanya.

Dia mengaku sudah melaporkan ke polisi kemarin dengan membawa foto dan visum dari dokter. Siswa kelas 1 SMU itu berharap aksi kekerasan itu tidak terulang kepada siswa lain. "Sudah ada upaya damai dari pihak sekolah, tapi kami tolak. Untuk pelajaran bagi guru agar tidak melakukan tindak kekerasan terhadap anak didik," kata Nurlela, orang tua Zalqi.

Desi Welianda, guru yang dituding melakukan penganiayaan itu, mengakui telah memukul Zalqi. Alasannya, guru yang sudah menjalani profesi guru selama 12 tahun itu merasa dilecehkan dengan perkataan jorok muridnya di muka kelas. "Saya tegur dia dengan baik-baik, tapi anak itu mengacungkan jari tengah disertai ucapan jorok tepat di muka saya," kata perempuan berkerudung itu.

Menanggapi laporan siswanya itu, dia hanya pasrah dan akan mengikuti proses hukum. Pihak sekolah, kata dia, sudah berupaya mendamaikan agar kasus itu tidak sampai ke pengadilan. "Tapi perdamaian buntu. Saya siap menghadapinya. Itu tindakan spontan," kata Desi.

NUROCHMAN ARRAZIE

Berita lain:
Perselingkuhan Ibu Negara Prancis Terungkap
Wakapolri Akui Ada Korupsi di Kepolisian 
Uma Thurman Bintangi Film Beradegan Seks Nyata 
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan
Yang Diinginkan Wanita Sebelum Bercinta  


10.30 | 0 komentar | Read More

Kontak Senjata di Paniai Papua, Dua Polisi Luka  

Jum''at, 12 Oktober 2012 | 08:29 WIB

TEMPO.CO, Jayapura - Insiden baku tembak antara kepolisian dan anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka kembali terjadi di Kabupaten Paniai, Kamis, 11 Oktober 2012, sekitar pukul 12.30 WIT.

Peristiwa itu bermula dari aksi penghadangan OPM terhadap aparat gabungan TNI/kepolisian yang menggunakan empat buah speedboat ke Distrik Kebo, Paniai Utara, untuk pengamanan pemilihan kepala daerah di Paniai, Sabtu, 13 Oktober 2012.

Ketika memasuki muara kali Waneuwo, aparat dikagetkan dengan sejumlah tembakan dari darat. Aparat gabungan langsung membalas menembak. Kontak senjata antara kedua belah pihak berlangsung hingga beberapa menit.

Akibat baku tembak, aparat batal melanjutkan perjalanan ke Kebo dan kembali ke Enarotali. "Anggota kami dihadang kelompoknya Jhon Yogi. Mereka menembaki anggota hingga dua luka tembak dan satu buah speedboat kami yang memuat bahan makan tenggelam. Kedua korban tersebut kami langsung larikan ke RSUD Madi untuk dirawat. Sedangkan speedboat-nya masih di TKP," kata Kepala Kepolisian Resor Paniai, Ajun Komisaris Besar Polisi Anthon Diantje, Jumat pagi, 12 Oktober 2012. OPM sendiri belum berkomentar mengenai insiden itu.

Anthon Diantje membantah pihaknya menembak rumah warga usai insiden penembakan dengan anggota OPM. "Tidak benar, tidak ada itu," katanya.

Warga Paniai Marko Pekey mengungkapkan ketika aparat gabungan dalam perjalanan pulang, mereka menembak dari atas speedboat di Danau Paniai. "Mereka mengeluarkan puluhan peluru di Kota Enarotali dan Kampung Bobaigo. Tindakan aparat ini menyebabkan masyarakat di Pasar Enarotali dan sekitarnya ketakutan. Mereka lari kocar-kacir menyelamatkan diri," ucapnya. 

Wakil Kepala Kepolisian Resor Paniai, Komisaris Polisi Ibrahim, mengatakan anggotanya ditembak dari Bukit Bobaigo. "Anggota kami langsung ke Bobaigo dan menahan tiga orang. Ketiga orang itu kami tahan untuk dimintai keterangan soal ini (penembakan)," katanya.

Sementara itu, di Kabupaten Tolikara, Papua, polisi menahan dua pria yang diduga anggota jaringan OPM Rayon I Tolikara. Mereka yang ditahan adalah VB dan FW. Keduanya diringkus saat operasi gabungan aparat Polsek Tolikara dan TNI di pertigaan Jalan Raya Tolikara-Puncak Jaya, Rabu, 10 Oktober 2012, sekitar pukul 17.00 WIT.

Kepala Kepolisian Resor Tolikara, Ajun Komisaris Besar Alexander Louw, mengatakan dari tangan keduanya dirampas satu pucuk senjata api laras pendek jenis revolver S & W, 24 butir peluru kaliber 3,8 yang diletakkan di mobil Ranger Ford, DS 8905 BB, yang dikemudikan FW dan VT.

Dari hasil pemeriksaan, polisi juga menyita sejumlah amunisi, dua dokumen TPN-OPM, dan foto Bendera Bintang Kejora saat penggeledahan di rumah VT di Desa Gelime Distrik Gelime, Tolikara. "Razia gabungan ini melibatkan TNI dan Polri. Hasil dari penemuan ini nanti akan terus dikembangkan," katanya.

JERRY OMONA

Berita lain:
Wakapolri Akui Ada Korupsi di Kepolisian 
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan
KPK Bidik Penggiring Proyek dari Senayan
Rosa Kini Tak Berani Sebut Siapa Ketua Besar
Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK  


10.30 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger