Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Pesan Spiritual Diabaikan, Soeharto Dilempar Tomat

Written By Unknown on Minggu, 31 Maret 2013 | 10.30

Minggu, 31 Maret 2013 | 09:08 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum menjadi Presiden kedua RI, Soeharto telah berkecimpung dengan dunia kebatinan Jawa. Bersama Soedjono Hoemardhani, Soeharto berguru pada Rama Marta. Dan kala memimpin Nusantara, Soedjono tetap memantau Soeharto dengan bantuan guru spiritual dan para leluhur.

Kata Dr Budyapradipta, pakar Sastra Jawa Universitas Indonesia, banyak kebijakan politik Soeharto yang dikomunikasikan dahulu dengan leluhur, sebelum disahkan. Seperti pembuatan Garis-garis Besar Haluan Negara atau kala Indonesia mau merebut Timor Timur. "Soeharto terus-menerus meminta pertimbangan dhawuh ini," kata Budyapradipta dalam artikel "Soedjono dan 'Orde Dhawuh'", edisi khusus majalah Tempo, 10 Februari 2008.

Dhawuh yang dimaksud Budyapradipta adalah pesan leluhur. Budyapradipta sendiri mendengar cerita ini langsung dari Soedjono ketika menjadi sekretaris pribadinya, pada 1983–1986.

Kata Budyapradipta, ada sebuah kejadian menarik kala Soeharto tak mengacuhi dhawuh leluhur. Pada waktu Soeharto hendak melakukan kunjungan ke Filipina dan Australia, Rama Dijat pun diundang Soedjono ke rumahnya. Roh yang masuk dalam diri Rama Dijat mengatakan, perjalanan Soeharto ke Australia haruslah diawasi.

Pesan itu disampaikan Soedjono kepada Yoga Soegama, pemimpin Badan Intelijen Negara saat itu. Tapi, kata Yoga, Filipina-lah yang harus diwaspadai. Sebab, Marcos baru saja digulingkan. "Kenyataannya, kondisi di Filipina aman saja," ujar Budyapradipta. "Tapi, di Australia, Soeharto disambut demonstran dengan lemparan tomat dan telur busuk yang mengenai dahinya."

Waktu pulang ke Jakarta, Yoga Soegama langsung didamprat Soedjono. "Yoga, mangkane ojo nyepeleake intel spiritualku (Yoga, maka dari itu jangan menyepelekan intel spiritualku)."

MAJALAH TEMPO | CORNILA

Baca juga
EDISI KHUSUS: Guru Spiritual Seleb

Terpopuler
Akhirnya, Bapak dan Anak Pimpin Partai Demokrat
Tudingan Via Facebook Soal Penyerbuan LP Sleman
Berapa Tarif Ki Joko Bodo?
Abraham Bungkam Soal Usaha Pendongkelan Dirinya
Menulis Kasus LP Sleman di FB, Siapa Idjon Djanbi?
Acara Kongres Demokrat Kacau Balau

Topik terhangat:Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Krisis Bawang | Harta Djoko Susilo Nasib Anas


10.30 | 0 komentar | Read More

Soeharto, Bunga Wijayakusuma, dan Cendana

Minggu, 31 Maret 2013 | 09:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmu spiritual mantan presiden RI ke-2 Soeharto semakin dalam setelah bertemu dengan perwira menengah Angkatan Darat, Mesran Hadi Prayitno. ketika itu, Mesran menyarankan Soeharto untuk bertemu dengan Raden Panji Soedijat Prawirokoesoemo. Pria yang lebih dikenal dengan sebutan Rama Dijat ini adalah guru kebatinan Jawa.

Dalam Edisi Khusus Majalah Tempo, 10 Februari 2008, di artikel: Soedjono dan 'Orde Dhawuh', diceritakan bila Mesran dan Soeharto bertemu Rama Dijat pada 1963. Mereka bersua di di rumah orang tua Romo Dijat, Prawiro Dinomo, di Dukuh Gopetan, Desa Gemblegan Kalipotes, Klaten.

"Soeharto kaget," tulis Majalah Tempo. "Ternyata Rama Dijat adalah lelaki misterius yang pernah ia temui waktu berziarah ke makam leluhur raja Majapahit di situs Trowulan."

Waktu itu, Soeharto melihat seorang lelaki yang tengah bermeditasi dan berhasil melakukan komunikasi dengan alam gaib. Soeharto terkesan, kagum, dan penasaran terhadap lelaki itu. Tapi pria itu keburu pergi.

Pada pertemuan Klaten itu, Soeharto langsung menyatakan diri menjadi murid Rama Dijat. Soeharto pun hampir tidak pernah absen mengikuti sarasehan di rumah Rama Dijat, Jalan Sriwijaya 70 Semarang. Ia pun bertandang ke rumah Rama Dijat untuk berkonsultasi. "Tak jarang pula Rama Dijat diundang ke istana atau diutus mencari sesuatu."

Kata Dr Budyapradipta, pakar sastra Jawa Universitas Indonesia, Rama Dijat dan Soedjono Hoemardani pernah pergi mencari pohon wijayakusuma. "Pak Djono pernah bercerita bagaimana ia bersama Romo Dijat mencari pohon wijayakusuma di dekat Nusakambangan yang lautnya ganas," kata Budyapradipta yang pernah menjadi sekretaris pribadi Soedjono pada 1983–1986.

Dalam kisah pewayangan, bunga wijayakusuma adalah senjata Kresna. Dengan bentuk kecil-kecil, bunga Wijayakusuma dipercaya memberi tanda negara bakal baik. Setelah Soedjono dan Rama Dijat mendapatkannya, pohon ini ditanam di Cendana, Keraton Solo, dan rumah Soedjono.

MAJALAH TEMPO | CORNILA

Baca juga
EDISI KHUSUS: Guru Spiritual Seleb

Terpopuler

Akhirnya, Bapak dan Anak Pimpin Partai Demokrat 
Tudingan Via Facebook Soal Penyerbuan LP Sleman
Berapa Tarif Ki Joko Bodo? 
Abraham Bungkam Soal Usaha Pendongkelan Dirinya 
Menulis Kasus LP Sleman di FB, Siapa Idjon Djanbi? 
Acara Kongres Demokrat Kacau Balau  

Topik terhangat:Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Krisis Bawang | Harta Djoko Susilo Nasib Anas


10.30 | 0 komentar | Read More

Ini Jadi Posisi Baru Marzuki Alie di Demokrat  

Written By Unknown on Sabtu, 30 Maret 2013 | 10.31

Sabtu, 30 Maret 2013 | 10:11 WIB

TEMPO.CO, Denpasar - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie, kembali mengumpulkan kader Demokrat cabang di Hotel Aston, Denpasar, Jumat, 29 Maret 2013 sekitar pukul 23.00 WITA. Pertemuan antara Marzuki dengan pendukungnya ini dilakukan setelah Marzuki bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pak Marzuki akan menjadi Ketua Harian," kata Ketua Demokrat Tanjung Jabung, Provinsi Jambi, Muhammad Syarudin di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Sabtu, 30 Maret 2013. Dalam pertemuan, kata dia, Marzuki menyampaikan hasil pertemuan sebelumnya dengan SBY. Menurut dia, Marzuki menegaskan dukungannya kepada SBY sebagai Ketua Umum Demokrat.

Dia menjelaskan, dalam pertemuan kemarin Marzuki hadir bersama sejumlah orang dekatnya. Menurut Syarudin, total jumlah pengurus DPC yang hadir dalam pertemuan di Aston sekitar 300 DPC. Dia berharap, kongres akan menetapkan SBY sebagai ketua dan menjadikannya sebagai formatur tunggal. "Formatur ini yang menyusun kepengurusan," kata dia.

Dia berharap, dalam kongres ini tidak ada lagi kontroversi dan penuh ketegangan. Maksimal, kata dia, kongres akan berlangsung hingga pukul 5 sore. "Kami ingin partai diselamatkan," kata dia.

Kongres Luar Biasa Partai Demokrat digelar di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, 30-31 Maret 2013. Kongres ini bertujuan untuk memilih ketua umum yang ditinggalkan oleh Anas Urbaningrum. Sebagian besar pengurus DPD mengusulkan agar jabatan ini diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

WAYAN AGUS PURNOMO

Topik terhangat:
Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Krisis Bawang | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas

Berita terpopuler lainnya:
Ketua Umum Terpilih, Ibas Mundur sebagai Sekjen
Jokowi Kalah Sama Penjual Dompet 
Kasus Lapas Cebongan, Polda Perlu Gaet Agen Asing?
Chairul Tanjung akan Beli Saham Viva Media
Car Free Night Bandung Diuji Coba Besok


10.31 | 0 komentar | Read More

Anas di Bali, Tapi untuk Liburan  

Sabtu, 30 Maret 2013 | 10:23 WIB

TEMPO.CO, Denpasar - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dipastikan ada di Bali. Tapi kehadirannya di Pulau Dewata itu bukan karena ada Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang sedang dihelat di sana.

"Anas enggak mikirin KLB," kata bekas Direktur Eksekutif Partai Demokrat, M Rahmad di Denpasar, Sabtu, 30 Maret 2013. Rahmad selama ini dikenal sebagai orang dekat Anas mengatakan kedatangan Anas di Bali untuk menikmati liburan panjang.

Rahmad menambahkan, Anas juga kemungkinan besar tidak akan hadir dalam kongres yang berlangsung di Hotel Grand Bali Beach, Denpasar, pada Sabtu-Ahad, 30-31 Maret 2013. Alasannya, menurut dia, hingga kini Anas belum menerima undangan menghadiri kongres.

Padahal, lanjut Rahmad, seharusnya Anas tetap diundang untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya selama menjadi Ketua Umum sejak 2010. Menurut Rahmad, Anas dipilih oleh kongres dan dihentikan juga melalui kongres.

Adapun kongres yang mulai dilaksanakan hari ini memiliki agenda utama memilih ketua umum yang posisinya kosong karena ditinggalkan oleh Anas. Sejumlah pengurus daerah Demokrat mengusulkan agar posisi ketua umum partai diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Atas usulan ini, Presiden SBY masih pikir-pikir dan punya syarat khusus.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait:
Ketua Umum Terpilih, Ibas Mundur sebagai Sekjen 
Siapa yang Mendanai KLB Demokrat?
Empat Alasan Rachland Demokrat Sulit Dipulihkan
Mubarok Prediksi SBY Tolak Jabatan Ketua Umum


10.30 | 0 komentar | Read More

Umat Muslim di Manado Amankan Prosesi Paskah  

Written By Unknown on Jumat, 29 Maret 2013 | 10.30

Jum'at, 29 Maret 2013 | 09:07 WIB

TEMPO.CO,  Manado - Umat muslim di Sulawesi Utara patut dijadikan contoh. Dibuktikan dengan terlibat langsung menjaga proses paskah pada Kamis, 28 Maret 2013. Seperti terlihat di Kota Bitung ketika remaja masjid dan Badan Takmirul Masjid Wangurer ikut menjaga pawai obor Napak Tilas Jalan Salib Jemaat Gereja Kalvari Wangurer.

Semenjak persiapan pawai obor sekitar pukul 19.30 WITA, para jemaah masjid berpakaian putih lengkap dengan peci haji sudah berjaga-jaga di sekitaran kawasan  tersebut.

"Ini bukti kerukunan umat beragama di Bitung dan Sulawesi Utara. Ini sudah jadi tradisi ketika umat Nasrani ada hajatan kita yang jaga. Begitu juga sebaliknya," kata Alamsyah, salah satu jemaah masjid kepada TEMPO, Kamis 28 Maret 2013.

Sementara, di sepanjang jalan dalam pawai obor napak tilas tersebut, anak-anak  bernyanyi lagi Alangkah Bahagianya Hidup Rukun dan Damai yang menjadi lagu perdamaian di Sulawesi Utara.

Sekadar diinformasikan, kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara sendiri sudah mendapatkan pengakuan dunia. Bahkan pada bulan April mendatang, di Kota Manado, Sulawesi Utara akan dilaksanakan dialog pemuka agama antara Indonesia dan Jerman.

ISA ANSHAR JUSUF

Berita Lain:
Pesawat Siluman AS Mengudara, Korut Siapkan Rudal 
KLB, Rachlan Khawatir Partai Dermokrat Tetap Karam
Tahanan Blok A Lapas Cebongan Tertekan
Kasus Lapas Cebongan, Polda Perlu Gaet Agen Asing?
Sulitnya Memburu Kepala Pengamanan Lapas Cebongan


10.30 | 1 komentar | Read More

Empat Alasan Rachland Demokrat Sulit Dipulihkan

Jum'at, 29 Maret 2013 | 10:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia Rachland Nashidik mengaku khawatir mesti nakhoda berganti, Demokrat akan tetap karam. Setidaknya, Rachland mengemukakan empat alasan sehingga simpati pemilih sulit dibangunkan dan elektabilitas susah dipulihkan.

"Pertama, Partai Demokrat dinilai publik antidemokrasi," kata Rachland, Jumat, 29 Maret 2013. Penilaian ini bisa muncul karena posisi ketua di dalam partai dijabat oleh orang yang sama. Dia membandingkan dengan Partai Komunis di Cina yang membagi kekuasaannya kepada kader yang berbeda-beda.

Alasan kedua adalah, partai akan dinilai tidak mempedulikan etika dan persepsi publik. Menurut mantan Direktur Imparsial ini, etalase politik Partai Demokrat tidak berubah, yakni tetap diisi oleh figur yang dinilai tidak baik oleh publik. "Entah karena sedang memiliki masalah hukum atau personalitas politiknya yang terlanjur dinilai buruk," ujarnya.

Alasan ketiga adalah Demokrat dinilai tidak serius berbenah diri jika Ketua Harian dipegang oleh sosok yang tidak bisa bekerja penuh waktu. Dia menyatakan alasan dibuatnya jabatan ini adalah kesibukan ketua umum jika SBY terpilih. Alasan keempat yang disampaikan Rachland adalah persepsi publik buruk karena Demokrat dianggap partai yang melayani kepentingan keluarga.

Dia menjelaskan, Kongres Luar Biasa di Bali mungkin tidak menghasilkan keputusan yang terbaik. Tetapi dia berharap, keputusan yang terburuk harus dihindari. "Keputusan terbaik SBY ditunggu semua orang," kata Rachland.

Kongres Luar Biasa Partai Demokrat diselenggarakan di Bali pada 30-31 Maret 2013. Kongres dihelat untuk memilih ketua umum yang posisinya kosong karena ditinggalkan oleh Anas Urbaningrung. Pengurus daerah Demokrat sudah mengusulkan agar posisi ini diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita Lain:
Umat Muslim di Manado Amankan Prosesi Paskah 
Ganjil Genap Akan Dievaluasi Lagi
Ganjil Genap Kembali Ditunda 
Pesawat Siluman AS Mengudara, Korut Siapkan Rudal 
KLB, Rachlan Khawatir Partai Dermokrat Tetap Karam


10.30 | 0 komentar | Read More

KPU Tetapkan Pilgub NTT Dua Putaran  

Written By Unknown on Kamis, 28 Maret 2013 | 10.30

Kamis, 28 Maret 2013 | 09:33 WIB

TEMPO.CO, Kupang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTT periode 2013-2018 akan dilaksanakan dua putaran. Pada putaran pertama yang digelar 18 Maret 2013 lalu, tidak satu pun calon yang meraih suara hingga 30 persen, dari total suara sah sebanyak 2.286.461.

"Karena tidak ada satu pun pasangan calon yang mencapai 30 persen suara sah, maka Pilkada NTT dilangsungkan dua putaran," kata anggota KPU, Maryanti Luturmas, saat pleno rekapitulasi suara hasil Pilkada NTT di kantor KPU NTT, Kamis, 28 Maret 2013.

Dalam pleno rekapitulasi itu, dua pasangan calon peraih suara terbanyak yakni Frans Lebu Raya-Beny Litelnony dengan 681.273 suara (29,80 persen) yang diusung PDIP, dan Esthon Foenay-Paul Tallo dengan 515. 836 (22,56 persen) yang diusung Partai Gerindra. "Pasangan calon yang lolos putaran kedua yakni Frans Lebu Raya-Beny Litelnony dan Esthon Foenay-Paul Tallo," katanya.

Sedangkan tiga pasangan calon lainnya, yakni Ibrahim Medah-Melki Laka Lena yang diusung Partai Golkar, hanya meraih suara 514.173 (22,49 persen). Diikuti calon independen Cristian Rotok-Paul Liyanto dengan 332.569 suara (14,55 persen).

Pada urutan terakhir ditempati anggota DPR RI Beny Kabur Harman-Welem Nope, yang diusung Partai Demokrat, dengan 242.610 suara atau (10,61 persen). Pilkada putaran kedua akan digelar pada 15 Mei 2013 mendatang.

YOHANES SEO


10.30 | 0 komentar | Read More

Ketua Umum Demokrat Keputusan Berat bagi SBY

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) menyampaikan pidato dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai tersebut, di hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2). TEMPO/Dasril Roszandi

Kamis, 28 Maret 2013 | 10:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pol-Tracking Institute Hanta Yudha AR memperkirakan pelaksanaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat akan berjalan tanpa riak jika Susilo Bambang Yudhoyono bersedia menerima jabatan ketua umum. Namun, dia menyatakan, menerima jabatan ketua umum adalah keputusan yang berat untuk SBY.

"SBY adalah sosok yang mempertimbangkan citra," kata Hanta saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Maret 2013. Dia menjelaskan, SBY sengaja melempar wacana pencalonannya adalah untuk menguji reaksi publik.

Hanya menyatakan, sebenarnya dalam jangka panjang memilih SBY sebagai ketua umum tidak baik untuk Demokrat. Bisa saja untuk kepentingan jangka pendek, Partai Demokrat akan selamat. Tapi, di masa depan Demokrat akan semakin terjebak pada figur tertentu. "Ini bisa mereduksi Partai Demokrat," kata dia.

Menurut Hanta, tak hanya Demokrat yang dirugikan. Sebagai Presiden, fokus SBY akan terpecah untuk menstabilkan kondisi partainya yang sedang terseok. Akibatnya, publik dirugikan karena kegiatan SBY untuk kesejahteraan rakyat akan terbagi dengan kegiatan dalam mengurus Demokrat. "Publik tidak menghendaki kondisi itu terjadi," kata dia.

Kongres Luar Biasa Partai Demokrat akan dilangsungkan di Bali pada 30-31 Maret 2013. Kongres dihelat untuk memilih ketua umum setelah Anas Urbaningrum berhenti dari jabatannya. Anas ditetapkan sebagai tersangka kasus suap Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sebelumnya ada sejumlah nama yang menguat menjelang pelaksanaan kongres. Misalnya Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustopa yang dikenal sebagai orang dekat Anas. Selain itu ada pula nama Marzuki Alie, kandidat yang dikalahkan Anas pada Kongres 2010 di Bandung. Namun pada pertemuan di Cikeas Ahad lalu, ketua Dewan Pimpinan Derah justru mengusulkan nama SBY sebagai calon ketua umum.

WAYAN AGUS PURNOMO


10.30 | 0 komentar | Read More

Granat di Rompi Penyerang Penjara Cebongan Sleman  

Written By Unknown on Rabu, 27 Maret 2013 | 10.31

Rabu, 27 Maret 2013 | 08:33 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga setiap personel kawanan bersenjata membawa granat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cebongan, Sleman, 23 Maret lalu. Dugaan Komnas itu didasarkan keterangan dari sejumlah saksi.

"Granat itu ada yang disimpan pada rompi, ada yang di saku celana kiri kanan," kata Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila saat ditemui di LP Cebongan, Selasa, 26 Maret 2013. (Baca juga: Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman dan Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman)

Laila mengatakan, selain granat, tiap personel membawa senjata laras panjang. "Mereka pakai rompi dan zebo yang seragam," kata Laila. "Mereka bergerak dengan singkat, cepat, terencana. Mereka terlatih dan profesional," kata Laila.

Sumber Tempo menambahkan, rompi tersebut rompi anti peluru. Sedangkan pakaian yang dikenakan ada yang berupa kemeja lengan pendek maupun panjang. Celana yang dikenakan juga tak seragam. Sepatunya pun bukan sepatu lars, melainkan sepatu olah raga (kets). Cek info penyerangan profesional di penjara Cebongan Sleman.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo

Berita Terkait:
Tahanan Cebongan Sleman Dipaksa Tepuk Tangan
Beragam Cara Atasi Trauma di Penjara Cebongan
Agar Penjara Cebongan Sleman Tak Bikin Ngeri


10.31 | 0 komentar | Read More

Ribuan Mahasiswa asal NTT Eksodus dari Yogya  

Rabu, 27 Maret 2013 | 09:20 WIB

TEMPO.CO, Sleman -- Sebanyak 5 ribu mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) eksodus dari Yogyakarta ke sejumlah daerah. Mereka merasa takut pasca-penembakan empat narapidana Lembaga Pemasyarakatan, Cebongan, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu, 23 Maret 2013. Keempat korban tersebut semua berasal dari NTT.

Sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa NTT, Daniel Dama Ledo, mengatakan mahasiswa ketakutan setelah beredar pesan singkat tentang sweeping oleh kelompok tak dikenal dan bersenjata ke pusat-pusat hunian mahasiswa. Mereka mengungsi ke kerabat yang ada di Malang, Solo, dan Surabaya. "Separuh dari 10 ribu mahasiswa NTT, terutama dari Kupang, eksodus," kata dia kepada Tempo di kantornya, Sleman, Selasa sore, 26 Maret 2013. (Baca juga: Asrama mahasiswa NTT ditinggal penghuni)

Menurut dia, 20 orang sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa NTT telah bertemu dengan Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Sabar Rahardjo dan Komandan Kodim Sleman untuk meminta jaminan keamanan mahasiswa asal NTT. Selain jaminan kemananan, para sesepuh juga meminta polisi menyelesaikan kasus penembakan secara tuntas. "Kasus itu tanggung jawab negara. Harus diselesaikan agar tidak menimbulkan preseden buruk," katanya.

Para sesepuh, kata Daniel, prihatin dengan pernyataan Kapolda DIY bahwa kasus ini sulit diungkap. Pernyataan ini menimbulkan ketidakpastian kondisi mahasiswa NTT di Yogyakarta.

Dia menambahkan sesepuh akan berdiskusi untuk mendata mahasiswa dan warga NTT serta warga yang terjebak perkelahian. Ia menyerukan perdamaian dan menolak kekerasan. "Kekerasan tidak perlu dibalas dengan kekerasan. Itu seperti besi menancapkan besi," katanya.

Sebelumnya, empat tahanan LP Cebongan, yang menjadi tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus Sertu Santoso, dieksekusi kawanan bersenjata pada Sabtu pekan lalu. Mereka adalah Yohanes Juan Mambait, Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga alias Dedi, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu alias Adi. Empat jenazah telah diterbangkan ke NTT Senin pagi, 25 Januari 2013. Cek info penyerangan profesional di penjara Cebongan Sleman.

SHINTA MAHARANI

Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo

Berita Terkait:
Tahanan Cebongan Sleman Dipaksa Tepuk Tangan
Beragam Cara Atasi Trauma di Penjara Cebongan
Agar Penjara Cebongan Sleman Tak Bikin Ngeri


10.30 | 0 komentar | Read More

Satu Jenazah Korban Cebongan Dipulangkan ke Nagekeo

Written By Unknown on Selasa, 26 Maret 2013 | 10.31

Selasa, 26 Maret 2013 | 09:41 WIB

TEMPO.CO, Kupang - Satu dari empat jenazah korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Andrianus Sandragalaja, dikirim ke kampung halamannya di Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa pagi, 26 Maret 2013.

Salah seorang anggota keluarga Adrianus, John Renggo Dekresano, mengatakan, jenazah Adrianus akan dipulangkan ke kampung halamannya di Nangaroro, Nagekeo, setelah disemayamkan semalam di rumah keluarga korban di Kupang. "Jenazah akan dipulangkan melalui Ende," kata dia.

Jasad Adrianus akan diterbangkan menggunakan pesawat Wingsair menuju Bandara Aroeboesman, Ende, lalu menempuh jalan darat menuju Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, yang berjarak sekitar 120 kilometer.

Empat putra NTT: Gamaliel Yemi Tarto Rohi Riwu, 33 tahun, Hendrik Angel Sahetapy (31), Yohanes Yuan Manbait, dan Andrianus Sandragalaja; menjadi korban penembakan kelompok orang tak dikenal di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Yogyakarta.

Penyerangan bersenjata api itu terjadi pada Sabtu dinihari, 23 Maret 2013. Selain menewaskan empat orang NTT, serangan itu juga melukai dua sipir Cebongan. Simak penyerangan "profesional" di penjara Cebongan Sleman di sini.

YOHANES SEO

Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Berita Terkait:
Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman
Firasat Buruk Pemindahan Tahanan Lapas Sleman
Penyerangan LP Sleman Terencana, Ini Indikasinya
BIN: Senjata Penyerang LP Sleman Bukan Standar TNI


10.31 | 0 komentar | Read More

AJI Manado Kecam Penyerbuan TVRI Gorontalo  

Selasa, 26 Maret 2013 | 10:04 WIB

TEMPO.CO, Manado - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado meminta agar kepolisian menangkap dan menyidik pelaku kekerasan dan pendudukan Stasiun TVRI Gorontalo oleh massa pendukung calon Wali Kota Gorontalo Adhan Dhambea Senin lalu, 25 Maret 2013. Ketua AJI Manado Yoseph E. Ikanubun mengatakan bahwa massa pendukung pasangan calon Adhan Dhambea-Indrawanto Hassan juga merampas alat kerja jurnalis yang meliput pendudukan Stasiun TVRI Gorontalo itu.

Ikanubun menceritakan, saat itu TVRI Gorontalo tengah menyiarkan talkshow secara live. Mendadak massa yang dipimpin Adhan Dhambea dan Indrawanto Hassan menganiaya sejumlah wartawan TVRI. "Mereka memprotes pemberitaan TVRI yang mengutip Ketua Panwaslu Gorontalo mengenai putusan PTUN soal keabsahan pencalonan pasangan Adhan Dhambea-Indrawanto Hassan," kata Ikanubun, Selasa, 26 Maret 2012.

Koordinator Liputan TVRI Gorontalo Bambang Ismadi dan Kepala LPP Irmansyah ditendang. Sedangkan Ichsan Nento dari divisi program dipukuli saat mencegat massa.

"Mereka juga menganiaya dan mengancam wartawan dari berbagai media yang sedang meliput pendudukan Stasiun TVRI itu," kata Ikanubun.

Wartawan ANTV, Rully Lamusu, diancam agar menghapus rekaman kekerasan yang dilakukan para pelaku. Perlakuan yang sama juga dialami Farid Utina, wartawan Trans 7. Para pelaku kekerasan itu juga merampas kamera wartawan MetroTV, Andri Arnold.

"Kami mengecam keras kekerasan ini. Para pelaku kekerasan itu melecehkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang melindungi hak wartawan untuk menjalankan pekerjaannya," kata Ikanubun. Menganiaya, mengancam, dan merampas alat kerja wartawan adalah tindak pidana. Polisi harus menangkap serta menyidik para pelaku.

ISA ANSHAR JUSUF


10.30 | 0 komentar | Read More

Demo Kudeta, PKS Minta SBY Tetap Fokus Bekerja  

Written By Unknown on Senin, 25 Maret 2013 | 10.30

Senin, 25 Maret 2013 | 09:47 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Indra meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap fokus bekerja meski ada demo besar pada hari ini. Indra meminta pemerintah tidak khawatir karena demonstrasi ini tidak akan menyebabkan pemerintahan jatuh.

"Aksi ini hanya simbol ketidakpuasan masyarakat saja," kata Indra, Senin, 25 Maret 2013. Jika memang Presiden sudah bekerja dan programnya berhasil, dia meminta Presiden SBY menyikapi aksi ini secara wajar dan proporsional. "Presiden tidak perlu khawatir dan panik," kata dia.

Indra meminta aparat keamanan bersikap profesional menyikapi demo ini. Dia berharap aparat tidak menggunakan pendekatan represif dalam mengawal aksi Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia ini. Menurut dia, dalam era demokrasi, wajar rakyat mengkritisi pemerintah. Selama ini, banyak pihak yang kecewa dengan kinerja pemerintah. "Wajar mereka menyerukan kekecewaannya kepada pemerintah," kata dia.

Tuntutan mundur, kata Indra, seharusnya menjadi cerminan bagi Presiden SBY mengevaluasi kinerja pemerintahannya. Dia meminta SBY fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, pemberantasan korupsi, pemberantasan narkoba dan penegakkan hukum. "Termasuk menciptakan ketertiban dan keamanan," ujarnya. Simak heboh wacana kudeta di sini.

WAYAN AGUS PURNOMO

Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Berita terkait:
Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako
Penyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror
Permadi: Mosok Iya Nenek-Kakek Bikin Kudeta


10.30 | 0 komentar | Read More

Debu Vulkanik Gunung Lokon Penuhi Kota Tomohon  

Senin, 25 Maret 2013 | 09:53 WIB

TEMPO.CO, Manado - Letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, yang terjadi Senin, 25 Maret 2013 hingga saat ini mengakibatkan seluruh wilayah Kota Tomohon dipenuhi debu vulkanik.

Daerah yang paling parah adalah daerah Tara-tara dan Kelurahan Kakaskasen. "Debu vulkanik cukup mengganggu pemandangan karena beterbangan dibawa angin. Apalagi cuaca panas seperti ini, ya debunya kemana-mana," kata salah seorang warga Kelurahan Kakaskasen, Yubelium Warouw, kepada Tempo.

Warga Kakasekasen lainnya, Fien Kalalo, mengatakan banyaknya debu membuat aktivitas warga terhenti. Warga tidak bisa mencuci pakaian karena tidak bisa menjemur akibat khawatir kembali kotor terkena debu. "Debunya banyak sekali. Kaca rumah penuh debu. Maka ya, kegiatan seperti mencuci diurungkan," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara Hoyke Makarawung menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pembagian masker gratis kepada masyarakat Tomohon. "Pembagian masker berkoordinasi dengan pemerintah Tomohon. Ini perlu dilakukan untuk pencegahan pertama," ucapnya.

Menurut Makarawung, hingga saat ini belum ada laporan berkaitan dengan tindakan pengungsian, apakah perlu dilakukan atau tidak. Namun, BPBD Sulawesi Utara mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di daerah di radius yang tergolong tidak aman. "Soal pengungsian belum akan dilakukan karena memang belum ada laporan urgensinya," tutur Makarawung.

ISA ANSHAR JUSUF

Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas


10.30 | 0 komentar | Read More

Kata Tim Forensik Soal Korban LP Sleman

Written By Unknown on Minggu, 24 Maret 2013 | 10.30

Minggu, 24 Maret 2013 | 09:30 WIB

TEMPO.CO, Sleman - Tim dokter forensik Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Sardjito melakukan uji forensik terhadap empat jenazah tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman. Proses autopsi ini dibantu oleh tim dari Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata ahli forensik RSUP Dr Sardjito, Dr. Lipur Riyantiningtyas, tim memerlukan waktu tiga hingga empat jam untuk mengautopsi satu jenazah. Dan autopsi awal dilakukan terhadap dua jenazah dalam waktu bersamaan. "Luka pada jenazah cukup banyak," kata Lipur di RSUP Dr Sardjito, Sabtu, 23 Maret 2013. "Kami pun perlu melakukan visum dan pemeriksaan penunjang."

Di waktu berbeda, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda DIY, Dr. Didiet Setioboedi, enggan menjelaskan hasil uji forensik. Kata Didiet, hasil autopsi langsung diserahkan ke penyidik Polda DIY. "Empat jenazah sudah diperiksa. Tapi penjelasannya ada di penyidik, kami tidak berwenang," kata Didiet.

Uji forensik terhadap empat jenazah korban dilakukan Sabtu, 23 Maret 2013, pukul 11.45 hingga 20.30. Selama autopsi, beberapa polisi berlaras panjang, dari Brimob Polda DIY, tampak berjaga. Sedangkan semua pengunjung dilarang memasuki ruang forensik.

Sekitar pukul 20.45, sejumlah polisi menggotong empat bungkusan plastik hitam ke mobil dinas. Pada permukaan plastik tertera tulisan properti korban penembakan. (Baca juga: Kepala Pengaman LP Sleman Ditodong Pistol).

Empat korban tewas di LP Cebongan, Sleman, adalah Yohanes Juan Mambait, 38 tahun, Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu alias Adi (29). Mereka meninggal dalam sel setelah ditembak oleh gerombolan lelaki yang diduga anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.

SHINTA MAHARANI

Terpopuler
Kronologi Serangan ke Penjara Sleman  
Kondisi Korban Tembak Terduga Kopassus Mengerikan
Korban Penembakan Terduga Kopassus Terkapar di Sel  
Terduga Kopassus Penyerang LP Sleman Rebut CCTV  


10.30 | 0 komentar | Read More

Penyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror

Sejumlah perempuan membentangkan spanduk di bawah guyuran hujan deras, dalam unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (8/3). Para demonstran menyerukan persamaan hak serta menolak adanya diskriminasi, kekerasan, dan pemiskinan kaum perempuan. TEMPO/Seto Wardhana

Minggu, 24 Maret 2013 | 09:58 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang demo 25 Maret 2013, Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) mendapat banyak tekanan dari pelbagai pihak. Kata Sekretaris Jenderal MKRI Adhie Massardi, ancaman teror ini diterima sejumlah anggota Majelis, dalam berbagai bentuk. "Banyak teror kepada kami," kata Adhie, Ahad, 24 Maret 2013.

Adhie tidak menjelaskan rupa teror yang MKRI terima. Ia hanya menyatakan, MKRI perlu mengantisipasi pelbagai kemungkinan buruk. Dan antisipasinya berupa pemindahan lokasi unjuk rasa, dari depan Istana Kepresidenan ke depan gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Jalan Diponegoro, Jakarta. "Kami siap dengan segala risiko yang ada, tapi tetap tak boleh ada pertumpahan darah dalam demo itu," kata Adhie.

Selain akan menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mundur, demo 25 Maret bakal berbentuk aksi solidaritas sosial. Rencananya, MKRI menyediakan 4.000 paket sembako yang sudah disiapkan sejak Sabtu malam, 23 Maret 2013. "Paket sembako bakal dibagikan simpatisan MKRI ke masyarakat di sekitar lokasi aksi." (Baca juga: Gerakan Cabut Mandat Presiden).

Di unjuk rasa itu, sejumlah tokoh juga akan berorasi. Meski belum ada kepastian jumlah simpatisan yang hadir, Adhie yakin sejumlah seniman bakal ikut bergabung di sana. "Demo di Jakarta ini bakal dibarengi sejumlah aksi di hampir seluruh wilayah Indonesia, dengan tuntutan serupa," ujar Adhie.

Lima tuntutan yang diusung MKRI adalah meminta pemerintah menasionalisasi tambang minyak dan gas; turunkan harga kebutuhan pokok; menghentikan keran impor kebutuhan pokok; tuntaskan kasus korupsi, terutama yang dekat dengan lingkaran Istana; serta menghentikan konflik agama, suku, dan ras.

PRIHANDOKO

Terpopuler:

Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain   
Eyang Subur, Bekas Penjahit yang Koleksi Perhiasan 
Kepala Pengamanan LP Sleman Ditodong Pistol
Sultan Khawatirkan Keselamatan Mahasiswa NTT


10.30 | 0 komentar | Read More

Bendera GAM Sah Menjadi Bendera Aceh

Written By Unknown on Sabtu, 23 Maret 2013 | 10.31

Sabtu, 23 Maret 2013 | 10:13 WIB

TEMPO.CO, Banda Aceh - Bendera bulan bintang yang dulunya dipakai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) disahkan menjadi bendera Provinsi Aceh. Pengesahan terhadap Qanun (Peraturan Daerah) Aceh tentang Bendera dan Lambang, dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Jumat malam 22 Maret 2013.

Selain bendera, Qanun tersebut juga mengatur tentang penggunaan lambang bergambar buraq singa, sebagai lambang Provinsi Aceh. Lambang itu juga menjadi lambang GAM dulunya.

Parlemen juga mencabut penggunaan Pancacita, lambang Aceh sebelumnya. "Pada saat lambang baru berlaku, maka lambang Pancacita tidak dipakai lagi," kata Zaini Abdullah, Gubernur Aceh usai pengesahan Qanun bendera dan Lambang Aceh.

Menurut dia, penggunaan bendera dan pergantian lambang Provinsi Aceh merupakan amanah dari nota kesepakatan MoU Helsinki dan telah diimplememtasikan ke dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Bendera Aceh nantinya akan dikibarkan di samping bendera Merah Putih di kantor-kantor pemerintahan dan dalam upacara-upacara resmi. Lambang akan dipakai pada kop-kop surat pemerintahan.

Dalam rapat paripurna pengesahan qanun bendera dan lambang di gedung parlemen Aceh, hampir semua fraksi setuju dengan bendera dan lambang yang dipakai oleh GAM dulunya. Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda mengatakan qanun tersebut akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan dimasukkan dalam lembaran daerah. "Selanjutnya sudah bisa digunakan," ujarnya.

Saat sidang berlangsung, terjadi unjuk rasa dari massa yang menamakan dirinya Gayo Merdeka. Mereka menolak penggunaan bendera dan lambang tersebut. Koordinator Gayo Merdeka, Jawahir Putra menilai pengesahan bendera dan lambang GAM sebagai bendera resmi Provinsi Aceh, adalah sikap bodoh dari wakil rakyat sendiri. "Untuk siapa bendera dan lambang itu, hanya untuk kelompok sendiri," ujarnya.

Kebijakan itu dinilainya sebagai sikap Pemerintah Aceh yang kurang mempedulikan aspirasi dari suku-suku lain yang hidup di Aceh, seperti Gayo, Alas, Singkil dan Kluet. Massa berjanji akan terus menyuarakan aspirasinya ke Pemerintah Pusat, agar menolak penggunaan bendera dan lambang itu.

ADI WARSIDI

Berita terpopuler lainnya:
Oknum Kopassus Penyerang Lapas Sleman Rebut CCTV
Wartawan Senior M Chudori Wafat 
Korban Penembakan Oknum Kopassus Terkapar di Sel 
Akhirnya Israel Minta Maaf pada Turki
Korban Tipu Internet Jarang Melapor ke Polisi


10.31 | 0 komentar | Read More

Oknum Kopassus Serbu Penjara, 2 Sipir Luka-luka

Sabtu, 23 Maret 2013 | 10:30 WIB

TEMPO.CO, Sleman - Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman digeruduk belasan orang tak dikenal pada Sabtu dini hari, 23 Maret 2013. Akibat penyerangan itu, dua orang sipir mengalami luka-luka. (Baca: Kronologi Serangan di Penjara oleh Oknum Kopassus)

Mereka adalah Widiatmoko, 35 tahun, dan Nugroho Putro, 30 tahun. Widiatmoko mengalami luka di bagian mulut karena gigi depannya tanggal terkena pukulan. Adapun wajah Nugroho putro bengkak karena dipopor senjata. Keduanya kini dirawat di RSUD Muranga.

Sementara empat korban tewas yang merupakan tersangka kasus penganiayaan terhadap seorang anggota Kopassus, Sersan Satu Santoso, telah dibawa ke RS Sardjito. "Jenazahnya diotopsi untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Kepala Kepolisian Resor Sleman, Ajun Komisaris Besar Hery Sutrisman.

Empat korban tewas itu adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu. Mereka tewas ditembak dari jarak dekat.

Saat ini petugas juga sedang melakukan olah tempat kejadian perkara di Lapas Cebongan. Adapun di luar lapas, puluhan petugas polisi dan tentara yang berseragam maupun berpakaian sipil, berjaga. (Baca juga: Oknum Kopassus Penyerang Lapas Sleman Rebut CCTV)

MUH SYAIFULLAH

Berita terpopuler lainnya:
Tampilkan Wanita 'Seksi', Samsung Afsel Dihujat 
Jurus Jokowi Hadapi Warga Taman BMW
Adi Bing Slamet 'Diserbu' Pengikut Eyang Subur 
Dahlan Iskan: Orang Batak Wajib Nonton Mursala
149 Menara Kontrol Bandara AS Hentikan Operasi


10.30 | 0 komentar | Read More

Jenderal Polisi Tajir, Hartanya Dinilai Tak Wajar  

Written By Unknown on Jumat, 22 Maret 2013 | 10.30

Sebuah bangunan yang sudah tidak terawat berdiri di atas kolam di lahan milik Djoko Susilo yang disita oleh KPK di Desa Kumpay, Subang, Jawa Barat, (19/3). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Jum'at, 22 Maret 2013 | 10:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, menilai tidak wajar harta kekayaan para jenderal polisi. Hal itu terkait temuan lahan di Desa Kumpay dan Cirangkong di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang dimiliki oleh tersangka kasus dugaan korupsi simulator Inspektur Jenderal Djoko Susilo, yang juga disinyalir dimiliki oleh enam jenderal polisi aktif.

"Tidak logis karena dipertanyakan sumber kekayaannya dari mana sampai bisa memiliki fasilitas seperti itu," ujar Oce saat dihubungi, Jumat, 22 Maret 2013. Menurut dia, ketidakwajaran itu hendaknya dijadikan sebagai pintu masuk bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menelisik sumber kekayaan para jenderal itu.

Upaya untuk mengetahui sumber kekayaan para jenderal, menurut Oce, dapat dilakukan dengan meneliti proyek apa saja yang ada di kepolisian. "Harus dilihat baik proyek yang besar atau kecil," katanya. Selanjutnya, diteliti apakah proyek yang dilaksanakan bermasalah atau tidak.

Oce mengatakan, temuan proyek yang bermasalah bisa memudahkan KPK untuk melihat adanya indikasi korupsi. "Ini bisa jadi salah satu bukti untuk mengetahui tindakan korupsi," ujarnya.

Namun, menurut dia, KPK juga harus berfokus pada aliran dana dari sumber lain. "Jenderal yang tidak melaksanakan proyek juga patut dicurigai," ujar Oce.

Ia mengatakan, pejabat kepolisian yang tidak mengerjakan proyek bisa jadi menerima aliran dana ilegal dari sumber lain. "Mungkin saja setoran atau gratifikasi dari pihak swasta yang menggunakan jasa polisi untuk keamanan," ucap Oce.

Dia menegaskan, berapa pun besar-kecilnya dana yang diterima, pejabat negara harus melaporannya ke KPK. "Ini sudah mempengaruhi kewenangannya sebagai pejabat."

Lahan ke enam jenderal polisi itu terletak berdampingan dengan lahan milik Djoko. Para perwira tinggi itu membeli tanah seharga Rp 5.000-7.000 per meternya. Salah satu lahan yang dimiliki perwira itu memiliki luas 25 hektare, yang ditanami pohon jati.

SATWIKA MOVEMENTI

Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Ibas Siap Diperiksa, Ini Jawaban KPK
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP
Rahasia Model Brasil Langsing Usai Melahirkan


10.30 | 0 komentar | Read More

PDIP Jawa Tengah Pecat Kadernya

Jum'at, 22 Maret 2013 | 10:26 WIB

TEMPO.CO, Semarang - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Tengah mulai menerapkan sanksi tegas terhadap pengurus maupun kadernya yang diketahui mendukung calon gubernur yang diusung partai lain dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah 2013.

Sekretaris DPD PDIP Jawa Tengah, Agustina Wilujeng, menyatakan sudah memecat Unggul dari jabatannya sebagai Ketua Pengurus Anak Cabang Kecamatn Boja, Kendal. "Dia terbukti melanggar instruksi partai," kata Agustina, Jumat (22 Maret 2013). PDIP juga memecat Sekretaris PAC PDIP Ngaliyan, Kota Semarang, Afroni.

Unggul dan Afroni bersama puluhan kader PDIP ikut datang di acara deklarasi pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Hadi Prabowo-Don Murdono di Semarang, Minggu (24/3). Hadi-Don diusung koalisi enam partai, PKS, PKB, PPP, Gerindra, Hanura dan PKNU. Sementara, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko.

Agustina menambahkan pemecatan terhadap Unggul telah diputusan dalam rapat pengurus DPD. DPP PDIP telah menginstruksi kepada jajaran pengurus DPD, DPC, dan PAC untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sujatmoko.

PDIP Jawa Tengah menerima banyak laporan ihwal adanya pengurus maupun anggota PDIP yang hadir pada deklarasi Hadi Prabowo-Don Murdono. Namun, setelah dilakukan klarifikasi tidak semuanya merupakan pengurus dan kader, tapi hanya simpatisan PDIP.

Unggul belum bersikap atas adanya pemecatan itu. "Saya tak berkomentar dulu," katanya.

Sementara Afroni mengatakan bahwa dirinya datang ke acara deklarasi Hadi-Don atas nama organisasi kepemudaan Karang Taruna Jawa Tengah. Afroni pasrah saja jika dipecat dari PDIP. "Memang PDIP harus bertindak tegas termasuk ke saya kalau dirasa saya melanggar aturan partai," kata dia.

Sebelumnya, Hadi-Don juga mendaftar ke seleksi cagub PDIP. Tapi, partai moncong putih ini memilih Ganjar-Heru. Hadi adalah Sekda Provinsi Jawa Tengah sedangkan Don adalah Bupati Sumedang sekaligus Ketua DPC PDIP Sumedang. Karena maju pilgub melalui partai lain, Don Murdono juga sudah dipecat dari PDIP.

ROFIUDDIN

Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi 
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Ibas Siap Diperiksa, Ini Jawaban KPK
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP 
Rahasia Model Brasil Langsing Usai Melahirkan


10.30 | 0 komentar | Read More

ICW dan Serikat Guru Lapor Soal Kurikulum ke KPK

Written By Unknown on Kamis, 21 Maret 2013 | 10.31

Guru dan murid SD Negeri Lopangdomba, Serang, Banten, (4/3) melaksanakan upacara di halaman sekolah yang tergenang banjir. Sekolah ini hampir selalu kebanjiran bila hujan turun. ANTARA/Asep Fathulrahman

Kamis, 21 Maret 2013 | 08:47 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Tolak Kurikulum Pendidikan 2013 yang terdiri atas Indonesia Corruption Watch, pengamat pendidikan, dan serikat guru berencana lapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Kamis siang, 21 Maret 2013. Menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri, pihaknya akan menemui KPK untuk melaporkan dugaan korupsi terkait Kurikulum Pendidikan 2013.

"Anggarannya rawan korupsi terutama pengadaan buku," kata Febri ketika dihubungi Tempo, Kamis 21 Maret 2013. Namun untuk lebih detailnya, dia enggan memaparkan lebih lanjut temuannya sebelum bertemu dengan pimpinan KPK.

Febri menuturkan, kedatanganya ke KPK masih menunggu konfirmasi dari pimpinan lembaga anti-rasuah itu. Jika tak ada satu pun pimpinan bisa ditemui, dia dan koalisi tolak kurikulum pendidikan 2013 akan menunda pelaporan.

Kurikulum Pendidikan 2013 bakal diterapkan pada tahun ajaran baru 2013/2014. Anggaran kurikulum 2013 sebanyak Rp 2,491 triliun. Anggaran tersebut tersusun atas anggaran melekat sebanyak Rp 1,740 triliun (69,9 persen) dan anggaran tambahan sebanyak Rp 751,4 miliar (30,1 persen). Anggaran melekat bersumber dari APBN Rp 991,8 miliar dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 748,5 miliar. Dana itu digunakan untuk pelatihan guru dan pengadaan buku untuk siswa dan guru.

Penggunaan anggaran terbesar digunakan untuk penggandaan buku sebanyak 72,8 juta eksemplar Rp 1,2 triliun dan pelatihan guru Rp 1,09 triliun. Harga satuan buku termasuk untuk pencetakan dan pengiriman untuk jenjang SD sekitar Rp 7-8 ribu, sedangkan untuk SMP dan SMA Rp 17-20 ribu.

SUNDARI

Terpopuler:

KUHP Baru, Lajang Berzina Kena 5 Tahun Penjara 
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi 
Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo 
Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan 
Adi Sasono Emoh Makan Burung Merpati dan Kelinci 
SBY Tinjau Latihan Timnas PSSI Besok 
David De Gea Betah di Manchester United 
Timnas Waspadai Sayap Arab Saudi 
Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer 
Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden  


10.31 | 0 komentar | Read More

Sengkarut Dana Kakak Pembina (Selusur Bagian I)

Kamis, 21 Maret 2013 | 09:02 WIB

TEMPO.CO.

Pengantar
Kabar tak sedap datang dari gerakan kepanduan. Lembaga yang seharusnya berdiri di garis depan pembinaan generasi muda ini justru ditengarai menjadi lahan bisnis sebagian pengurusnya. Dari penyewaan aset di Cibubur yang melangkahi persetujuan Presiden hingga penggunaan anggaran yang tak sesuai dengan aturan. Tulisan ini adalah bagian pertama dari dua tulisan.

***

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Azrul Azwar, mengaku kaget saat menerima surat panggilan dari Kejaksaan Agung. Meski beberapa pegawai Kwartir sudah dipanggil sebelumnya, ia tak menyangka panggilan itu sampai juga kepada dirinya.

Senin, 25 Februari lalu, Azrul menyambangi gedung bundar Kejaksaan Agung. Ia diperiksa terkait dengan penyimpangan penggunaan anggaran block grant (bantuan) dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada Kwartir Nasional pada 2010.

Azrul mengetahui pangkal dari aksi Kejaksaan Agung ini. Pemicunya adalah temuan Badan Pemeriksa Keuangan soal uang Rp 4,2 miliar dalam anggaran 2010, yang malah digunakan pada 2011. Hal ini melanggar keputusan presiden yang menggariskan anggaran tidak boleh dialihkan ke tahun berikutnya.

Dalam laporan hasil pemeriksaan BPK terhadap dana block grant senilai Rp 49,4 miliar dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada Kwartir Nasional 2010, BPK menemukan sejumlah persoalan dalam pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran tersebut.

Dari enam temuan BPK, yang paling menonjol adalah adanya anggaran 2010 sebesar Rp 4,2 miliar, yang dialihkan ke 2011. Sebagian besar anggaran itu digunakan untuk kegiatan Jambore Internasional di Swiss senilai Rp 1,323 miliar dan administrasi umum (Rp 1,122 miliar).

Meski mengakui adanya kesalahan, Azrul menegaskan bahwa penggunaan dana 2010 pada 2011 itu hanya kesalahan administrasi. Apalagi, ujar dia, "Dana itu sudah saya kembalikan sebelum dipanggil Kejaksaan. Saya sudah bikin laporan kepada BPK."

Ia punya alasan mengapa Kwartir menggunakan anggaran 2010 untuk program 2011. Menurut dia, dana pemerintah yang cair pada Desember tahun lalu mencapai Rp 9 miliar. "Baru turun tanggal 17 (Desember). Bayangkan, apa bisa menghabiskan anggaran dalam waktu sesingkat itu?" ucapnya.

Azrul pun memutuskan menggunakan anggaran itu untuk membiayai program tahun 2011. Ia tak mau mengambil risiko program-program 2011 berjalan tanpa dana. Apalagi usul revisi penggunaan anggaran yang ia kirim ke Menteri Pemuda dan Olahraga ketika itu, Andi Mallarangeng, tak berbalas.

Ia membantah ada indikasi korupsi dalam penggunaan sisa anggaran tersebut. Alasannya, selain memiliki laporan penggunaan, Kwartir telah mengembalikan dana sisa tersebut ke Kementerian Pemuda. Namun Azrul menolak menjelaskan dari mana Kwartir mendapat dana untuk mengembalikan anggaran yang telanjur terpakai itu.

Anggota Gerakan Peduli Aset Pramuka, Joni Saleh, curiga pengurus Kwartir menggunakan dana abadi Pramuka untuk mengembalikan anggaran yang telanjur dipakai itu. Padahal dana abadi itu semestinya tak boleh digunakan. Kecurigaan muncul karena selama ini pengurus Kwartir selalu mengeluh kekurangan dana.

"Ketika dipanggil Kejaksaan, takut ketahuan ada korupsi, baru dikembalikan," kata putra pendiri Pramuka, Azis Saleh, ini. Menanggapi tudingan Joni, Azrul membantah bahwa pengurus menggunakan dana abadi. Ia menegaskan, Kwartir memiliki uang dari hasil usaha. "Ada lah, kami punya uang," ujar mantan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, ini.

Wakil Ketua Kwartir Nasional Bidang Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana, Marsekal Madya (Purnawirawan) Eris Herryanto, menantang pihak-pihak yang menuding adanya praktek korupsi di gerakan kepanduan itu untuk melapor kepada penegak hukum.

"Kalau takut ada korupsi, silakan laporkan ke BPK atau lembaga lainnya. Kami semua siap kalau harus diperiksa," ujar Eris kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Dia menyayangkan adanya sejumlah pihak yang sengaja menyebarkan berbagai data internal kepengurusan Kwartir.

Adi Togarisman, Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, menuturkan, meskipun ada pengembalian dana dari Kwartir, Kejaksaan belum menganggap kasus itu selesai. "Memang ada upaya pengembalian, tapi kami masih melakukan penyelidikan," ujar dia di kantornya, Kamis pekan lalu.

Adi mengimbuhkan, tim penyelidik masih mendalami kebijakan Kwartir sehingga tak mengembalikan sisa dana tersebut. "Penyelidik ingin betul-betul melihat dari perbuatan sampai akibatnya." Adi menolak menjawab kemungkinan kasus ini ditingkatkan ke tahap penyidikan.

ANANDA BADUDU | TRI SUHARMAN | MARTHA TERTINA | RUSMAN PARAQBUEQ | SUBKHAN | ANGGA SUKMA | EFRI RITONGA

***

Enam Temuan BPK
 
1. Realisasi anggaran 2010 hanya Rp 49,29 miliar, dari total block grant (bantuan) yang dikucurkan Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp 49,39 miliar. Artinya, ada sisa dana Rp 96,9 juta yang belum dikembalikan ke negara.

Selain itu, terdapat sisa anggaran 2010 senilai Rp 4,235 miliar, yang digunakan pada 2011. BPK juga menemukan Kwartir Nasional tak menyetorkan pajak senilai Rp 471,1 juta.

2. Adanya penerimaan negara dari jasa giro atas pengelolaan belanja Kwartir Nasional sebesar Rp 315,357 juta yang mengendap di rekening lembaga tersebut.

3. Dokumen pertanggungjawaban Kwartir Nasional menyebutkan ada realisasi belanja lain-lain sebesar Rp 14,24 miliar. Namun sisa barang persediaan tak dicatat.

4. Saldo aset tetap tahun 2010 belum menggambarkan nilai yang sebenarnya. Kwartir Nasional melaporkan aset tetap senilai Rp 7,77 miliar. Menurut BPK, seharusnya Rp 8,9 miliar. Sehingga ada kekurangan sebesar Rp 1,13 miliar.

5. BPK menilai ada pengeluaran Rp 562,24 juta yang tidak dapat diyakini kebenarannya karena di dalamnya ada kegiatan yang seharusnya tak didanai oleh anggaran tersebut sebesar Rp 429,72 juta.

6. Terdapat kelebihan pembayaran atas pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana Kwartir Nasional di Cibubur sebesar Rp 33,76 juta.

***


10.30 | 0 komentar | Read More

Kasus PON Riau Sampai DPR?

Written By Unknown on Rabu, 20 Maret 2013 | 10.30

Seorang petugas penyidik KPK membawa barang bukti hasil penggeledahan ruang kerja ketua fraksi Partai Golkar Setya Novanto, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (19/3). TEMPO/Imam Sukamto

Rabu, 20 Maret 2013 | 07:33 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa, 19 Maret 2013, menggeledah ruang kerja Ketua Fraksi sekaligus Bendahara Umum Golkar, Setya Novanto, dan ruang kerja anggota Komisi Olahraga dari partai beringin, Kahar Muzakir. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan penggeledahan itu bertujuan mencari dokumen terkait dengan Gubernur Riau Rusli Zainal—juga dari Golkar—yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana PON Riau 2012.

"Penggeledahan ini dilakukan karena diduga ada jejak-jejak di sana. Misalnya, di sana pernah ada pertemuan," kata Johan di kantornya. Seusai penggeledahan selama hampir tujuh jam itu, para penyidik membawa empat dus dari ruang kerja Kahar. Johan belum mau memastikan keterlibatan Setya dan Kahar. Tapi dia mengatakan tak tertutup kemungkinan Setya dan Kahar diperiksa lagi oleh penyidik lembaganya.

Bekas Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Riau, Lukman Abbas—divonis 5 tahun 6 bulan dalam kasus ini—membeberkan keterlibatan Setya dan Kahar dalam persidangan pada Agustus tahun lalu. Menurut Lukman, dalam pertemuan di ruangan Setya sekitar Februari 2012, Rusli meminta bantuan politikus Senayan agar menambah anggaran pembangunan stadion utama senilai Rp 290 miliar.

Diki Aldianto, pegawai PT Adhi Karya yang menjadi rekanan proyek PON, juga pernah mengakui guyuran duit untuk politikus Senayan yang diserahkan kepada Kahar Muzakir.

Setya dan Kahar belum bisa dimintai keterangan. Setya pergi melalui tangga darurat setelah kantornya disatroni penyidik. Telepon selulernya tak aktif. Begitu juga Kahar. Ajudannya, yang menerima panggilan telepon, mengatakan bosnya sedang tak berada di tempat. Setelah itu telepon selulernya tak aktif.

Namun Kahar pernah mengaku dua kali bertemu dengan Lukman di ruang kerjanya, tapi ia mengatakan tak bisa membantu Lukman. Dalam beberapa kesempatan, Rusli juga membantah terlibat dalam kasus tersebut.

Pengacara Golkar, Rudy Alfonso, mengatakan Setya dan Kahar tak terlibat dalam kasus korupsi PON. "Seribu persen saya pastikan tak ada." Menurut dia, pertemuan dengan Rusli dan Lukman di DPR hanya membicarakan agenda Golkar.

IRA GUSLINA SUFA | RUSMAN PARAQBUEQ | FEBRIANA FIRDAUS | PRAM
Berita terpopuler
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo 
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Data Kartu Kredit Ini Dicuri untuk Belanja di AS 
Ada Mayat Terikat dengan Mulut Dilakban di Bandara
Soal Malvinas, Argentina Minta Intervensi Paus 
Cabut Bulu 'Brazilian Wax' Berisiko Infeksi Virus 
Mobil Bertenaga Kopi Pecahkan Rekor Dunia  


10.30 | 0 komentar | Read More

Inilah Pertemuan yang Menjerat Politikus Golkar

Seorang petugas penyidik KPK melakukan penggeledahan pada ruang kerja ketua fraksi Partai Golkar DPR Setya Novanto, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (19/3). Penyidikan ini terkait kasus dugaan korupsi Biaya Arena Menembak PON Riau. TEMPO/Imam Sukamto

Rabu, 20 Maret 2013 | 07:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau Lukman Abbas, yang divonis 5,5 tahun dalam kasus korupsi dana PON Riau, 13 Maret 2013, mengungkapkan, aliran dana haram ke sejumlah politikus Senayan untuk memuluskan dana tambahan pembangunan venue PON dari APBN. Pemberian "si gondrong"—sebutan untuk uang dolar—dirundingkan dalam beberapa pertemuan. (Baca: Kasus PON Riau Sampai DPR?)

Pertemuan 1
Waktu: Awal Februari 2012
Lokasi: Ruang Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto di Senayan
Peserta: Gubernur Riau Rusli Zainal, Lukman Abbas dan stafnya, Setya Novanto, Kahar Muzakir, serta sejumlah anggota DPR dari Golkar.
Agenda: Rusli meminta tolong agar Fraksi Golkar membantu memuluskan permintaan tambahan dana PON dari APBN senilai Rp 290 miliar. Kemudian, Setya meminta Lukman berhubungan dengan Kahar.
Namun menurut Setya, Rusli dan Lukman datang ke kantornya mendadak. "Hanya sepuluh menit, dan tidak membahas soal PON," katanya

Pertemuan 2
Waktu: Pertengahan Februari 2012
Lokasi: Ruangan Kahar di Gedung DPR Senayan
Peserta: Lukman dan Kahar
Agenda: Kahar meminta Lukman menyiapkan duit US$ 1,7 juta dalam bentuk "gondrong" (sandi uang dolar Amerika) untuk dibagikan kepada anggota DPR guna memuluskan dana PON. Dalam permintaan itu, Kahar meminta Lukman segera memberikan setengah dari jumlah itu.
Kahar dengan tegas membantah pernyataan Lukman.

Pertemuan 3
Waktu: 24 Februari 2012
Lokasi: Lantai dasar gedung DPR
Peserta: Lukman dan stafnya, Asisten Kahar Muzakir yang bernama Wihaji alias Acin
Agenda: Penyerahan dana US$ 850 ribu (setara Rp 9 miliar) untuk anggota DPR melalui Acin.
Kahar menyatakan, tidak pernah memiliki staf bernama Acin.

Anton A

Berita terpopuler
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo 
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Data Kartu Kredit Ini Dicuri untuk Belanja di AS 
Ada Mayat Terikat dengan Mulut Dilakban di Bandara
Soal Malvinas, Argentina Minta Intervensi Paus 
Cabut Bulu 'Brazilian Wax' Berisiko Infeksi Virus 
Mobil Bertenaga Kopi Pecahkan Rekor Dunia 


10.30 | 0 komentar | Read More

Ali Ngabalin, Tantangan Politisi Sekaligus Ilmuwan

Written By Unknown on Selasa, 19 Maret 2013 | 10.30

Selasa, 19 Maret 2013 | 10:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Ali Mocthar Ngabalin meraih gelar doktor dari Univesitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin, 18 Maret 2013, dengan predikat sangat memuaskan. Untuk memperoleh gelar akademis tersebut, Ali mengajukan disertasi berjudul "Pengaruh komunikasi, budaya organisasi, kinerja, dan kepuasan kerja terhadap anggota DPRD Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan."

Tim penguji dipimpin langsung oleh Rektor UNJ Prof Dr Jaali dengan promotor Prof Dr I Made Putrawan dan co-promotor Prof Dr Thamrin Abdullah. "Setelah melalui ujian, saya dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. Alhamdulillah," ujarnya.

Menurut Ali, dengan gelar akademis yang ia sandang saat ini, dirinya harus senantiasa mengedepankan kemampuan intelektual untuk menyelesaikan setiap persoalan. "Bagi saya ini sebuah tantangan, sebagai politisi sekaligus ilmuwan. Setiap ada masalah maka pendekatannya harus jauh lebih sempurna, dengan menggunakan ilmu pengetahuan sehingga lebih arif bijaksana," kata dia kepada Tempo, Senin, 18 Maret 2013.

Sidang ujian doktoral anggota DPR RI periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang ini dilakukan secara terbuka, dihadiri sekitar 180 orang. Termasuk di antaranya beberapa politikus senior dan tokoh nasional seperti Abu Rizal Bakrie, Jusuf Kalla, Din Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, Hamdan Zoelva, Ali Masykur Musa, Fuad Bawazier, Fahmid Idris, dan Fadel Muhammad. "Ini jumlah terbesar selama UNJ menyelenggarakan ujian doktoral," kata mantan politikus dari Partai Bulan Bintang ini.

Sebelum mencapai gelar doktor, lelaki kelahiran Fak-Fak, Papua Barat, ini pernah menempuh pendidikan di IAIN Alauddin, Makassar. Selanjutnya gelar S2 didapat dari Universitas Indonesia.

CHOIRUL AMINUDDIN


10.30 | 0 komentar | Read More

Hasil Quick Count Pilkada NTT Ditolak

Selasa, 19 Maret 2013 | 10:27 WIB

TEMPO.CO, Kupang - Hasil perhitungan cepat alias quick count lembaga Losta Intitute yang memenangkan pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya dan Beny Litelnony satu putaran ditolak pasangan calon lain.

Mereka menilai hasil tersebut tidak valid, yang berpotensi menimbulkan pembohongan terhadap publik. "Jika ada yang mengklaim menang Pilkada NTT, iItu bohong," kata Ketua Pemenangan pasangan calon gubernur NTT, Esthon Foenay-Paul Tallo, Kasintus Proklamasi Ebu Tho, Selasa, 19 Maret 2013.

Menurut dia, proses perhitungan suara Pilkada NTT sedang berlangsung. Sehingga data yang masuk masih bersifat sementara. Data di media center Esthon-Paul, justru pasangan calon itu unggul dengan 32,44 persen. "Saya heran, ada yang mengklaim menang satu putaran," katanya.

Hal senada disampaikan Calon Gubernur NTT, Ibrahim Agustinus Medah yang menilai hasil quick count yang dikeluarkan Losta Institute tidak benar. "Saya dengar ada yang klaim sudah menang, tapi saya akan mengikuti yang riil saja. Saya akan patuh pada angka riil yang masuk," katanya.

Berbeda dengan calon gubernur incumbent, Frans Lebu Raya, yang justru mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena kembali memilihnya sebagai gubernur NTT periode 2013-2018. "Saya ucapkan terima kasih masyarakat NTT yang masih mempercayai saya untuk memimpin daerah ini," katanya sambil meneteskan air mata.

YOHANES SEO


10.30 | 0 komentar | Read More

Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres  

Written By Unknown on Senin, 18 Maret 2013 | 10.31

Senin, 18 Maret 2013 | 08:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Unggulnya nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam bursa pencalonan wakil presiden versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) disebabkan masyarakat membutuhkan figur pemimpin alternatif. Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan, Jokowi sebagai media darling atau tokoh yang disukai media, berhasil menjawab keinginan masyarakat dan menjadi suatu fenomena.

"Gaya Jokowi sangat otentik dan gerak-geriknya selalu menjadi magnet bagi masyarakat," kata Ari saat dihubungi, Ahad, 17 Maret 2013. Dia mengatakan, kepemimpinan Jokowi merupakan suatu antitesis.

Figur itulah yang menarik perhatian calon presiden 2014 untuk menggandengnya sebagai pendamping. Namun, menurut dia, Jokowi yang telanjur populer sebagai suatu figur justru belum tentu menjamin tingkat keterpilihan kandidat yang menggandengnya.

"Jokowi belum tentu serta-merta memberikan dukungan bagi calon presidennya," kata Ari. Namun, ia mengatakan, akan lain jika Jokowi mencalonkan diri sebagai calon presiden. Akan tetapi, Jokowi pun sulit diprediksi maju sebagai calon presiden. (Baca: Kecil Kemungkinan Jokowi Nyapres Lewat PDIP)

Ari mengatakan, Jokowi pun masih unggul ketimbang tokoh lainnya yang selama ini digadang-gadang sebagai kandidat presiden 2014, seperti Megawati, Aburizal Bakrie, dan Prabowo Subianto. "Masyarakat sudah bosan dengan orang-orang lama," ujar dia. Namun demikian, dia menegaskan, jika Jokowi maju sebagai calon presiden pada 2014, bisa jadi masyarakat akan mempertanyakan komitmennya dalam memimpin Ibu Kota.

Variasi tokoh yang tidak mengalami perubahan dalam survei, menurut Ari, dipengaruhi oleh faktor oligarki pada partai masing-masing tokoh. "Pengendali partai atau ketua umumnya tidak bisa melepaskan diri dari pencalonan presiden 2014."

Di samping itu, faktor lainnya adalah calon alternatif yang masih malu-malu mengekspos diri. "Istilahnya masih tiarap. Kalau masih begitu, bagaimana mau terekspos oleh lembaga survei," kata Ari.

Padahal, menurut dia, ketertarikan masyarakat yang sudah menurun terhadap tokoh lama bisa digunakan sebagai kesempatan bagi tokoh alternatif. "Peluang sudah tersedia, tinggal bagaimana keberanian para penantang," ujarnya.

Dalam survei pada 1-8 Maret 2013, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai calon wakil presiden mencapai 35,2 persen. Lingkaran melakukan survei pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen. Ia berhasil mengungguli Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Ketiganya hanya memperoleh suara masing-masing sebesar 21,2 persen, 17,1 persen, dan 15,1 persen. (Baca: Survei Cawapres, Jokowi Ungguli Kalla dan Hatta)

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Lainnya:
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet
Kericuhan Warnai Kongres Luar Biasa PSSI
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Ini Dia Formula Renault Andalan Alexandra


10.31 | 0 komentar | Read More

Balikpapan Menuju Kota Layak Anak  

Senin, 18 Maret 2013 | 08:48 WIB

TEMPO.CO, Balikpapan - Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, bakal memiliki Peraturan Daerah Perlindungan Anak. Pada April mendatang, rancangan peraturan ini disahkan. Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Balikpapan, Iskandar, Senin, 18 Maret 2013, mengatakan, implikasi dari peraturan daerah ini adalah Balikpapan sebagai kota layak huni yang bebas dari pekerja anak maupun kekerasan terhadap anak.

"Karena sampai saat ini kita tidak bisa pungkiri di Balikpapan masih banyak kita temukan anak-anak di lampu merah berjualan koran, mengamen. Harusnya ini sudah tidak ada lagi karena Balikpapan menjadi Kota Layak Huni," katanya.

Karena itu, Pemerintah Kota Balikpapan harus lebih proaktif terhadap pembinaan anak. "Tindakan itu misalnya, orang tua anak itu dipanggil dan ditanya mengapa anaknya berjualan, dan lainnya," katanya.

Dia menambahkan, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan fasilitas, seperti tempat pembinaan rumah singgah bagi anak, termasuk pembinanya. "Itu merupakan bagian tanggung jawab Pemkot, semuanya disiapkan, sehingga Balikpapan benar-benar menjadi Kota Layak Anak," katanya.

Selain Perda Perlindungan Anak, Balikpapan juga akan memiliki perda soal pedagang kaki lima, badan amal zakat, dan upah minimum kota.

SG WIBISONO

Berita terpopuler
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet
Populer di Survei Cawapres, Ini Kata Jokowi
Survei Cawapres, Jokowi Ungguli Kalla dan Hatta
Di Jawa Tengah, PKS Ingin Mengulang Sukses
Alasan Jokowi Disurvei Bukan sebagai Capres
Saran Jokowi untuk Calon Gubernur Ganjar Pranowo
Jokowi Acung Salam Metal untuk Cagub Jateng Ganjar
Ini Bunyi Pasal Santet di RUU KUHP
Golkar Diramalkan Menang Pemilu 2014
Pemilu, PKS Dinilai Akan Terhantam Isu Poligami


10.31 | 0 komentar | Read More

Dua Tahun, Ketua Partai NasDem Jateng Berganti Tiga Kali  

Written By Unknown on Minggu, 17 Maret 2013 | 10.31

Minggu, 17 Maret 2013 | 09:13 WIB

TEMPO.CO, Semarang - Untuk ketiga kalinya, Partai NasDem Jawa Tengah mengganti ketuanya. Ketua Partai NasDem Jawa Tengah yang lama, Sugeng Suparwoto, digantikan ketua yang baru, yakni Hartono. Penggantian pucuk pimpinan partai tingkat Jawa Tengah ini merupakan yang ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir atau sejak partai ini didirikan.

Ketua Partai NasDem Jawa Tengah, Hartono, menyatakan, Sugeng Suparwoto diganti karena yang bersangkutan menjabat di jajaran pengurus pusat Partai NasDem. "Tidak mungkin kalau satu orang tapi menjabat di dua tempat," kata Hartono kepada Tempo, Ahad, 17 Maret 2013.

Hartono menyatakan, pengangkatan dirinya menjadi Ketua NasDem Jawa Tengah merupakan keputusan pengurus pusat. "Yang menyiapkan adalah DPP (Dewan Pengurus Pusat Partai NasDem)," kata dia. Selama ini, Hartono lebih banyak aktif di organisasi olahraga, seperti menjabat Wakil Ketua KONI Jawa Tengah dan salah seorang ketua Pengurus Besar Karate.

Rencananya, Senin besok, pengangkatan Hartono itu baru ditetapkan. Tak hanya ketua, kepengurusan Partai NasDem Jawa Tengah sepertinya juga akan dirombak. Nanti, kata Hartono, akan ada penyusunan pengurus baru yang berisi 70 orang.

Sebelumnya, setahun lalu, Sugeng menggantikan Siswadi Selodipuro. Siswadi merupakan salah seorang deklarator organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat yang ditunjuk menjadi Ketua Partai NasDem Jawa Tengah. Namun, jabatannya dicopot dan digantikan Sugeng. Saat ini, Siswadi sudah mundur dari NasDem. Bekas politikus PDI Perjuangan itu kini pindah ke Perindo, ormas besutan Harry Tanoesoedibjo.

Setelah berdirinya Perindo, para pengurus Partai NasDem di Jawa Tengah banyak yang mundur. Menanggapi hal itu, Hartono menyatakan, dalam politik, selalu ada kader yang pindah dari satu partai ke partai lain. Kata dia, tak hanya terjadi di NasDem, tapi juga di partai-partai lain. "Kalau ada yang keluar tidak masalah karena ada kader lain yang langsung mengisi," kata Hartono.

ROFIUDDIN


10.31 | 0 komentar | Read More

Pagi Ini, Jokowi Kejutkan Warga Solo  

Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (tengah), bersama pendukungnya naik sepeda santai dalam kampanye "Karnaval Kotak Kotak" di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (1/7). ANTARA/Ujang Zaelani

Minggu, 17 Maret 2013 | 09:52 WIB

TEMPO.CO, Surakarta - Area car free day atau hari bebas kendaraan di kawasan Sriwedari, Surakarta, mendadak ramai, Minggu pagi, 17 Maret 2013. Sebab, tiba-tiba muncul sosok yang sudah tidak asing lagi bagi warga Solo, yaitu Gubernur Jakarta Joko Widodo. Sebelum menjabat Gubernur Jakarta, Jokowi adalah Wali Kota Solo sejak 2005.

Menggunakan kemeja putih lengan panjang, Jokowi menyapa setiap warga yang tengah beraktivitas pada hari bebas kendaraan itu. Masyarakat pun antusias mendekat, sekadar ingin berjabat tangan atau berfoto bersama dengan Jokowi.

Jokowi pun tidak segan melayani permintaan jabat tangan atau foto bersama. Senyumnya senantiasa terkembang. "Satu-satu. Tidak usah berebut," ujar Jokowi kepada warga yang mengerumuninya.

Anak-anak juga bersemangat mendekati Jokowi yang datang tanpa pengawalan. Mereka berebut mencium tangan Jokowi. Bahkan, saat bertemu dengan orang tua yang menggendong anak kecil, Jokowi berhenti sebentar untuk mengelus dan memegang pipi si bocah.

Jokowi mengaku kedatangannya pada hari bebas kendaraan di Solo sekadar jalan-jalan. "Sudah lama saya tidak jalan-jalan di car free day Solo," katanya.

Semasa masih menjadi Wali Kota Solo, Jokowi kerap menyempatkan diri jalan kaki atau bersepeda saat car free day. "Car free day di Solo ternyata tetap ramai. Ini yang membuat saya kangen Solo," katanya.

Salah seorang warga, Didik, mengaku kaget dengan kehadiran Jokowi. Dia tidak menyangka bisa bertemu Jokowi di Solo. "Akhirnya bisa ketemu lagi. Saya kira, setelah Pak Jokowi ke Jakarta, tidak ada kesempatan ketemu," ujarnya, yang sempat berjabat tangan dengan Jokowi.

UKKY PRIMARTANTYO

Terpopuler:
KPK Sita Enam Bus Milik Djoko Susilo
Hercules Punya Jasa kepada Kopassus
Ini Kata Ahok Soal Jokowi Potensial Jadi Capres
Punya Usaha Perikanan, Kenapa Hercules Memeras?
Kisah Hercules, Bos Preman dari Tanah Abang
Hercules Pemegang Bintang Setya Lencana Seroja
Ini Kronologi Penyerangan Kantor Tempo
Hercules, dari Preman hingga Pemimpin Akademi
Ada Tiga Tingkatan Preman di Jakarta
Ibas Menjawab Tudingan Terima Duit Hambalang


10.30 | 0 komentar | Read More

Rakyat Aceh Dinilai Sudah Tangguh Hadapi Bencana

Written By Unknown on Sabtu, 16 Maret 2013 | 10.31

Sabtu, 16 Maret 2013 | 08:52 WIB

TEMPO.CO, Banda Aceh - Multi Donor Fund (MDF) meluncurkan laporan akhir terkait rekonstruksi Aceh, selama delapan tahun membantu pasca-tsunami. Lembaga itu mengklaim telah meletakkan dasar untuk tumbuh lebih kuat bagi masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana di masa depan. "Yang paling penting (menghasilkan) masyarakat yang tangguh di Aceh dan Nias," ujar Manager MDF, Samima Khan, di Hermes Hotel, Banda Aceh, Jumat sore 15 Maret 2013.

Menurutnya, pasca-tsunami MDF telah membangun dan merehabilitasi 20.000 rumah, 500 kantor, 700 sekolah, lima pelabuhan, 600 kilometer jalan nasional dan provinsi dan 3.250 kilometer jalan kabupaten dan desa. Selain itu juga membangun ekonomi masyarakat dan penguatan kapasitas pemerintah dan warga.

Dana yang dikeluarkan sekitar US $630 juta atau sekitar Rp 6,1 triliun, yang berasal dari dana hibah dari 15 lembaga dan negara donor yang tergabung dalam MDF. Total hibah mencapai US $655 juta. "Ada kelebihan dana, belum ada keputusan dari donor, dikemanakan uang itu," ujarnya.

Asisten Gubernur Aceh, Said Mustafa mengharapkan walaupun program MDF telah berakhir sejak Desember 2012, tapi dapat terus membantu Aceh. "Kalau ada lebih dana, mungkin masih dapat dialokasikan di Aceh."

Sementara itu Aryawan S Poetro dari Bappenas menilai program MDF telah menghasilkan dampak yang baik bagi Aceh. "Program dapat menjadi model rekontruksi bencana di tempat lain."

Perwakilan Bank Dunia, James A Brumby menyatakan komitmennya untuk mendukung Aceh dan Indonesia dalam mengonsilidasikan pengalaman MDF. "Sehingga dapat menyelamatkan banyak nyawa dan meminimalkan kerusakan bila terjadi bencana di negara lain," ujarnya.

ADI WARSIDI

Berita Populer
Inilah Asal-usul Julukan Hercules 
Hukum Pemilik Vila Liar, 10 Tahun Penjara  
Kantor Tempo Diserang
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang 
Rizal Mallarangeng Ogah Vilanya Dibongkar
Vila Liar, Rizal Tak Gentar Dipenjara 10 Tahun 
Ahok Ancam Perokok Tak Bisa Berobat Gratis


10.31 | 0 komentar | Read More

Kisah Smong 1907 dari Nenek Usia 112 Tahun

Sabtu, 16 Maret 2013 | 09:33 WIB

TEMPO.CO, Simeulu - Simeulu menyimpan kenangan kisah smong (tsunami) yang terjadi pada 4 Januari 1907. Cerita diteruskan ke anak-cucu, menjadi kearifan lokal dan budaya, jika gempa bergegaslah ke bukit.

Ada seorang saksi yang mengalami peristiwa smong 1907 dan masih hidup hingga kini. Nek Rukiah (112 tahun), namanya. Dia masih ingat saat dibawa lari orang tuanya kala bencana itu datang.

Bicara masih lancar, matanya awas mengenali tetamu yang datang kendati usianya sudah seabad lebih. Kulitnya sudah keriput tapi masih kuat berjalan. Terbungkuk-bungkuk tanpa tongkat, dia menerima kami saat menyambangi rumahnya, Sabtu 9 Maret 2013, akhir pekan lalu.

Kami ditemani menantunya, Nurliani, yang tinggal sepelemparan batu dari rumah Rukiah dan seorang penunjuk jalan, Samsuar, warga setempat. Rukiah tinggal seorang diri di rumah kayu yang berbatas bukit dan hamparan sawah di depannya. Rindang pepohonan menutupi kedua sisi rumahnya di Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat, jaraknya sekitar 20 kilometer Kota Sinabang, Ibukota Simeulu.

"Ingatan saya tak kuat lagi, saya masih kecil mungkin lima atau enam tahun," katanya, saat kami meminta dia bercerita tentang smong 1907. Tapi, dia masih ingat saat dibawa lari oleh orangtuanya ke bukit, waktu tsunami menyapu Simeulu.

Dalam bahasa Simeulu, Rukiah menjelaskan saat itu gempa besar melanda. Orang-orang panik tapi malah mendekat mengambil ikan-ikan yang menggelepar. Lalu, air naik, dia yang masih anak-anak digendong bapaknya berlari ke bukit. Mereka selamat.

Bahkan, menurut Rukiah, saat tsunami 1907 seekor paus besar terdampar masuk ke aliran sungai. Oleh warga, setelah air surut ikan besar itu dikembalikan ke laut. "Kami dulu sangat menghormati ikan itu, dulu paus diyakini suka menolong manusia."

Kata "Smong" dan kejadian tsunami 1907, pernah ditulis dalam buku Martinusnijhof, S-Gravenhage, tahun 1916, oleh penulis asal Belanda. Saat itu Simeulu masih di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Nek Rukiah juga masih mampu mengingat masa kolonial Belanda dan Jepang di Simeulu. "Saat itu kami masih makan sagu," ujarnya.

Nurliani, menantunya mengakui mendengar kisah-kisah tsunami 1907 dari kecil. Karenanya, saat gempa besar yang disusul tsunami pada 26 Desember 2004 lalu, seluruh warga Simeulu berlari ke bukit. Lebih dari dua ribuan rumah hancur, tapi hanya enam orang yang meninggal di sana. "Cerita dulu sempat kami tak hiraukan, baru saat smong 2004, kami mempercayainya."

Nurliani juga melahirkan anak bungsunya saat tsunami 2004. Anak itu yang kini sudah delapan tahun lebih diberi nama Putra Smong. "Neneknya (Rukiah) yang mengusulkan nama itu," ujarnya.

Kisah dua kejadian smong masih diceritakan di Simeulu hingga kini, dan menjadi budaya. Pulau seluas 199.502 hektar dengan gugusan 40 pulau kecil yang mengitarinya, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Bencana gempa biasa dialami warga, karena wilayahnya terletak pada pertemuan lempeng Asia, Australia dan Samudera Hindia.

Satu bait cerita yang kerap terdengar, diturunkan ke anak-cucu sebagai kearifan lokal dalam mitigasi bencana; Anga linon ne mali, uwek suruik sahuli, Maheya mihawali fano me singa tenggi, Ede smong kahanne (Jika gempanya kuat, disusul air yang surut, segeralah cari tempat kalian yang lebih tinggi, Itulah smong namanya). ***

ADI WARSIDI

Berita Populer
Inilah Asal-usul Julukan Hercules 
Hukum Pemilik Vila Liar, 10 Tahun Penjara  
Kantor Tempo Diserang
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang 
Rizal Mallarangeng Ogah Vilanya Dibongkar
Vila Liar, Rizal Tak Gentar Dipenjara 10 Tahun 
Ahok Ancam Perokok Tak Bisa Berobat Gratis


10.30 | 0 komentar | Read More

Cara Nazar-Neneng Melepas Kangen  

Written By Unknown on Jumat, 15 Maret 2013 | 10.30

Jum'at, 15 Maret 2013 | 08:54 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -  Dua sejoli itu saling tatap. Mereka melepas rindu setelah lama tak bertemu. Maklum saja, meski suami-istri, keduanya memang tak tinggal bersama. Si lelaki, Muhammad Nazaruddin, mendekam di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur, karena kasus korupsi proyek Wisma Atlet. Sedangkan si wanita, Neneng Sri Wahyuni, ditahan di Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta Selatan, akibat korupsi proyek pembangkit listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2008.

Bagi mereka, bisa bertemu lagi merupakan hal yang istimewa. Hanya di beberapa kesempatan saja mereka bisa melakukan ini. Misalnya, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta saat Nazar memberikan kesaksian untuk Neneng pada 8 Januari lalu.

Pada Jumat, 8 Maret 2013, pekan lalu, keduanya dapat berjumpa kembali di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Nazar dan Neneng kebetulan dirawat di sana akibat masalah pencernaan. "Nazar sakit maag akut, sementara Neneng diare," kata penasehat hukum keduanya, Rufinus Hatauruk.

Meski dirawat di lantai yang berbeda, keduanya akhirnya dapat berjumpa. Penasehat hukum mereka meminta agar Komisi mempertemukan keduanya sekitar 30 menit hingga 1 jam. Komisi pun mengabulkan Neneng menghampiri Nazar sekitar 30 menit. Namun, pertemuan lepas rindu di pagi hari itu tak berlangsung privat. Ada banyak petugas dari Komisi dan Polsek Kramat Jati yang ikut menemani mereka.

NUR ALFIYAH

Berita Lainnya:
Menteri Kesehatan Kritik Kartu Jakarta Sehat
Rasyid Rajasa Minta Dibebaskan
Bergoglio Menjadi Paus, Argentina Bersukacita
Kursi Patah, Nudirman Munir Jatuh Terduduk
Turis Amerika Diperkosa di Taksi Malaysia


10.30 | 0 komentar | Read More

Anas Pastikan Penuhi Panggilan KPK

Jum'at, 15 Maret 2013 | 09:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bakal memenuhi panggilan Komisi Pemeberantasan Korupsi, hari ini, Jumat, 15 Maret 2013. Dia akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM dengan tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Firman Wijaya, pengacara Anas, memastikan bahwa kliennya akan datang setelah sarapan dan menyiapkan surat klarifikasi hukum. "Ini lagi mau sarapan dulu dengan Mas Anas, setelah itu baru ke KPK," kata Firman saat dihubungi pagi ini. Namun, dia menjelaskan kepastian waktu  kehadiran Anas ke kantor komisi antirasuah di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Firman juga mengatakan sedang membuat surat klarifikasi hukum yang akan ditujukan kepada KPK. Namun, dia lagi-lagi enggan menjelaskan surat klarifikasi terkait dengan kliennya dalam kasus simulator alat kemudi tersebut. "Nanti saja di Kantor KPK," tuturnya.

Tempo edisi 11 Maret menulis peran sejumlah politikus Senayan terkait dengan anggaran simulator SIM. Dalam laporan itu, M. Nazaruddin dan Anas serta sejumlah kolega Partai Demokrat disebut-sebut pernah menggelar pertemuan dengan Teddy Rusmawan, staf Jenderal Djoko. Di antaranya pertemuan itu adalah di Restoran King Crab, kawasan bisnis Sudirman, Jakarta Selatan. Setelah itu, ada lagi pertemuan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Pada pertemuan ini, ada duit Rp 4 miliar diberikan oleh Teddy yang ditaruh dalam paper bag dan dalam bentuk uang dolar Amerika Serikat. Duit ini merupakan jatah Partai Demokrat.

Dwi Ria Latifa, pengacara Teddy, menolak menjelaskan peran kliennya dalam pertemuan tersebut. "Semua sudah disampaikan kepada penyidik KPK," ujar Dwi Ria, kemarin.

Sumber Tempo di KPK mengatakan, pemeriksaan Anas pada Jumat ini terkait dengan sejumlah pertemuan tersebut. Namun, juru bicara KPK Johan Budi SP menolak menjelaskan materi pemeriksaan Anas.  Dia hanya mengatakan bahwa Anas diperiksa sebagai saksi terhadap tersangka Djoko Susilo. "Penyidik membutuhkan keterangannya terkait dengan simulator," ujar dia. Simak Simulator SIM yang menyeret banyak politikus di sini.

SUNDARI

Baca juga:
100 M, Aset Jenderal Djoko yang Disita
KPK Telisik Lobi Djoko pada Anas Siang Ini
Dipanggil KPK Besok, Anas Mungkin Tak Datang
BPN Blokir Lima Sertifikat Djoko Susilo di Madiun


10.30 | 0 komentar | Read More

Diperiksa Hari Ini, Menteri Suswono Terancam

Written By Unknown on Kamis, 14 Maret 2013 | 10.30

Kamis, 14 Maret 2013 | 07:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-–Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Kamis 14 Maret 2013 bakal memeriksa kembali Menteri Pertanian Suswono dalam kasus dugaan suap kuota impor daging sapi. Ia dimintai keterangan untuk tersangka bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq. "Diperiksa sebagai saksi," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta.

Menurut Bambang, belum ada peningkatan status Suswono dari saksi menjadi tersangka. "Masak iya tahu-tahu jadi tersangka," katanya. Wakil Ketua KPK lainnya, Adnan Pandu Praja, menambahkan, pihaknya tengah berfokus menyidik Luthfi. "Satu-satu dulu," ujar Adnan.

Pernyataan dua anggota pimpinan KPK itu menepis kabar bahwa Menteri Suswono bakal segera jadi tersangka. Disebutkan, termasuk oleh sumber Tempo, Suswono tak dapat berkelit lagi soal keterlibatannya dalam kasus tersebut karena KPK sudah memegang bukti kuat dan keterangan saksi mengenai keterlibatannya.

Menteri Suswono belum berhasil dimintai tanggapan mengenai kabar tersebut. Namun, dalam berbagai kesempatan, dia membantah terlibat dalam kasus korupsi daging impor ini.

Kasus kuota daging pertama kali mencuat saat KPK mencokok Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi, di Hotel Le Meridien, Jakarta, pada 29 Januari lalu. Fathanah diduga menerima Rp 1 miliar dari Juard Effendi dan Arya Abdi Effendy, petinggi PT Indoguna Utama. Duit ini diduga ditujukan untuk Luthfi, yang meluluskan kuota impor untuk PT Indoguna. Fathanah, Juard, dan Arya sudah jadi tersangka.

Peran Suswono antara lain terungkap dari pengakuan komisaris PT Radina Bio Adicita, Elda Devianne Adiningrat. Pengacara Elda, John Pieter Nazar, mengatakan Elda sudah membeberkan kepada KPK ihwal pertemuan Luthfi, Suswono, Fathanah, dan Elizabeth di Medan pada 10-11 Januari 2013.

Elda, kata John, mengaku tidak ikut nimbrung dalam pertemuan itu, namun dia duduk tidak jauh dari mereka. Setelah pertemuan, Elda mengetahui isi pembicaraan dari penuturan Luthfi. Atas permintaan Luthfi, Elda mencatat materi pertemuan pada secarik kertas yang kini telah disita KPK. "Yang dicatat soal data kekurangan daging," kata John. Suswono dan Luthfi membenarkan adanya pertemuan itu, tapi membantah jika disebut membahas kuota impor daging. Simak heboh suap daging sapi di sini.

SUBKHAN JUSUF HAKIM | RUSMAN PARAQBUEQ | FEBRIANA FIRDAUS | NUR ALFIYAH | BOBBY CHANDRA

Baca juga:
Edisi Prahara PKS
Prabowo: Negara Ini Sedang Sakit
Soal Hercules, Kapolda: Tak Usah Gentar!
KPK Usut Pertemuan Bambang cs
Kasus Harrier Anas, KPK Periksa Dua Perwira Polisi


10.30 | 0 komentar | Read More

Suap Daging Impor, 5 yang Memberatkan Suswono

Menteri Pertanian, Suswono melambaikan tangan saat meninggalkan gedung seusai diperiksa selama delapan jam lebih di Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin (18/2). Suswono diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengurusan Impor daging sapi di Kementan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Kamis, 14 Maret 2013 | 08:53 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono terseret kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi yang melibatkan bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan teman dekatnya, Ahmad Fathanah. Mengapa Suswono disebut?

1. Suswono tersadap berbicara dengan Luthfi soal kuota impor daging sapi di telepon sebelum Fathanah ditangkap KPK pada akhir Januari lalu.
Tanggapan: Suswono membenarkan pernah berbicara dengan Luthfi, tapi bukan membahas kuota. "Saya bekerja profesional," ujarnya.

2. Pengacara Luthfi, M. Assegaf, mengungkapkan bahwa kliennya bersama importir daging pernah bertemu dengan Suswono di Hotel Aryaduta, Medan, pada 10-11 Januari. Hadir antara lain Direktur Utama PT Indoguna Utama Elizabeth Liman; Fathanah; dan pemilik PT Radina Niaga, Elda Devianne.
Tanggapan: Suswono membantah bertemu dengan Elda di Medan.

3. Menurut Wakil Ketua KPK Zulkarnain, Suswono terkait dengan kasus kuota impor daging karena kedudukannya. "Ada terkait kewenangan di sana, seperti soal rekomendasi," ujarnya.
Tanggapan: "Dari sisi kebijakan maupun regulasi, tidak ada yang menyimpang," ujar Suswono.

4. Pada Maret 2011, Kementerian Pertanian memasukkan dua anak usaha IndogunaĆ¢€•CV Cahaya Karya Indah dan CV Surya Cemerlang AbadiĆ¢€•dalam daftar hitam tersebab memasukkan daging tanpa surat lengkap. Tapi Suswono mengizinkan keduanya kembali mengimpor daging.
Tanggapan: "Karena sudah mematuhi aturan reekspor," kata Suswono.

5. KPK telah memeriksa Sekretaris Menteri Pertanian Baran Wirawan, 26 Februari lalu. Sumber Tempo mengatakan, ia diperiksa karena diduga berperan penting dalam menggiring proyek daging--juga proyek lainnya--di kantor Suswono.
Tanggapan: "Saya lupa. Tanyakan ke penyidik saja. Saya tidak mengerti," kata Baran setelah diperiksa di KPK. Simak heboh suap daging sapi di sini.

SUMBER: DIOLAH TEMPO | EVAN | ANTON | BOBBY

Baca juga:
Edisi Prahara PKS
Diperiksa Hari Ini, Menteri Suswono Terancam
Prabowo: Negara Ini Sedang Sakit
Soal Hercules, Kapolda: Tak Usah Gentar!
KPK Usut Pertemuan Bambang cs


10.30 | 0 komentar | Read More

KPK Usut Pertemuan Bambang cs  

Written By Unknown on Rabu, 13 Maret 2013 | 10.30

Rabu, 13 Maret 2013 | 09:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -– Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan bakal terus menelisik sejumlah pertemuan anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dengan pihak Kepolisian RI menyangkut pembahasan anggaran simulator kemudi. Beberapa pertemuan itu diduga bagian dari kongkalikong untuk memuluskan anggaran proyek tersebut.

"Penyidik akan terus mengembangkan informasi itu untuk menemukan kebenaran materiilnya," kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas kepada Tempo, Selasa, 12 Maret 2013.

Sebelumnya, Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan, Kepala Primer Koperasi Polri yang juga Kepala Panitia Pengadaan Simulator Kemudi, mengungkapkan adanya pertemuan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo dengan beberapa anggota Komisi Hukum DPR. Keterangan Teddy ini disampaikan ke KPK ketika diperiksa sebagai saksi untuk Djoko. Djoko adalah tersangka kasus ini.

Salah satu pertemuan tersebut berlangsung di Restoran Basara pada awal 2010. Kala itu Teddy datang mendampingi Djoko. Teddy menyebutkan, pertemuan tersebut membahas anggaran kepolisian, termasuk simulator kemudi.

Sebagai tindak lanjut pertemuan itu, menurut sumber Tempo, pada akhir 2010 Teddy menyerahkan Rp 4 miliar kepada M. Nazaruddin sebagai jatah untuk politikus Partai Demokrat. Untuk politikus PDI Perjuangan, Teddy mengatakan, paket Rp 2 miliar diberikan kepada Herman Herry, anggota Dewan dari partai itu. Dikemas dalam kardus air kemasan, paket sekitar Rp 4 miliar juga diserahkan kepada Aziz Syamsuddin melalui ajudannya.

Kepada KPK, Teddy mengaku, sebelum penyerahan duit, dia sempat bertemu dengan Aziz dan Bambang di Kafe De Luca. Atas permintaan Aziz pula, uang itu dipindahkan ke Mercy S-Class, yang ditumpangi Aziz dan Bambang.

Nazar dan Herman Herry membantah hadir di Basara. Adapun Bambang mengaku berada di sana dan datang karena diajak Aziz. Dalam pertemuan itu, kata Bambang, Djoko mencurahkan kekhawatirannya soal nasib Undang-Undang Lalu Lintas. Ia juga membantah telah menerima duit dari proyek tersebut. "Ditembak mati saya siap kalau melakukan hal tidak terpuji itu."

Ihwal De Luca, Aziz, yang mengaku sering ke De Luca, menyatakan tak pernah bertemu dengan Teddy di kafe tersebut. Simak lika-liku Simulator SIM yang menyeret politikus Senayan.

ANTON APRIANTO | WIDIARSI AGUSTINA | SETRI YASRA | NUR ALFIYAH | RUSMAN PARAQBUEQ

Baca juga:
Gelar Hercules Dibahas Lagi oleh Keraton Surakarta
Kawah Timbang Keluarkan Gas Beracun
Efek Bahaya Tombol Like di Facebook
Di Madiun, Harta Djoko Susilo Senilai Rp 15 Miliar
Bambang Soesatyo Ungkap Pertemuan dengan Djoko


10.30 | 0 komentar | Read More

Hatta Radjasa Hadiri Pelantikan Bupati Bojonegoro  

Rabu, 13 Maret 2013 | 09:47 WIB

TEMPO.COBojonegoro - Ketua Umum Partai Amanat Nasional yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa dijadwalkan menghadiri pelantikan Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto. Bersama Hatta, juga turut hadir dua menteri kader PAN, Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan) dan Azwar Abubakar (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi).

Kedatangan mereka tidak mengherankan karena Suyoto adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah PAN Jawa Timur. Suyoto yang juga aktivis Muhammadiyah pun tak lupa mengundang Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dien Syamsuddin. Suyoto dan wakilnya, Setyo Hartono, akan dilantik Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Pendopo Malowopati, Kabupaten Bojonegoro, pagi ini.

Juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Machmuddin, mengatakan ketiga menteri dan gubernur sudah dipastikan hadir. Mereka sudah berada di Bojonegoro sejak semalam. Selain mereka, sejumlah bupati dan wali kota di Jawa Timur juga menyanggupi untuk hadir. "Sudah dipastikan hadir," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 13 Maret 2013.

Menurut dia, ada sebanyak 1.559 undangan resmi yang disebar dalam pelantikan jabatan Suyoto sebagai bupati di periode kedua ini. Para tamu undangan akan dibagi enam bagian sesuai kriteria. Misalnya, di jajaran menteri, gubernur, dan tamu undangan dari Jakarta, ditempatkan di kursi utama dan kemudian berturut ke lainnya. Karena tamu undangan banyak hadir sehingga panitia menyediakan layar televisi guna mempermudah akses tamu mengikuti prosesi pelantikan.

Pasangan Suyoto-Setyo Hartono kembali menang dalam pemilihan Bupati-Wakil Bupati Bojonegoro yang digelar 10 November 2012 lalu. Pasangan ini didukung dari Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Gerakan Indonesia Raya dengan perolehan suara 320.536 atau 44,38 persen.

SUJATMIKO


10.30 | 0 komentar | Read More

Tiket Kereta Ekonomi Naik 3x Lipat  

Written By Unknown on Selasa, 12 Maret 2013 | 10.30

Selasa, 12 Maret 2013 | 09:35 WIB

TEMPO.CO, Malang -- Penumpang kereta api di Stasiun Kota Baru Malang kaget atas kenaikan harga kereta api kelas ekonomi Matarmaja jurusan Malang-Jakarta. Harga tiket semula Rp 51 ribu, naik antara Rp 130 ribu sampai Rp 300 ribu. "Harga tiket terlalu mahal, tak terjangkau," kata penumpang asal Turen, Susanto, Senin, 11 Maret 2013.

Namun, ia tetap membeli tiket meski mahal lantaran ia tengah menjadwalkan perjalanan ke Jakarta untuk mengunjungi anaknya. Sejumlah penumpang lain ikut keberatan. Mereka menilai PT Kereta Api tak mengadakan sosialisasi kenaikan tarif. Banyak penumpang yang protes dan kecewa.

Mereka menuntut agar harga kereta ekonomi tetap tak dinaikkan, atau kenaikan tarif disesuaikan kemampuan penumpang. Rata-rata penumpang kelas ekonomi tak mampu membayar lebih. Apalagi, kereta api selama ini dikenal sebagai angkutan rakyat yang murah.

Juru bicara PT KAI Daerah Operasional 8 Surabaya, Sumarsono, menjelaskan kenaikan tiket kereta ekonomi dilakukan karena dana subsidi pemerintah melalui public service obligation (PSO) tak kunjung turun. Di lain pihak, operasional angkutan tak bisa ditunda. "Layanan kereta ekonomi juga meningkat. Berpendingin udara dan lebih bersih," katanya.

Seluruh kereta kelas ekonomi, katanya, telah terpasang AC atau pendingin udara. Harga tiket yang ditetapkan sekarang merupakan harga sebenarnya tanpa subsidi pemerintah. Menurut Sumarsono, kenaikan tarif merupakan kebijakan perusahaan.

EKO WIDIANTO

Berita Lainnya:
Seperti Ini Kartu Intelijen di Mobil Hercules
SNMPTN, Rasio Diterima di Unair 1:15
TNI vs Polri, Prabowo: Anak Muda Kadang Emosional
Tomy Winata Mau Datangkan Cristiano Ronaldo Juni?


10.30 | 0 komentar | Read More

Sutan: Calon Ketua Umum Jangan Pakai Politik Uang  

Selasa, 12 Maret 2013 | 09:58 WIB

TEMPO.CO, Jakarta  -Sekretaris Jenderal, pendiri dan deklarator, Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, meminta para calon ketua umum yang akan maju dalam kongres luar biasa tak memainkan politik uang. "Kami tak mau pengalaman Kongres Bandung terulang lagi," kata Sutan, Selasa, 12 Maret 2013.

Menurut Sutan, pada saat kongres di Bandung 2010 lalu ada iming-iming berupa transportasi dan akomodasi. Karena itu, dia berharap di KLB yang digelar sebelum 9 April nanti tak ada lagi calon yang memberi fasilitas tambahan pada peserta kongres. "Jangan ada lagi yang berpura-pura, pakai topeng, disebut pro-rakyat, tapi ternyata anti-rakyat."
 
Sutan mengaku tak bermaksud menuding salah satu kelompok. Siapa pun, kata dia, harus bersikap fair dalam kongres nanti. Untuk bisa menyaring calon-calon yang bersih, Sutan meminta panitia KLB nanti memperketat persyaratan ketua umum.

Panitia juga disarankan mempersingkat waktu pendaftaran sehingga mempersempit ruang lobi-lobi. "Kami ingin ketua terpilih orang yang bersih."

Selain bersih, Sutan berharap ketua umum Demokrat yang baru tak berasal dari eksternal partai. Menurut dia, calon internal partai akan lebih memahami kondisi partai. "Tak mungkin calon dari luar partai, ujug-ujug datang lalu jadi ketua."

Pendiri dan deklarator pun, kata Sutan tak akan mengusung calon tertentu. Menurut Sutan, pendiri sepenuhnya menyerahkan peserta kongres untuk menentukan pilihan.

IRA GUSLINA SUFA


10.30 | 0 komentar | Read More

605 Ribu Warga Bengkulu Belum Terekam E-KTP

Written By Unknown on Senin, 11 Maret 2013 | 10.30

Warga lanjut usia menunggu pendataran secara digital saat pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/4). TEMPO/Prima Mulia

Senin, 11 Maret 2013 | 09:37 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Bengkulu Hamka Sabri mengatakan hingga saat ini masih ada  605 ribu  warga Provinsi Bengkulu belum merekam data Elektronik-Kartu Tanda Penduduk (E-KTP). Hal tersebut menunjukan masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk menuntaskan hal tersebut hingga Juni 2013.

"Sebanyak 35 persen dari 1.705 juta penduduk Bengkulu belum terekam data e-KTP," katanya, Senin 11 Maret 2013. Hamka mengatakan target rekam data bagi 605 ribu orang warga Bengkulu ini diharapkan terealisasi dengan dukungan semua pihak, terutama warga yang wajib KTP.

Direktur Informasi Kependudukan Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Sugiarto di Bengkulu mengutarakan, masih terdapat 10 juta orang yang wajib KTP namun belum merekam data E-KTP sehingga perlu percepatan dengan target pada Juni 2013 sudah tuntas.

Ia mengatakan hal itu dalam temu teknis percepatan perekaman data E-KTP yang diikuti dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. "Perekaman data reguler E-KTP tersebut penting dipercepat karena pada 31 Desember 2013 KTP manual tidak berlaku lagi," ungkapnya.

Ia menambahkan apabila perekaman data secara massal sudah tercapai 173 juta warga Indonesia maka perekaman data reguler yang perlu dipercepat.

Lebih lanjut dikatakan Sugiarto, perekaman data reguler sebanyak 10 juta orang tersebut merupakan warga yang memasuki usia peralihan dari 16 tahun ke 17 tahun yang sudah wajib KTP, serta warga yang sudah menikah.

Menurutnya, Secara umum kendala perekaman data E-KTP di Indonesia memiliki kendala yang hampir sama, yakni rendahnya kesadaran masyarakat, minimnya petugas, jarak atau lokasi penduduk di wilayah pedalaman serta peralatan terutama di wilayah Timur dengan medan yang cukup berat.

Meski demikian, dengan keterbatasan tersebut, pihjaknya optimis realisasi percepatan rekam data E-KTP yang ditargetkan hingga Juni 2013 akan terealisasi.

PHESI ESTER JULIKAWATI


10.30 | 0 komentar | Read More

Gubernur Aher 'Curhat' Bentrokan dengan Wartawan  

Senin, 11 Maret 2013 | 10:18 WIB

TEMPO.CO, Bekasi: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 'curhat' saat melerai bentrokan satuan petugas pengamanan pelantikan kepala daerah Kota Bekasi, dengan awak media. Dia meminta agar insiden tersebut tidak menjadikan hukuman dengan tidak mewawancarainya. "Jangan hukum saya," ujar dia, kepada awak media di Kota Bekasi, Ahad 10 Maret 2013. (Baca: Wawancarai Aher, Sejumlah Wartawan Dipukul Petugas)

Aher mengatakan tidak menginstruksikan kepada sejumlah satuan petugas tersebut untuk mengawal ketat saat awak media meliput dirinya. Heryawan malah menginstruksikan agar wartawan segera mewawancarainya seusai jalannya pelantikan wali kota dan wakil wali kota Bekasi terpilih.

Bentrokan dengan wartawan mereda ketika gubernur meminta agar satgas menghentikan pengawalan. Karena sudah terlanjur kesal, sejumlah wartawan sempat mengaku ingin memboikot dan menolak mewawancarai Gubernur. "Saya minta maaf, kalau itu terjadi (insiden)," kata Heryawan.

Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Heryawan menambahkan sejauh ini hubungan suaminya dengan wartawan terjalin baik. Dia mengaku juga mengenal Kota Bekasi lantaran orang tuanya tinggal di kota penyanggah tersebut.

Usai menyatakan maaf, gubernur dan istrinya pun saling bersalaman dengan wartawan. Mereka berharap, insiden ini tidak terulang di kemudian hari.

Sejumlah pewarta di Kota Bekasi memang sempat bentrok dengan para satuan petugas yang ditengarai dari partai politik pendukung wali kota dan wakil wali kota Bekasi terpilih. Insiden itu terjadi saat awak media mewawancarai Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, seusai pelantikan Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu menjadi kepala daerah Kota Bekasi, di Gedung DPRD setempat.

MUHAMMAD GHUFRON

Berita Lainnya:
Kenapa Marak Kejahatan di Jakarta Timur?
Hercules Ditangkap, Premanisme Masih Tinggi
Sushi Juga Bisa Bikin Gemuk
Begini Cara Jokowi Lepaskan Diri dari Hercules


10.30 | 0 komentar | Read More

Alasan Anak Buah Hercules Dekat Lokasi Apel Polisi  

Written By Unknown on Minggu, 10 Maret 2013 | 10.30

Minggu, 10 Maret 2013 | 04:32 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Hercules Rozario Marshal mengemukakan alasan anak buahnya berada di sekitar area apel polisi di Kembangan, Jakarta Barat. "Itu kan memang jalan yang biasa kami lewati," kata dia di tengah jalan menuju ruang tahanan Polda Metro Jaya, Sabtu 9 Maret 2013 malam.

Sebelumnya, Polres Jakarta Barat dan Polda menangkap Hercules dan 46 anak buahnya di kawasan tersebut. Awalnya, Polres menggelar apel karena banyak laporan warga soal pemerasan oleh anggota Hercules.

Apel dipimpin Ajun Komisaris Marbun, Kepala Unit Kriminal Umum Polres. Namun saat apel, kata Juru Bicara Polda, Komisaris Besar Rikwanto, sekelompok anggota Hercules melakukan tindakan yang cenderung melawan petugas dengan memecahkan kaca ruko di belakang pasukan dan merusak salah satu kendaraan operasional petugas.

Setelah itu, pada pukul 17.00, polisi kembali menggelar apel konsolidasi. Kali ini di bawah pimpinan Ajun Komisaris Besar Hengky Haryadi, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres. "Untuk menindak kelompok tersebut," kata Rikwanto.

Tiba-tiba, ada beberapa orang anggota Hercules menggunakan tiga sepeda motor dan satu mobil melintas kencang membawa senjata tajam di depan pasukan. "Mereka mengganggu apel dengan membunyikan sepeda motor keras-keras, melintas di tempat apel dengan acungkan senjata tajam."

Ketika ditanya soal anak buahnya yang disebut-sebut menerima duit keamanan Rp. 25 juta dari pemilik ruko, Hercules berdalih. "Mereka kan punya gaji setiap bulan. Gaji keamanan di situ. Mereka membayar kalau enggak salah Rp. 2 juta sampai Rp. 2,5 juta," kata dia.

ATMI PERTIWI


Berita terpopuler:

Harta Djoko Susilo Berserakan di Mana-mana 
Tiga SPBU Jenderal Djoko Bakal Disita 
Ini yang Bikin Juri Sulit Kritik Fatin 
Modus Pencucian Uang Djoko Dinilai Konvensional 
Hercules Diduga Memeras Hingga Ratusan Juta
Kapolri Dinilai Lemah Bela Anak Buah


10.30 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger